BAB
I
PENDAHULUAN
Kota
Cina merupakan satu-satu situs perkotaan (urban site) pra kebudayaan Islam yang
ditemukan hingga kini di Pulau Sumatera yang secara administratif pemerintahan
terletak di kecamatan Medan Marelan Kota Medan. Situs ini berada pada posisi 3°
43́ N dan 98° 38́ E dan sekitar 1,5
meter dari permukaan laut(dpl). Luas situs ini ini sekitar 30 hektar dari Danau
Siombak sampai Hamparan Perak.
Kota
Cina diyakini merupakan pemukan awal hingga terbentuknya Kota Medan sekarang.
Merupakan bandar niaga yang ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang asing pada
kurun waktu abad ke 12 hingga abad ke 14. Dalam ejarah perkembangan Kota Medan,
maka Kota Cina adalah masa sejarah awal yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Hal ini di sebabkan oleh peranan Kota Cina sebagai bandar niaga yang ramai
dikunjungi sekaligus sebagai tempat bertemunya pedagang asing dengan pemukim
dikawasan Kota Cina juga menunjukkan nilai penting daerah ini bagi ilmu
pengetahuan.
Kota Cina baru disinggung kembali 49 tahun kemudian
yaitu dalamsebuah catatan yang ditulis oleh seorang kontrolir Belanda pada
tahun 1882. Sang
kontrolir
membaca laporan Anderson dan berusaha mencari batu bertulis tersebut,
tetapi
sayang sekali tidak berhasil ditemukannya. Pada tahun 1914, gambaran secara
singkat tentang Kota Cina ini dimuat dalam Oudheidkundige Verslag.
Penghunian
kawasan Kota Cina dapat dibagi menjadi beberapa fase, yaitu
pertama
fase pertumbuhan dan perkembangan pada abad ke-11 hingga ke-12 Masehi, kedua
fase puncak kejayaan perdagangan pada abad ke-13 hingga ke-14
Masehi,
ketiga fase penurunan aktivitas perdagangan pada abad ke-15 hingga ke-
18
Masehi, keempat fase penghunian oleh masyarakat pendatang pada abad ke-19
Masehi
yaitu ketika orang Eropa datang untuk kepentingan politik dan ekonomi,
serta
kelima fase hunian masyarakat sekarang pada abad ke-20 dan ke-21 Masehi
BAB
II
PEMABAHASAN
Menurut masyarakat di sekitar kawasan kota Cina, di
kawasan ini dinamakan kota cina karena dulunya daerah ini merupakan pemukiman
masyarakat cina dan di tempat ini banyak di temukan barang-barang keramik buatan
Cina. Kawasan kota cina merupakan wilayah yang sangat luas sekitar 30 hayang meliputi situs Danau Siombak sampai ke
Hamparan Perak dengan temuan sisa perahu dan fragmen gerabah, situs Kota Cina
dengan temuan struktur bata, batu umpak, fragmen gerabah, fragmen keramik,
fragmen logam, fragmen kaca, dan koin Cina; situs Keramat Pahlawan dengan
temuan struktur bata, fragmen keramik, fragmen gerabah, batu berpahat, dan dua
arca logam; serta situs Lorong IX dengan temuan arca batu, fragmen lingga, dan
fragmen yoni.
Kondisi daerah yang memiliki potensi arkeologis
tersebut saat ini relatif
terabaikan
danterancam rusak akibat perkembangan pembangunan. Di samping
banyak
bagian dari lokasi yang dijadikan lahan pertanian dan perikanan masyarakat
pendatang, permukiman penduduk di kawasan ini pun sudah mulai
padat.
Situasi ini tidak lepas dari pertumbuhan penduduk dan ruang Kota Medan.
