Jumat, 13 Januari 2017

SEJARAH PERKOTAAN : SEJARAH SITUS KOTA CINA



BAB I
PENDAHULUAN
Kota Cina merupakan satu-satu situs perkotaan (urban site) pra kebudayaan Islam yang ditemukan hingga kini di Pulau Sumatera yang secara administratif pemerintahan terletak di kecamatan Medan Marelan Kota Medan. Situs ini berada pada posisi 3° 43́  N dan 98° 38́ E dan sekitar 1,5 meter dari permukaan laut(dpl). Luas situs ini ini sekitar 30 hektar dari Danau Siombak sampai Hamparan Perak.
Kota Cina diyakini merupakan pemukan awal hingga terbentuknya Kota Medan sekarang. Merupakan bandar niaga yang ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang asing pada kurun waktu abad ke 12 hingga abad ke 14. Dalam ejarah perkembangan Kota Medan, maka Kota Cina adalah masa sejarah awal yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini di sebabkan oleh peranan Kota Cina sebagai bandar niaga yang ramai dikunjungi sekaligus sebagai tempat bertemunya pedagang asing dengan pemukim dikawasan Kota Cina juga menunjukkan nilai penting daerah ini bagi ilmu pengetahuan.
Kota Cina baru disinggung kembali 49 tahun kemudian yaitu dalamsebuah catatan yang ditulis oleh seorang kontrolir Belanda pada tahun 1882. Sang
kontrolir membaca laporan Anderson dan berusaha mencari batu bertulis tersebut,
tetapi sayang sekali tidak berhasil ditemukannya. Pada tahun 1914, gambaran secara singkat tentang Kota Cina ini dimuat dalam Oudheidkundige Verslag.

            Penghunian kawasan Kota Cina dapat dibagi menjadi beberapa fase, yaitu
pertama fase pertumbuhan dan perkembangan pada abad ke-11 hingga ke-12 Masehi, kedua fase puncak kejayaan perdagangan pada abad ke-13 hingga ke-14
Masehi, ketiga fase penurunan aktivitas perdagangan pada abad ke-15 hingga ke-
18 Masehi, keempat fase penghunian oleh masyarakat pendatang pada abad ke-19
Masehi yaitu ketika orang Eropa datang untuk kepentingan politik dan ekonomi,
serta kelima fase hunian masyarakat sekarang pada abad ke-20 dan ke-21 Masehi
BAB II
PEMABAHASAN

Menurut masyarakat di sekitar kawasan kota Cina, di kawasan ini dinamakan kota cina karena dulunya daerah ini merupakan pemukiman masyarakat cina dan di tempat ini banyak di temukan barang-barang keramik buatan Cina. Kawasan kota cina merupakan wilayah yang sangat luas sekitar 30  hayang meliputi situs Danau Siombak sampai ke Hamparan Perak dengan temuan sisa perahu dan fragmen gerabah, situs Kota Cina dengan temuan struktur bata, batu umpak, fragmen gerabah, fragmen keramik, fragmen logam, fragmen kaca, dan koin Cina; situs Keramat Pahlawan dengan temuan struktur bata, fragmen keramik, fragmen gerabah, batu berpahat, dan dua arca logam; serta situs Lorong IX dengan temuan arca batu, fragmen lingga, dan fragmen yoni.
Kondisi daerah yang memiliki potensi arkeologis tersebut saat ini relatif
terabaikan danterancam rusak akibat perkembangan pembangunan. Di samping
banyak bagian dari lokasi yang dijadikan lahan pertanian dan perikanan masyarakat pendatang, permukiman penduduk di kawasan ini pun sudah mulai
padat. Situasi ini tidak lepas dari pertumbuhan penduduk dan ruang Kota Medan.
Aktivitas pembangunan permukiman di kawasan Kota Cina bermula pada tahun
1980-an oleh para pendatang dari daerah padat Kota Medan. Banyak di antara
permukiman baru tersebut yang didirikan di atas sisa-sisa struktur bata kuna. Selain pertanian dan permukiman, lahan di kawasan Kota Cina juga dimanfaatkan
sebagai tempat wisata, yaitu Danau Siombak. Danau ini adalah danau buatan yang
terbentuk sebagai dampak dari aktivitas pengerukan pasir di areal yang dahulu dikenal sebagai Paya Pasir. Hasil pengerukan pasir di areal tersebut dimanfaatkan
sebagai material timbunan jalan tol yang menghubungkan Belawan, Medan, dan
Tanjung Morawa.
            Awalnya, Kota Cina merupakan salah satu pusat niagadipesisir timur Pulau Sumatera, jugadaerah rawa yang dipengaruhi oleh pasang surut dan pasang naik air laut. Proses sedimentasi yang bergerak cepat akhirnya mengubah kawasan ini menjadi daratan yang jauh dari laut seperti kondisinya sekarang, sekitar 8 Km dari Muara Sungai Deli di Selat Malaka. Hal tersebut juga diketahui dari adanya lapisan budaya setebal 120 cm -- 140 cm yang berisi artefak berumur 800 tahun pada setiap kotak ekskavasi dan adanya sedimen kerang. Selain itu, lapisan yang steril dari tinggalan budaya masa lalu dalam kotak-kotak ekskavasi di daerah ini umumnya setelah kedalaman 140 cm.

