Jumat, 13 Januari 2017

PIDATO : Mahasiswa Sebagai Kaum Intelektual untuk Merubah Bangsa.

Assalammualaikum Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Kepada Ibu dosen yang saya hormati, dan teman-teman sekalian yang saya banggakan.
Pada kesempatan ini  saya ingin menyampaikan sedikit pidato singkat mengenai peranan mahasiswa sebagai pemuda dalam kontribusinya terhadap bangsa. Mahasiswa mempunyai tugas yang lebih mulia, jika dibandingkan dengan siswa yang hanya berkewajiban mengejar indeks pemahaman individu dan nilai tinggi, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar yakni kepada bangsa dan masyarakat. Tentunya pola pikir yang diharapkan pun jauh berbeda dengan saat masih menjadi siswa. Maka sejatinya yang menentukan keberhasilan mahasiswa bukanlah kemampuan saat ia masuk perguruan tinggi tetapi apa yang mahasiswa lakukan setelah ia lulus dari perguruan tinggi.
Hadirin sekalian yang saya hormati.. Berbicara soal negara kita, negara Indonesia tercinta tentu tidak akan ada habisnya. Ini bukan soal kenaifan ataupun kesok pedulian, tapi ini tentang kesadaran, kesadaran yang hanya akan subur jika pemiliknya mau menyuburkannya. Lalu bagaimana dengan peranan seorang mahasiswa? Sebenarnya ada sebab mengapa kita menjadi mahasiswa. Semua pasti sudah tertulis dalam takdir, secara tidak langsung Tuhan telah memilih kita untuk menjadi pejuang intelektual dan moral karena mahasiswa adalah golongan yang paling menyentuh ranah masyarakat umum, paling dekat dengan dua sisi berbeda, antara bawah dan atas, antara kanan dan kiri dan antara kedamaian dan ketidakadilan. mahasiswa mempunyai tiga peranan utama dalan kehidupan berbangsa dan bernegara yakni sebagai agent of change , iron stock, dan social control. Sebagai agent of change mahasiswa dipersiapkan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik namun dengan tidak melupakan nilai-nilai luhur bangsa dan jiwa pancasila sebagai dasar fundamental. Sebagai iron stock mahasiswa sebagai pemuda bangsa nantinya akan menjadi pengganti pemerintah dalam menjalankan roda kepemimpinan di Indonesia, jadi sebaiknya kecerdasan dan semangat tinggi yang dimiliki para pemuda saat ini di imbangi dengan penguatan karakter bangsa dalam diri dan kebijakan dalam bertindak. Trakhir sebagai social control mahasiswa sebagai kaum intelek turut mengawasi kebijakan public dan turut membantu masyarakat menyuarakan kesejahteraan demi terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat dan tertib serta adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dunia kampus adalah miniature kehidupan bernegara. Berbeda dengan dunia sekolah yang hanya berisi kegiatan belajar mengajar, di tingkat perguruan tinggi banyak sekali terselanggara berbagai kegiatan mulai dari kegiatan internal kampus hingga kegiatan eksternal kampus. Maka dari itu, sebaiknya jika kawan-kawan tertarik mengikuti, pilihlah dengan bijak kegiatan yang kawan-kawan anggap sesuai dan tidak mengganggu kegiatan perkuliahan, karena perlu diingat kawan-kawan tugas utama mahasiswa adalah kuliah yang merupakan amanah dari orang tua kita.
Hadirin sekalian yang saya hormati..
Menyambung peran mahasiswa sebagai pejuang intelektual dan moral, sangat jelas apa tugas kita dan apa misi kita seharusnya. Dimana kemudian tugas itulah yang menjadi kontribusi kita terhadap bangsa. Tugas yang pertama adalah sebagai pejuang intelektual. Mahasiswa belajar, belajar untuk mengejar, mengejar ketertinggalan, menambah pengalaman, mencari seribu alasan untuk berpikir lebih ke depan, mencari jawaban dari setiap permasalahan, dan kemudian memberi solusi untuk penyelesaian sebagai pembuka jalan! Tidak perlu memikirkan betapa sulitnya itu karena dimana ada kemauan pasti ada jalan.
Kemudian tugas yang kedua adalah sebagai pejuang moral. Saat belajar dan tahu tentang sebuah kebenaran, sebagai pemuda yang cenderung mempunyai sikap lebih kritis dan idiologis sudah seharusnya ada pergerakan moral di dalam pergerakan pembelajaran kita. Moral bukan hanya kita harus berkata jujur, berprilaku yang baik dan lain-lain tapi bagaimana kita menyikapi sesuatu yang benar-benar kita harus peduli atau memiliki arti lebih dibandingkan hal lain yang tentunya kita harus berkorban dengan mengambil resiko.
Dan yang terpenting kita yakin bahwa tidak ada perbuatan baik yang sia-sia . Sebagai kalangan yang paling dekat dengan masyarakat, sudah pasti kita memiliki peranan pembawa pesan moral bagi masyarakat. Begitu juga kepada pemerintah, sebagai mahasiswa yang kritis, kita juga mesti membawa pesan moral. Sebagai pejuang moral tentu tanggungjawabnya langsung pada pengaplikasian sehari-hari. Bagaimana seorang mahasiswa bersikap dan menanggapi persoalan dengan tenang namun tetap kritis. Bagaimana seorang mahasiswa tidak diam, ketika melihat penyimpangan dan ketimpangan keadilan. Dimana ada rasa memiliki sebuah bangsa, mencintai dan menghargai. Bagaimana seorang mahasiswa mesti menjadi yang terdepan dalam perihal empati terhadap sesame hingga pergerakan perjuangan moral akan lebih terasa manfaatnya.
Dalam perjalanannya, mahasiswa seharusnya mampu berpikir dengan berbagai sudut pandang. Melihat suatu hal dari sisi yang berbeda. Kita harus sesekali bisa menyisakan waktu untuk otak dan hati kita berembuk, meresapi apa yang sedang terjadi hari ini, esok ataupun lusa. Memikirkan hal yang tidak tersentuh oleh masyarakat umumnya, memikirkan apa yang harus dilakukan sebagai bagian dari anak negeri. Kita bisa memulai dari diri kita sendiri, dengan membangkitkan benih-benih empati, menyuburkan ladang simpatik di hati kita. Lalu memikirkannya apakah ini sudah benar atau masih menyimpang, dan membuat mimpi untuk masa depan sebagai wujud penolakan dari penyimpangan yang terjadi masa kini. Dan untuk masa kini? Berbuatlah sekuat kita mampu berbuat, hal sekecil apapun terhadap sesama, itulah fase-fase kita berusaha untuk menyuburkan rasa kesadaran sebagai seorang pemuda.
Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ingin mengatakan kepada kita semua untuk merenungkan peranan kita sebagai mahasiswa yang seharusnya kita sadari. Tidak perlu melangkah terlalu jauh untuk mengabdi kepada masyarakat cukuplah di ruang lingkup kita terlebih dahulu. Dan saya yakin ribuan mahasiswa di Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia tentunya memiliki ciri khas yang berbeda-beda pula dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia ke depan.
Jangan pernah tanya apa yang telah Negara berikan kepada kita tetapi apa yang telah kita berikan kepada Negara.
Demikianlah hadirin sekalian pidato singkat dari saya, mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua.
HIDUP MAHASISWA!!!
Assalamu'alaikum wr.wb

3 komentar:

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Korespondensi Cina Di Hindia Belanda 1865-1949

Korespondensi Cina Di Hindia Belanda, 1865-1949 SIEM TJONG HAN, M.D . Artikel ini merupakan upaya untuk menggambarkan beberapa aspek ...