Assalammualaikum Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Kepada Ibu dosen yang saya hormati, dan teman-teman
sekalian yang saya banggakan.
Pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan sedikit pidato singkat mengenai peranan mahasiswa sebagai pemuda
dalam kontribusinya terhadap bangsa. Mahasiswa mempunyai tugas yang
lebih mulia, jika dibandingkan dengan siswa yang hanya berkewajiban mengejar
indeks pemahaman individu dan nilai tinggi, mahasiswa mempunyai tanggung jawab
yang lebih besar yakni kepada bangsa dan masyarakat. Tentunya
pola pikir yang diharapkan pun jauh berbeda dengan saat masih menjadi siswa.
Maka sejatinya yang menentukan keberhasilan mahasiswa bukanlah kemampuan saat
ia masuk perguruan tinggi tetapi apa yang mahasiswa lakukan setelah ia lulus
dari perguruan tinggi.
Hadirin sekalian yang saya hormati.. Berbicara soal negara
kita, negara Indonesia tercinta tentu tidak akan ada habisnya. Ini bukan soal
kenaifan ataupun kesok pedulian, tapi ini tentang kesadaran, kesadaran yang
hanya akan subur jika pemiliknya mau menyuburkannya. Lalu bagaimana dengan
peranan seorang mahasiswa? Sebenarnya ada sebab mengapa kita menjadi mahasiswa.
Semua pasti sudah tertulis dalam takdir, secara tidak langsung Tuhan telah
memilih kita untuk menjadi pejuang intelektual dan moral karena mahasiswa
adalah golongan yang paling menyentuh ranah masyarakat umum, paling dekat
dengan dua sisi berbeda, antara bawah dan atas, antara kanan dan kiri dan
antara kedamaian dan ketidakadilan. mahasiswa mempunyai tiga peranan utama dalan
kehidupan berbangsa dan bernegara yakni sebagai agent of change , iron stock,
dan social control. Sebagai agent of change mahasiswa dipersiapkan untuk
membuat perubahan ke arah yang lebih baik namun dengan tidak melupakan
nilai-nilai luhur bangsa dan jiwa pancasila sebagai dasar fundamental. Sebagai
iron stock mahasiswa sebagai pemuda bangsa nantinya akan menjadi pengganti
pemerintah dalam menjalankan roda kepemimpinan di Indonesia, jadi sebaiknya
kecerdasan dan semangat tinggi yang dimiliki para pemuda saat ini di imbangi
dengan penguatan karakter bangsa dalam diri dan kebijakan dalam bertindak. Trakhir sebagai social control mahasiswa sebagai
kaum intelek turut mengawasi kebijakan public dan turut membantu masyarakat
menyuarakan kesejahteraan demi terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara
yang sehat dan tertib serta adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dunia kampus adalah
miniature kehidupan bernegara. Berbeda dengan dunia sekolah yang hanya berisi
kegiatan belajar mengajar, di tingkat perguruan tinggi banyak sekali
terselanggara berbagai kegiatan mulai dari kegiatan internal kampus hingga
kegiatan eksternal kampus. Maka dari itu, sebaiknya jika kawan-kawan tertarik
mengikuti, pilihlah dengan bijak kegiatan yang kawan-kawan anggap sesuai dan
tidak mengganggu kegiatan perkuliahan, karena perlu diingat kawan-kawan tugas
utama mahasiswa adalah kuliah yang merupakan amanah dari orang tua kita.
Hadirin sekalian
yang saya hormati..
Menyambung peran mahasiswa sebagai pejuang intelektual dan moral,
sangat jelas apa tugas kita dan apa misi kita seharusnya. Dimana kemudian tugas
itulah yang menjadi kontribusi kita terhadap bangsa. Tugas yang pertama adalah
sebagai pejuang intelektual. Mahasiswa belajar, belajar untuk mengejar,
mengejar ketertinggalan, menambah pengalaman, mencari seribu alasan untuk
berpikir lebih ke depan, mencari jawaban dari setiap permasalahan, dan kemudian
memberi solusi untuk penyelesaian sebagai pembuka jalan! Tidak perlu memikirkan
betapa sulitnya itu karena dimana ada kemauan pasti ada jalan.
Kemudian tugas yang kedua adalah sebagai pejuang moral. Saat belajar
dan tahu tentang sebuah kebenaran, sebagai pemuda yang cenderung mempunyai
sikap lebih kritis dan idiologis sudah seharusnya ada pergerakan moral di dalam
pergerakan pembelajaran kita. Moral bukan hanya kita harus berkata jujur,
berprilaku yang baik dan lain-lain tapi bagaimana kita menyikapi sesuatu yang
benar-benar kita harus peduli atau memiliki arti lebih dibandingkan hal lain
yang tentunya kita harus berkorban dengan mengambil resiko.
Dan yang terpenting kita yakin bahwa tidak ada perbuatan baik yang
sia-sia . Sebagai kalangan yang paling dekat dengan masyarakat, sudah pasti
kita memiliki peranan pembawa pesan moral bagi masyarakat. Begitu juga kepada
pemerintah, sebagai mahasiswa yang kritis, kita juga mesti membawa pesan moral.
Sebagai pejuang moral tentu tanggungjawabnya langsung pada pengaplikasian
sehari-hari. Bagaimana seorang mahasiswa bersikap dan menanggapi persoalan
dengan tenang namun tetap kritis. Bagaimana seorang mahasiswa tidak diam,
ketika melihat penyimpangan dan ketimpangan keadilan. Dimana ada rasa memiliki
sebuah bangsa, mencintai dan menghargai. Bagaimana seorang mahasiswa mesti
menjadi yang terdepan dalam perihal empati terhadap sesame hingga pergerakan
perjuangan moral akan lebih terasa manfaatnya.
Dalam perjalanannya, mahasiswa seharusnya mampu berpikir dengan
berbagai sudut pandang. Melihat suatu hal dari sisi yang berbeda. Kita harus
sesekali bisa menyisakan waktu untuk otak dan hati kita berembuk, meresapi apa
yang sedang terjadi hari ini, esok ataupun lusa. Memikirkan hal yang tidak
tersentuh oleh masyarakat umumnya, memikirkan apa yang harus dilakukan sebagai
bagian dari anak negeri. Kita bisa memulai dari diri kita sendiri, dengan
membangkitkan benih-benih empati, menyuburkan ladang simpatik di hati kita.
Lalu memikirkannya apakah ini sudah benar atau masih menyimpang, dan membuat
mimpi untuk masa depan sebagai wujud penolakan dari penyimpangan yang terjadi
masa kini. Dan untuk masa kini? Berbuatlah sekuat kita mampu berbuat, hal
sekecil apapun terhadap sesama, itulah fase-fase kita berusaha untuk
menyuburkan rasa kesadaran sebagai seorang pemuda.
Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ingin mengatakan kepada kita
semua untuk merenungkan peranan kita sebagai mahasiswa yang seharusnya kita
sadari. Tidak perlu melangkah terlalu jauh untuk mengabdi kepada masyarakat
cukuplah di ruang lingkup kita terlebih dahulu. Dan saya yakin ribuan mahasiswa
di Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia tentunya memiliki ciri khas yang
berbeda-beda pula dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia ke depan.
“Jangan pernah
tanya apa yang telah Negara berikan kepada kita tetapi apa yang telah kita
berikan kepada Negara”.
Demikianlah
hadirin sekalian pidato singkat dari saya, mohon maaf atas segala kekurangan.
Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua.
HIDUP MAHASISWA!!!
Assalamu'alaikum wr.wb
Mantap slurr... Respect!!!
BalasHapusMantap jiwa..... Semangat
BalasHapusMantap
BalasHapus