Kota Cina dulunya sebagai Bandar Labuhan Internasional, dimana adanya kontak pelayaran dan perdagangan mempertemukan masyarakat pedalaman yang menghasilkan berbagai komoditas yang diperlukan pendatang dari berbagai penjuru dunia dengan kelompok masyarakat pedagang dari luar Sumatera. Berbagai kebutuhan masyarakat setempat juga dipenuhi oleh pedagang-pedagang yang datang membawa berbagai barang.
Menurut masyarakat di sekitar kawasan kota Cina, kawasan ini merupakan pelabuhan pertama kota Medan yaitu pada abad 12-14 M. Pendapat itu dibuktikan dengan ditemukan alat pertukangan, perniagaan, peribadatan seperti kapur barus, kemenyan, damar, gading, cula badak, kaca, tembikar halus, manik-manik batu, keramik batu, koin emas, emas(anting-anting dan cincin), besi, logam dan tempat pelebur logam cair, arca batu dari India Selatan(Tamil) dan patung- patung Hindu Buddha yang di perkirakan adalah patung agama Hindu atau Buddha. Barang-barang temuan ini merupakan barang-barang yang diperjualbelikan oleh berbagai pedagang seperti dari Cina, India, Thailand, Eropa. Aktivitas hubungan dagang melalui jalur laut khususnya, serta aktivitas maritim secara umum di pesisir timur Pulau Sumatera, tidak dapat di pisahkan dari letak strategis lokasi situs yang menghadap ke selat Malaka. Selat Malaka merupakan jalur perdagangan laut yang ramai dalam rentang waktu yang panjang. Perdagangan melalui laut memanfaatkan kemajuan teknologi pelayaran melalui penggunaan perahu-perahu dagang besar dengan memanfaatkan navigasi angin muson. Selat Malaka merupakan jalur sutera laut yang pada awalnya merupakan jalur perdagangan alternatif setelah jalur sutera darat yang menghubungkan Cina dengan daerah India. Seiring dengan perjalanan waktu serta perkembangan teknologi pelayaran, Selat Malaka menjadi jalur perdagangan utama menuju daerah penghasil rempah-rempah, kapur barus, kemenyan, emas maupun barang niaga lainnya di wilayah nusantara.



 NB : jika ingin mengcopy paste harap cantumkan sumber juga ya ^^ 
http://sarinahwiwid.blogspot.co.id/2017/01/sejarah-perkotaan-sejarah-kota-cina.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Korespondensi Cina Di Hindia Belanda 1865-1949

Korespondensi Cina Di Hindia Belanda, 1865-1949 SIEM TJONG HAN, M.D . Artikel ini merupakan upaya untuk menggambarkan beberapa aspek ...