Aktivitas
pembangunan permukiman di kawasan Kota Cina bermula pada tahun
1980-an
oleh para pendatang dari daerah padat Kota Medan. Banyak di antara
permukiman
baru tersebut yang didirikan di atas sisa-sisa struktur bata kuna. Selain
pertanian dan permukiman, lahan di kawasan Kota Cina juga dimanfaatkan
sebagai
tempat wisata, yaitu Danau Siombak. Danau ini adalah danau buatan yang
terbentuk
sebagai dampak dari aktivitas pengerukan pasir di areal yang dahulu dikenal
sebagai Paya Pasir. Hasil pengerukan pasir di areal tersebut dimanfaatkan
sebagai
material timbunan jalan tol yang menghubungkan Belawan, Medan, dan
Tanjung
Morawa.
Awalnya, Kota Cina merupakan salah
satu pusat niagadipesisir timur Pulau Sumatera, jugadaerah rawa yang
dipengaruhi oleh pasang surut dan pasang naik air laut. Proses sedimentasi yang
bergerak cepat akhirnya mengubah kawasan ini menjadi daratan yang jauh dari
laut seperti kondisinya sekarang, sekitar 8 Km dari Muara Sungai Deli di Selat
Malaka. Hal tersebut juga diketahui dari adanya lapisan budaya setebal 120 cm
-- 140 cm yang berisi artefak berumur 800 tahun pada setiap kotak ekskavasi dan
adanya sedimen kerang. Selain itu, lapisan yang steril dari tinggalan budaya
masa lalu dalam kotak-kotak ekskavasi di daerah ini umumnya setelah kedalaman
140 cm.
Kota Cina dulunya sebagai Bandar Labuhan
Internasional, dimana adanya kontak pelayaran dan perdagangan mempertemukan
masyarakat pedalaman yang menghasilkan berbagai komoditas yang diperlukan
pendatang dari berbagai penjuru dunia dengan kelompok masyarakat pedagang dari
luar Sumatera. Berbagai kebutuhan masyarakat setempat juga dipenuhi oleh
pedagang-pedagang yang datang membawa berbagai barang.
Menurut masyarakat di sekitar kawasan kota Cina, kawasan
ini merupakan pelabuhan pertama kota Medan yaitu pada abad 12-14 M. Pendapat
itu dibuktikan dengan ditemukan alat pertukangan, perniagaan, peribadatan
seperti kapur barus, kemenyan, damar, gading, cula badak, kaca, tembikar halus,
manik-manik batu, keramik batu, koin emas, emas(anting-anting dan cincin),
besi, logam dan tempat pelebur logam cair, arca batu dari India Selatan(Tamil)
dan patung- patung Hindu Buddha yang di perkirakan adalah patung agama Hindu
atau Buddha. Barang-barang temuan ini merupakan barang-barang yang
diperjualbelikan oleh berbagai pedagang seperti dari Cina, India, Thailand,
Eropa. Aktivitas hubungan dagang melalui jalur laut khususnya, serta aktivitas
maritim secara umum di pesisir timur Pulau Sumatera, tidak dapat di pisahkan
dari letak strategis lokasi situs yang menghadap ke selat Malaka. Selat Malaka
merupakan jalur perdagangan laut yang ramai dalam rentang waktu yang panjang.
Perdagangan melalui laut memanfaatkan kemajuan teknologi pelayaran melalui
penggunaan perahu-perahu dagang besar dengan memanfaatkan navigasi angin muson.
Selat Malaka merupakan jalur sutera laut yang pada awalnya merupakan jalur
perdagangan alternatif setelah jalur sutera darat yang menghubungkan Cina
dengan daerah India. Seiring dengan perjalanan waktu serta perkembangan
teknologi pelayaran, Selat Malaka menjadi jalur perdagangan utama menuju daerah
penghasil rempah-rempah, kapur barus, kemenyan, emas maupun barang niaga
lainnya di wilayah nusantara.
NB : jika ingin
mengcopy paste harap cantumkan sumber juga ya ^^
http://sarinahwiwid.blogspot.co.id/2017/01/sejarah-perkotaan-sejarah-kota-cina.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar