Indocina atau Semenanjung India adalah wilayah Asia
Tenggara. Indocina juga biasanya dikenal dengan nama Asia Tenggara Daratan
(ATD) karena wilayah-wilayah nya berpa Daratan luas. Disebut Indocina karena
berada di Timur di sebelah Timur India dan di Selatan Cina. Negara-negara yang
termasuk kedalam Indocina yaitu Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam dan burma
(Myanmar). Selain berada diantara India dan Cina, negara-negara ini memiliki budaya
yang erat degan Indocina. Seperti nama Vietnam yang memiliki pengaruh dari
budaya Cina , Kamboja, Laos dan Thailand memiliki pengaruh dari India.
Penduduk
di kawasan Indocina
Para
ahli dewasa ini menyatakan bahwa migrasi orang-orang Austronesia kemungkinan
terjadi dalam era yang jauh lebih tua, migrasi itu telah berlangsung mulai
kurun waktu 6000 SM hingga awal tarikh Masehi. Akibat mendapat desakan dari
pergerakan bangsa-bangsa di Asia Tengah, orang-orang pengembang kebudayaan
Austronesia bermigrasi dan akhirnya menetap di wilayah Yunnan, salah satu
daerah di Cina Selatan. Kemudian berangsur-angsur mereka menyebar memenuhi
seluruh daratan Asia Tenggara hingga mencapai pantai. Selama kehidupannya di
wilayah Asia Tenggara daratan sambil mengembangkan kebudayaannya yang diperoleh
dalam pengalaman kehidupan mereka.
Pada
sekitar tahun 3000-2500 BC, orang-orang Austronesia mulai berlayar menyeberangi
lautan menuju Taiwan dan kepulauan Filipina. Diaspora Austronesia berlangsung
terus hingga tahun 2500 SM mereka mulai memasuki Sulawesi, Kalimantan dan
pulau-pulau lain di sekitarnya. Dalam sekitar tahun 2000 SM kemungkinan mereka
telah mencapai Maluku dan Papua. Dalam masa yang sama itu pula orang-orang
Austronesia dari daratan Asia Tenggara berangsur-angsur memasuki Semenanjung
Malaysia dan pulau-pulau bagian barat Indonesia. Migrasi ke arah pulau-pulau di
Pasifik berlanjut terus hingga sekitar tahun 500 SM hingga awal dihitungnya
tarikh Masehi.
Ketika
migrasi telah mulai jarang dilakukan, dan orang-orang Austronesia telah menetap
dengan ajeg di beberapa wilayah Asia Tenggara, terbukalah kesempatan untuk
lebih mengembangkan kebudayaan secara lebih baik lagi. Berdasarkan temuan
artefaknya, dapat ditafsirkan bahwa antara abad ke-5 SM hingga abad ke-2 M, terdapat
bentuk kebudayaan yang didasarkan kepada kepandaian seni tuang perunggu,
dinamakan Kebudayaan Dong-son. Penamaan itu diberikan atas dasar kekayaan situs
Dong-son dalam beragam artefaknya, semuanya artefak perunggu yang ditemukan
dalam jumlah besar dengan bermacam bentuknya. Dong-son sebenarnya nama situs
yang berada di daerah Thanh-hoa, di pantai wilayah Annam (Vietnam bagian
utara). Hasil-hasil artefak perunggu yang bercirikan ornament Dong-son
ditemukan tersebar meluas di hampir seluruh kawasan Asia Tenggara, dari Myanmar
hingga kepulauan Kei di Indonesia timur.
A. KEBUDAYAAN
ASLI ASIA TENGGARA (BUDAYA AUSTRONESIA)
Bermacam
artefak perunggu yang mempunyai ciri Kebudayaan Dong-son, contohnya nekara
dalam berbagai ukuran, moko (tifa perunggu), candrasa (kampak upacara), pedang
pendek, pisau pemotong, bejana, boneka, dan kampak sepatu. Ciri utama dari
artefak perunggu Dong-son adalah kaya dengan ornamen, bahkan pada beberapa
artefak hampir seluruh bagiannya penuh ditutupi ornamen.
Hal
itu menunjukkan bahwa para pembuatnya, orang-orang Dong-son (senimannya)
memiliki selera estetika yang tinggi (Wagner 1995: 25—26). Kemahiran seni tuang
perunggu dan penambahan bentuk ornamen tersebut kemudian ditularkan kepada
seluruh seniman sezaman di wilayah Asia Tenggara, oleh karenanya artefak
perunggu Dong-son dapat dianggap sebagai salah satu peradaban pengikat bangsa-bangsa
Asia Tenggara.
Seorang
ahli sejarah Kebudayaan bernama J.L.A.Brandes pernah melakukan kajian yang
mendalam tentang perkembangan kebudayaan Asia Tenggara dalam masa
proto-sejarah. Brandes menyatakan bahwa penduduk Asia Tenggara daratan ataupun
kepulauan telah memiliki 10 kepandaian yang meluas di awal tarikh Masehi
sebelum datangnya pengaruh asing, yaitu:
1.
Telah dapat membuat figur boneka
2.
Mengembangkan seni hias ornamen
3.
Mengenal pengecoran logam
4.
Melaksanakan perdagangan barter
5.
Mengenal instrumen musik
6.
Memahami astronomi
7.
Menguasai teknik navigasi dan pelayaran
8.
Menggunakan tradisi lisan dalam
menyampaikan pengetahuan
9.
Menguasai teknik irigasi
10.
Telah mengenal tata masyarakat yang
teratur
Pencapaian
peradaban tersebut dapat diperluas lagi setelah kajian-kajian terbaru tentang
kebudayaan kuno Asia Tenggara yang telah dilakukan oleh G.Coedes. Beberapa
pencapaian manusia Austronesia penghuni Asia Tenggara sebelum masuknya
kebudayaan luar.
Di bidang
kebudayaan materi telah mampu :
• Kemahiran
mengolah sawah, bahkan dalam bentuk terassering dengan teknik irigasi yang
cukup maju
• Mengembangkan peternakan kerbau dan sapi
• Telah menggunakan peralatan logam
• Menguasai navigasi secara baik
• Mengembangkan peternakan kerbau dan sapi
• Telah menggunakan peralatan logam
• Menguasai navigasi secara baik
Pencapaian
di bidang sosial :
• Menghargai
peranan wanita dan memperhitungkan keturunan berdasarkan garis ibu
• Mengembangkan organisasi sistem pertanian dengan pengaturan irigasinya
• Mengembangkan organisasi sistem pertanian dengan pengaturan irigasinya
Pencapaian di bidang religi :
• Memuliakan
tempat-tempat tinggi sebagai lokasi yang suci dan keramat
• Pemujaan kepada arwah nenek moyang/leluhur (ancestor worship)
• Mengenal penguburan kedua (secondary burial) dalam gentong, tempayan, atau sarkopagus.
• Pemujaan kepada arwah nenek moyang/leluhur (ancestor worship)
• Mengenal penguburan kedua (secondary burial) dalam gentong, tempayan, atau sarkopagus.
B. KEPERCAYAAN YANG BERKEMBANG SETELAH KEDATANGAN INDIA DAN CINA
Sebelum pengaruh India Cina berkembang di Asia
Tenggara, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu
pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan
dinamisme). Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang,
bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan
asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur
penyembahan roh nenek moyang.
Hal ini tampak pada fungsi candi di Asia Tenggara
khususnya Indonesia.
C. PENGARUH POLITIK INDIA DAN CINA
C. PENGARUH POLITIK INDIA DAN CINA
Penyebaran pengaruh Hindu-Buddha di Asia Tenggara
mengubah pola kehidupan masyarakat di kawasan itu, terutama dalam kehidupan
politik, agama, dan sosial. Kehidupan politik mencakup pemerintahan dan
pengaturan masyarakat. Kehidupan beragama tercermin dari corak kepercayaan dan
tata ibadah. Kehidupan sosial mencakup penataan kelompok dalam masyarakat.
Dalam Hindu-Buddha, kedudukan raja amat sakral sehingga tidak bisa disamakan
dengan manusia biasa. Raja sudah ditentukan oleh dewa, bahkan raja dapat
ditempatkan sebagai anak atau penjelmaan dewa. Kedudukan raja dalam Hindusime
diungkapkan dengan istilah devaraja (raja yang menjadi dewa). Dalam Buddhisme
raja diungkapkan sebagai cakravartin (penguasa alam semesta).
KERAJAAN-KERAJAAN
BERCORAK HINDU-BUDDHA DI ASIA TENGGARA:
=>Funan -
sekarang Kampuchea, berpusat di Oc-eo - tenggara Pnom Penh (100 - 613 SM).
Pusat perdagangan di tengah jalur niaga India dan Cina.
=>Chenia - sekarang Kampuchea, berpusat di Vyadapura - propinsi Kompong Thom (550 - 800 M). Sempat mendapat serangan dari kerajaan Syailendra (Jawa) sehingga pusat kerajaan pindah ke pedalaman.
=>Champa - sekarang Vetnam, berpusat di Indrapura - propinsi Quang Nam (600 -900 M). Merebut sebagian wilayah Chenla sehingga mencakup Laos dan Kampuchea.
=>Dvaravati - sekarang Thailand, berpusat di Nakhon Pathon - timur laut Bangkok (600 - 1000 M). Berada di bawah kekuasaan kerajaan Khmer.
=>Khmer - sekarang Kampuchea, berpusat di Angkor - utara Pnom Penh (800 - 1200 M). Meliputi Myanmar dan Indocina.
=>Bagan - sekarang Myanmar, berpusat di Bagan - utara Yangoon (1000 - 1200 M). Runtuh oleh serangan pasukan Mongol dibawah pimpinan Kubilai Khan.
=>Chenia - sekarang Kampuchea, berpusat di Vyadapura - propinsi Kompong Thom (550 - 800 M). Sempat mendapat serangan dari kerajaan Syailendra (Jawa) sehingga pusat kerajaan pindah ke pedalaman.
=>Champa - sekarang Vetnam, berpusat di Indrapura - propinsi Quang Nam (600 -900 M). Merebut sebagian wilayah Chenla sehingga mencakup Laos dan Kampuchea.
=>Dvaravati - sekarang Thailand, berpusat di Nakhon Pathon - timur laut Bangkok (600 - 1000 M). Berada di bawah kekuasaan kerajaan Khmer.
=>Khmer - sekarang Kampuchea, berpusat di Angkor - utara Pnom Penh (800 - 1200 M). Meliputi Myanmar dan Indocina.
=>Bagan - sekarang Myanmar, berpusat di Bagan - utara Yangoon (1000 - 1200 M). Runtuh oleh serangan pasukan Mongol dibawah pimpinan Kubilai Khan.
D. PENGARUH
INDIA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan sosial masyarakat di Asia Tenggara
mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Asia
Tenggara menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi
perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi Austronesia sendiri. Masuknya
pengaruh India di Asia Tenggara menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman
terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum
dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan
sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong. Dalam
perkembangannya kehidupan sosial masyarakat distratifikasikan berdasarkan kasta
dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta).
E. PENGARUH CINA DALAM PEREKONOMIAN
Perekonomian bangsa-bangsa Asia Tenggara sudah
ada sebelum kedatangan bangsa barat. Yaitu jalur sutera yang merupakan jalur
darat yang berawal dari Cina melintas Asia Tenggara dan berahir dilaut tengah.
Perjalanan ke Eropah dilanjutkan dengan kapal. Jalur kedua adalah jalur laut
yang dimulai dari Cina, melalui Asia Tenggara dan berahir di Asia Timur. Motor
dari jalur laut ini adalah hembusan angin yang berganti arah secara teratur
sebagai angin musim setiap tahun. Akibat dari jalur laut ini muncullah
kota-kota dagang penting (emporium) seperti Aden, Bandar Abas, Kalikut, Malaka,
Kanton dan sebagainya.
Malaka merupakan pelabuhan besar yang penting di Asia
Tenggara yang diperkirakan sudah berdiri sekitar tahun 1400 dan merupakan
bandar dagang yang memiliki gudang-gudang besar. Komoditi yang diperdagangkan
terutama adalah rempah-rempah dari maluku, lada dari Sumatera, beras dari Jawa.
Selain itu terdapat pula pelabuhan penting lainnya seperti Banten, Tuban,
Gresik, Surabaya. Para penguasa pelabuhan berdiam didalam kota yang dikelilingi
benteng demi kemanan. Mereka menerima upeti atau pajak dari para pedagang
dikota pelabuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar