Jumat, 13 Januari 2017

BANGUNAN SEJARAH DI LANGKAT, TANJUNG PURA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latarbelakang
Kota Tanjung Pura berada ditengah tengah jalan raya lintas Sumatera yang berhubungan dengan Medan dan Banda Aceh . Tidak hanya terletak didaerah strategis juga merupakan daerah pesisir pantai, namanya diambil dari kota ‘’Tanjung‘’ yang berarti semenanjung,’’Pura’’ dahulunya terdapat bangunan berbentung Gapura atau Gerbang dipinggir semenannjung yang disitu merupakan tempat pemandian anak raja diPinggir sungai yang tidak jauh letaknya dari bangunan Istana sehingga maka dari itulah beliau dikenal dan disebut dengan Tanjung Pura . Kota Tanjung pura dibangun mulai sejak abad ke 17, sejumlah bangunan disekitar ujung jalan tengku Amir Hamzah menuju Pasar Tanjung Pura menjadi bukti bahwa daerah ini pernah menjadi salah satu pusat peradaban dizaman penjajahan Belanda.Bangunan dengan arsitektur eropa itu sudah berumur sekitar 300 tahun lebih. Sebuah rumah Sakit bergaya bangunan Eropa juga turut berdiri di Tanjung Pura dan masih berfungsi hingga saat ini .Desain arsitektur Cina yang juga menghiasi bangunan bangunan tua tersebut juga menunjukkan bahwa perdagangan didaerah ini sangat berkembang dulunya . Tanjung Pura sejak lama dijuluki sebagai Kota Islami karena mayoritas penduduknya menganut Islam sehingga sangat kental akan budaya islam . 
Kota Tanjung Pura merupakan salah satu kota kecil dikepulauan Sumatera Utara, Indonesia yang dahulu namanya dikenang dengan julukan Negeri Langkat atau yang berarti Negara Langkat yang berada pada wilayah Sumatera Utara , Indonesia. Tanjung Pura terletak 60km disebelah timur , ibukota Propinsi sumatera Utara , Medan. Sebelum berstatus kecamatan, dahulunya Tanjung Pura merupakan ibu kota Langkat yang kemudian jabatan itu dipindahkan ke Binjai dan kemudian dipindahkan lagi kekota stabat yang letaknya tidak begitu jauh dari Tanjung Pura. Selain berkembang sebagai kota Pendidikan , Sejak zaman dahulu tanjung pura juga dikenal sebagai kota budaya,dan itu dapat dibuktikan pula dengan adanya penyair terkenal yang juga petuah pengadilan Kerapatan kesultanan Langkat,sekaligus merupakan pahlwan Nasional Indonesia yaitu Tengku amir Hamzah . Beliau lahir dan sejak kecil telah menuntut ilmu dikota ini , Tanjung Pura berbatasan langsung dengan kota stabat disebelah Utara dan serta kota Pangkalan Brandan diselatannya.




1.2    rumusan Masalah
1.      Bagaimana keadaan bangunan-bangunan bersejarah di kota langkat
2.      Apa saja upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka pelestarian bangunan peninggalan sejarah yang ada di kota langkat
3.      Apa saja bangunan sisa peninggalan yang dapat direnovasi dan bisa dijadikan sebagai cagar budaya .

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 
Adapun tujuan penelitian dari makalah ini adalah :
a.       Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kondisi baangunan-bangunan peninggalan sejarah di kota langkat dan upaya apa saja yang telah pemerintah lakukan dalam rangka melestarikan nya
b.      Untuk lebih mengetahui dan memperkaya pengetahuan  bahwa diLangkat sangat banyak peninggalan sejarah yang meninggalkan bukti.
c.       Untuk lebih memahami bahwa peninggalan sejarah harus dilestarikan dan dirawat dengan baik.
d.      Untuk menambah pengetahuan dan motivasi peneliti dalam menghasilkan sebuah laporan

1.3    Metode Penelitian
Dalam penerapannya metode sejarah menggunakan empat pokok dalam meneliti sebagai berikut  :
1.      Heuristik yaitu proses mengumpulkan dan menemukan sumber.
2.      Kritik yaitu tahap kedua setelah sumber sumber yang diinginkan sebagai bahan penulisan sejarah telah ditemukan.
3.      Interpretasi yaitu tahap untuk menafsirkan fakta,membandingkan nya untuk diceritakan kembali
4.      Historiografi yaitu proses mensintesakan fakta atau proses menceritakan rangkaian fakta dalam suatu bentuk tulisan yang kritis-analisis dan bersifat alamiah .





1.4 Lokasi Penelitian
            Adapun mulai lokasi penelitian adalah :
a.       Jumat,20 November 2015 mengunjungi Tanjung Pura tepatnya di Jl.Raya Lintas Sumatera .
b.      Sabtu, 21 November  2015 mengunjungi Pulau Kampai.
Minggu,22 November 2015 mengunjungi Besitang tepatnya diJln.Bengkel suka





























BAB II
SITUS SITUS DI TANJUNG PURA

2.1 Mesjid Azizi
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
MESJID AZIZI




B.
Lokasi
:
Alamat
:
Jl.Raya Lintas Sumatera



Kelurahan
:




Kecamatan
:
Tanjung Pura



Kota
:
Tanjung Pura



Provinsi
:
 Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:
18.000 m2



Luas bangunan
:
 845 m2






D.
Batas dan Koordinat
:
Batas - batas





Utara
:




Selatan
:
Bekas Istana sultan



Timur
:
±500m Gedung Pancasila



Barat
:
Makam sultan Deli



koordinat
:
3º53´3o·06´´N 98º25´26·26´´E


 




PENJELASAN
Mesjid Azizi Tanjung Pura ini didirikan pada dua generasi kesultanan Langkat.Pembangunan mesjid yang pertama dilakukan pada tahun 1899 Masehi atau 1320 Hijriah oleh Sultan Langkat pertama sultan H Musa Almahadamsyah 91840-1893). Setelah sultan musa wafat pembangunan mesjid diteruskan oleh anaknya yaitu sultan Tengku Abdul Aziz Jalik Rakhmatsyah (1893-1912) dan selesai pada 13 juni 1902 atau 12 rabiulawal 1320 H yang kemudian masjid ini dinamakan mesjid sang Sultan Abdul Aziz. Mesjid Azizi bercorak campuran timur tengah dan india dengan banyak kubah dengan daya tampung sekitar 2000jamaah.
Pada masa pembangunan mesjid azizi ini ,kesultanan  langkat tengah berada ditengah masa keemasan dikarenakan posisi kesultanan langkat yang strategis. Yang menjadi ciri khas Mesjid Azizi ini adalah ornament warna khas Melayu Islam yaitu Kuning. Serta arsitektur bangunan fisik kubah dan menara yang dilihat dari luar tampak seperti bangunan mesjid Islam di India. Sementara arsitekturdalam mesjid tampak seperti bangunan mesjid pada masa otonom Turki yang dipenuhi tulisan kaligrafi arab pada dinding dinding tembok mesjid.
Pada arah sisi barat diluar bangunan mesjid azizi terdapat makam para sultan Musa, Sultan abdul Azizi dan sultan Mahmud serta makam guru ngaji para sultan Langkat yaitu Sjech Muhammad Yusuf. Selain itu terdapat juga makam dari pujangga dan pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah. Dimasa colonial Belanda orang menganjurkan pembangunan mesjid ini bersama sejumlah pengikutnya juga ikut melakukan gerakan melawan kolonialisme Belanda. Disebelah kanan mesjid azizi ini terdapat salah satu bangunan sekolah yang didirkan para sultan yaitu sekolah Jam’iyah Mahmudiyah yang mempunyai arti Gerakan Mulia . Bangunan ini berlantai dua dan madrasah yang beridir tahun 1912 ini sudah banyak melahirkan cedik pandai. Sekolah yang didirkan sultan ini merupakan impian sultan semenjak beliau naik tahta yaitu sultan abdul Aziz Abdul djalil Rahmadsyah.
            Sampai saat ini berdasarkan hasil penelitian kami di lapangan keadaan dari masjid Azizi masih cukup terawat dan digunakan sebagai sarana ibadah oleh masyarakat sekitar. Di sebelah kanan masjid terdapat bangunan makam-makam dari keluarga kerajaan langkat yang juga terawat sehingga menjadi nilai tambah untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung ke masjid Azizi. Tidak terlihat sedikitpun makam ini dipenuhi oleh rumput rumput liar.  Dan tidak sedikit orang yang datang mengunjungi mesjid ini sambil masuk kepemakaman untuk memberikan doa Selain itu, bangunan-bangunan dari amsjid Azizi juga dirawat dan mengalami perbaikan tanpa mengubah bangunan dasar masjid tersebut. Dari bagian dalam mesjid Azizi ini terlihat ornament dan kaligrafi yang sangat indah . Bahkan selain itu penerangan dari dalam mesjid azizi ini cukup baik . Di bagian halaman mesjid azizi ini sangat bersih dan rumput rumput nya pun terawat. . Selain keadaan mesjid azizi ini di tepi pinggir jalan banyak juga masyarakat yang meyempatkan waktu untuk berkunjung ke mesjid Azizi ini .
            Kodisi sekolah Jam’iyah ini sedikit tidak terawatt sebab didalam ruangannya terdapat bangunan yang sudah rusak namun tetap digunakan seperti halnya Meja , bangku dan atap . Namun meskipun begitu tidak memudarkan semangat para anak anak untuk tetap belajar di Madrasah Jam;iyah ini . Bagian cat dari Madrasah Jam’iyah ini juga terlihat memudar namun tetap terlihat ciri khas dari Melayu bangunannya,

2.2 Kolam Raja
                        IDENTITAS CAGAR BUDAYA
A.
Nama Benda
:
Kolam Raja




B.
Lokasi
:
Alamat
:
Jl. Amir Hamzah No. 1



Kelurahan
:




Kecamatan
:
Tanjung Pura



Kota/ Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
 Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:




Luas bangunan
:
  






D.
Batas dan Koordinat
:
Batas - batas





Utara
:




Selatan
:




Timur
:




Barat
:




koordinat
:


 
PENJELASAN

            Dibelakang Mesjid Azizi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari peninggalan sultan sultan terdapat suatu kolam yang mana kolam ini dinamakan kolam sultan sebagai pemandian sultan dahulunya . namun realitasnya pada saat kami berkunjung langsung ke lokasi kolam bekas pemandiaan sultan ini hanya berupa sebuah lapangan yang ditumbuhi oleh semak-semak belukar,rerumputan serta di pinggir nya di pagar dengan tembok dari batu dan semen.
            Di sekitaran kolam terdapat tempat tinggal penduduk dan juga banyak penduduk yang mendirikan jemuran di sekitaran bekas kolam pemandian sultan sehingga menambah kesan kumuh di lokasi tersebut.
Bahkan ada juga beberapa penduduk sekitar yang tidak mengetahui bahwa tanah kosong tersebut merupakan bekas dari kolam pemandian sultan dan baru tahu ketika kami ingin melakukan wawancara.
Tidak jauh dari kolam bekas pemandian sultan juga terdapat sungai yang saat ini sudah mengecil dan banyak terdapat lumut hijau. Menurut informasi dulunya sungai tersebut merupakan sungai besar dan biasa di lewati untuk aktifitas perdagangan maupun pelayaran.

















2.3 Gedung Kerapatan
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
BALAI KERAPATAN




B.
Lokasi
:
Alamat
:
Jl. Amir Hamzah No. 1



Kelurahan
:




Kecamatan
:
Tanjung Pura



Kota/ Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
 Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:




Luas bangunan
:
Sekitar 1.500 m2  






D.
Batas dan Koordinat
:
Batas - batas





Utara
:




Selatan
:




Timur
:




Barat
:




koordinat
:



PENJELASAN

Balai Kerapatan ini memiliki bentuk bangunan bundar yang didalamnya memiliki beberapa ruang dengan kubah yang berbentuk setengah lingkaran atau bisa dikatakan mirip dengan kubah yang terdapat di mesjid. Dari dalam ditengah kubah dipajang lampu gantung sebagai lampu utama ruangan. Museum ini terdiri dari beberapa ruang, yaitu :

·         Ruang Tengku Amir Hamzah
·         Ruang Budaya Melayu
·         Ruang Budaya Jawa
·         Ruang Budaya Karo
·         Ruang Masa Perjuangan
·         Dan Ruang Tuan Guru Besilam

Selain itu di dalam Balai Kerapatan ini juga terdapat miniatur Mesjid Azizi, miniatur Rumah Tengku Amir Hamzah, dan Tempat Duduk Sultan serta Istrinya. Tempat duduk sultan ini bentuk seperti pelaminan , yang memiliki atap khusus yang berwarna kuning dan tepat di samping kiri dan kanan kursi sultan juga terdapat payung yang berwarna kuning keemasan. Bangunan dengan arsitektur yang indah dimana di sudut kiri dan kanan terdiri atas pintu dan ruangan sebagai pintu alternatif menuju ruangan induk yang melingkari bangunan bundar ini dengan teras disekitarnya. 

Jika ditinjau dari segi sejarahnya dahulunya gedung museum ini merupakan balai kerapatan bagi para kesultanan. Tetapi setelah Indonesia Merdeka, balai kerapatan ini tidak dimanfaatkan lagi. Kemudian , gedung ini sempat juga dijadikan sebagai kantor camat dan kantor pembantu bupati. Setelah itu, oleh pengurus diusulkan ke DPR agar dijadikan museum. Dahulunya gedung ini juga dijadikan sebagai tempat dimana dijatuhkan hukuman atau persidangan bagi para kesultanan. Museum ini mulai beroperasi pada tahun 2002.

Daerah ini digunakan untuk mengadili masyarakat sultan, dan terkhusu bagi para kesultanan, bukan masyarakat yang bukan dari keturunan sultan. Pada masa kesultanan , masyarakatnya sangat demokratis. Hal ini disebabkan karena pada masa itu seluruh hasil kesepakatan merupakan hasil dari suara rakyat. Menurut narasumber , salah satu syarat untuk dapat tinggal menetap di Langkat , masyarakat yang memiliki marga harus membuang marga mereka. Hal ini dikarenakan kekuasaan di Langkat dipengang oleh suku melayu.

Kondisi balai kerapatan saat ini sangat memprihatinkan. Balai kerapatan yang sekarang dijadikan sebagai gedung museum tidak lagi terawat. Hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi galeri – galeri yang terdapat  di dalam gedung museum sangat gersang dan berabu. Hingga saat ini , belum ada penanganan khusus untuk  menangani gedung museum ini. Selain itu juga belum ada yang pihak yang ingin memperbaiki gedung museum tersebut agar museum ini bisa dijadikan sebagai tempat untuk dikunjungi bagi para wisatawan lainnya. Oleh karena itu, gedung museum di daerah Langkat di Kota Tanjung Pura ini menjadi terkesan mati sehingga tidak memiliki ketertarikan bagi para pengunjung.

Jika dilihat dari segi ilmu pengetahuan, balai kerapatan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bisa kita lihat dari sejumlah galeri – galeri dari berbagai macam etnis yang terdapat di gedung museum sekarang. Dan jika dilihat dari segi kebudayaan , maka dapat dilihat dari hasil – hasil yang terdapat di gedung museum ini yaitu hasil dari kebudayaan melayu, jawa, karo serta budaya pada masa kemerdekaan. Dari situlah kita dapat mengetahui hasil dari kebudayaan masing – masing etnis yang berada di Langkat.

Pemerintah saat ini tidak mau tahu akan segala bukti peninggalan sejarah yang ada di Tanjung Pura terutama Gedung Kerapatan ini . karena gedung kerapatan ini sangat tidak layak dikatakan Museum dan sepertinya tidak dibuka untuk umum. Sebab kondisi gedung kerapatan ini sangat banyak sekali debu nya dimana mana . Selain itu , rumput rumput pun banyak yang tumbuh dengan liar tanpa di cabuti atau dibersihkan . Maka dari itu, seharusnya pemerintah melestarikan lagi peninggalan sejarah terutama Gedung kerapan ini .

2.4  Bekas Istana
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
Bekas Istana Darussalam dan Darulaman




B.
Lokasi
:
Alamat
:
Jl. Pekan Tj. Pura



Kelurahan
:




Kecamatan
:
Tanjung Pura



Kota / Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:




Luas bangunan
:







D.
Batas dan Koordinat
:
Batas – batas





Utara
:




Selatan
:




Timur
:




Barat
:




Koordinat
:
Lintang 3.8447771
Bujur 98. 4256587


PENJELASAN

Pertama yang kami temui ketika menuju bangunan peninggalan istana Darul’aman yaitu hanya ada sisa gerbang istana dan gerbang tersebut sudah berada di kawasan lingkungan penduduk. Tidak ada dijumpai bangunan lain selain gerbang tersebut dan berdasarkan pengamatan bangunan bekas istana Darul’aman tidak dapat lagi dijadikan sebagai cagar budaya karena kondisi bangunan yang sudah tidak utuh lagi.
Sedangkan bekas bangunan dari Istana Babussalam yang didirikan oleh sultan Aziz dan bangunannya lebih megah dari Darul’aman. Kondisi bekas dari bangunan ini sekarang telah dijadikan sebagai bangunan sekolah yaitu MAN 2. Dan di sekitar istana ini terdapat rumah-rumah penduduk yang mengelilinginya. Dan bentuk bangunan dari bekas istana ini dapat kita prediksikan bahwa pada masa lalu istana ini telah mencapai puncak kejayaannya. Terlihat dari bentukdan sisa-sisa peninggalannya.

2.6 Kedutaan Siak
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
Rumah Datuk Sekretaris Siak




B.
Lokasi
:
Alamat
:




Kelurahan
:




Kecamatan
:
Tanjung Pura



Kota / Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:
± 7 rantai



Luas bangunan
:







D.
Batas dan Koordinat
:
Batas – batas





Utara
:




Selatan
:




Timur
:




Barat
:




Koordinat
:



PENJELASAN 

Rumah Sekretaris Sultan terletak di samping bangunan istana Darulaman. Berada di tepi jalan raya dan dikelilingi oleh pagar. Bangunan ini mempunyai 2 lantai dan saat ini ditinggali oleh keturunan dari Datuk Amar. Bangunan tersebut terbuat dari kayu dan semen. Sampai saat ini bangunan masih berdiri kokoh meskipun tampak sudah tua dan lapuk tapi masih utuh. Kondisi bangunan yg sudah tua ditambah dengan cat bangunan yang sudah memudar dan tidak adanya terlihat upaya renovasi baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun keluarga keturunan dari Datuk Amar itu sendiri. Pada zaman dulu bangunan tersebut digunakan sebagai tempat sekretaris sultan untuk mengerjakan surat-surat istana.
Dari kondisi keseluruhan sudah seharusnya pemerintah dan keluarga datuk amar bekerja sama dalam rangak pelestarian bangunan rumah peninggalan tersebut sehingga nanti nya bangunan itu bisa menjadi salah satu cagar budaya yang mendatangkan income bagi masyarakat sekitar ketika wisatawan berkunjung. 
BAB III
SITUS SITUS PULAU KAMPAI

3.1 Lapangan Arkeologi
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
Lapangan Arkeologi Pulau Kampai




B.
Lokasi
:
Alamat
:




Kelurahan
:




Kecamatan
:
Tanjung Pura



Kota / Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:




Luas bangunan
:







D.
Batas dan Koordinat
:
Batas – batas





Utara
:




Selatan
:




Timur
:




Barat
:




Koordinat
:


PENJELASAN
Secara geografis pulau kampai terletak dibagian utara Selat Malaka di suatu teluk yakni Teluk Aru yang menjadi tempat bermuaranya sejumlah sungai dari daratan Pulau Sumatera antara lain Sungai Besitang,Sungai Salahaji dan sungai Serangjaya. Pulau kampai terpisahkan secara alami dari Pulau Sumatera oleh selat sempit yang berupa Sungai Sarangjaya.Tepat diselatannya terdapat pulau Sembilan yang juga terletak dikawasan Teluk Aru . Vegetasi utama yang mengelilingi daratan diseputaran Teluk Aru adalah beragam jenis bakau yang menjadi pelindung alami pulau ini dari gerusan ombak dan arus sungai yang bermuara ke teluk ini .

Lapangan arkeologi
Di pulau kampai terdapat suatu lapangan dimana lapangan ini digunakan  sebagai tempat bermainnya para anak anak dari masyarakat sekitar baik itu sebagai tempat bermain bola,perkumpulan anak anak bermain layang layang dan lain sebagainya. Namun lapangan ini tidak terlepas dari bukti peninggalan sejarah dimana jika kita lihat lapangan ini sangat luas. Dan jika kita menggali tanah dilapangan tersebut maka kita dapat menemukan berbagai bukti peninggalan sejarah berupa manic manic batu, pecahan keramik, pecahan kaca (serpihan) dan lain sebagainya . Hal ini dapat membuktikan bahwa dulunya para sultan sultan dan para pendatang pendatang dari luar sempat mengisi pulau kampai ini dan berlayar sehingga pulau ini dapat dikatakan sebagai tempat pusat perdagangan.
 
3.2 Makam Panjang Keramat
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
Makam Panjang Keramat




B.
Lokasi
:
Alamat
:




Kelurahan
:




Kecamatan
:
Pangkalan susu



Kota / Kabupaten
:
Pangkalan susu Langkat



Provinsi
:
Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:
7000 Hektar



Luas bangunan
:







D.
Batas dan Koordinat
:
Batas – batas





Utara
:
Teluk Aru



Selatan
:




Timur
:




Barat
:




Koordinat
:



PENJELASAN
Makam panjang keramat ini letaknya tidak jauh dari lapangan arkeologi ini . Dimana makam panjang keramat ini mempunyai 2 makam yang berbeda beda namun tidak diketahui nama dari makam tersebut . Akan tetapi diperkirakan bahwa makam ini adalah makam sultan dari Aceh . Menurut narasumber yang ditanyakan bahwa pengunjung yang banyak datang kemakam ini adalah orang orang cina . Orang cina ini datang dan sering berdoa dimakam ini lalu bekas bakaran yang biasa dilakukan mereka selalu ditinggalkan dimakam tersebut . Sehingga bekas bakaran mereka ini membuat kotor makam , dan saat itulah orang cina dilarang memanjatkan doa dimakam tersebut . Atap dari makam panjang keramat ini terbuat dari bambu bambu dan makam ini ditutupi oleh kelambu putih . Dan kondisi dari dalam  makam panjang keramat ini memang bersih namun tidak darir luar tampak tidak terawatt , sebab banyak sampah berserakan . Dan yang mengurus makam ini adalah warga sekitar tanpa dibayar oleh siapapun .


BAB IV
SITUS SITUS DI BESITANG

4.1  Penyulingan Minyak
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
Penyulingan Minyak Besitang




B.
Lokasi
:
Alamat
:
Jl. Bengkel Sukarame



Kelurahan
:
Sikochi



Kecamatan
:
Besitang



Kota / Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:
10 Ha



Luas bangunan
:







D.
Batas dan Koordinat
:
Batas – batas





Utara
:
Perkebunan



Selatan
:
Persawahan



Timur
:
Persawahan



Barat
:
Penyemaian Padi



Koordinat
:
04.00 24’0 N 098’ 10. 839 E


Penjelasan

Peyulingan miyak ini di perkirakan adalah sebuah pabrik minyak yang di bangun oleh Belanda. Hal ini di tunjukan karena di temukannya sebuah batu atau bekas bangunan yang bertuliskan bahasa Belanda ( wood ). Banyak yang mengasumsikan ini adalah sebuah benteng pada zaman Belanda. Penyulingan minyak atau pabrik minyak ini memiliki bentuk seperti benteng dan susunan batu bata setinggi sekitar 1 m. Selain itu di temukan bekas pembakaran dilokasi dan pipa tua penghubung minyak yang sudah di suling. Tembok temboknya berbentuk persegi dengan ketebalan 102 cm dan lebar batu bata sekitar 15 cm.

Saat ini di bekas penyulingan minyak ini masih terdapat batu bata atau yang di perkirakan adalah tiang tiang penyangga pabrik minyak. Namun bekas bangunan penyulingan minyak itu sekarang sudah menyatu dengan persawahan dan perkebunan milik masyarakat Bengkel Sukarame. Oleh karena itu setiap warga yag mempunyai lahan di dekat bekas bangunan penyulingan minyak itu bebas menjual batu bata yang menjadi sisa sisa bangunan untuk di jadikan pondasi rumah. Batu bata yang kokoh dan sudah berlumut ini terdampar di pinggi bahkan di tengah sawah warga. Batu bata yang menjadi tiang tiang penyulingan minyak ini berjarak ± 1- 2 m dengan penyanggah lainnya. Selain itu, terdapat juga sebuah tembok yang di dalamnya ada sebuah gua atau lorong di sekitar benteng atau tembok bekas bekas pakbrik penyulingan minyak.

Bekas penyulingan minyak ini tidak mendapat perlakuan yang baik dari warga bahkan pemerinytah daerah setempat. Bahkan adanya perusakan atau perjual belikan batu bata untuk membangun rumah masyarakat setempat.selain itu lokasi dari bekas penyulingan yang berada di tengah areal persawahan warga mempereparah kondisi bangunan tersebut. Batubata yang menjadi ciri khas dari bangunan di ambil oleh warga dan dijadikan bahan bangunan rumah mereka, informasi tersebut kami peroleh ketika melakukan wawancara dengan beberapa warga sekitar. Hal ini menimbulkan pemikiran bahwa masih minim nya informasi atau keinginan di benak warga sekitaran untuk melindungi bangunan bersejarah sebagai warisan budaya bangsa kita

 
4.2  Rumah Datuk Setia Bakti
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
Rumah Datuk Nordin Gelar Datuk Setia Bakti




B.
Lokasi
:
Alamat
:
Kampung Lama



Kelurahan
:




Kecamatan
:
Besitang



Kota / Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:




Luas bangunan
:
5 x 4 m






D.
Batas dan Koordinat
:
Batas – batas





Utara
:
Perkebunan



Selatan
:
Perkebunan



Timur
:
Perkebunan



Barat
:
Sungai Besitang



Koordinat
:
4.018442282268924,
98.18210005760193
 
Penjelasan

Di Kampung Lama juga terdapat rumah tinggi kediaman Datuk Nordin gelar Datuk Setia Bakti, rumah ini masih di rawat oleh cucu cucunya, berhampiran dengan rumah ini terdapat kuburan pahlawan Indonesia Datuk Nordin sebagai pejuang 45 yang memerangi tentara Jepang, sehingga dia gugur di dalam pertempuran tersebut.

Rumah Datuk Besitang ini terletak sedikit jauh dari jalan Raya. Rumah ini terletak di pedalaman perkebunan kelapa sawit. Di sekitar rumah di tumbuhi pepohonan dan rerumputan yang sedikit tinggi. Di samping rumah Datuk ada 2 buah batu Nisan yang bertuliskan Arab yang terletak di bawah sebuah pohon besar.

Kondisi Rumah Datuk Besitang saat ini sudah terlihat tidak terawat lagi dan tidak berpenghuni di karenakan jarak rumah dengan Jalan Raya dan pemukiman warga yang sangat jauh. Rumah Datuk ini sudah pernah terjadi Renovasi agar selalu terlihat baik karena Rumah ini sudah cukup di kenal oleh orang orang sekitar dan sudah adanya promosi Rumah Datuk ini dengan adanya papan pamflet di depan gang menuju Rumah Datuk tersebut. Meskipun demikian tapi akibat jauh nya lokasi dari jalan raya maka hanya sedikit saja wisatawan yang berminat untuk mengunjungi rumah datuk Besitang.

4.3  Makam Datuk Djohan Pahlawan dan Masjidnya
IDENTITAS CAGAR BUDAYA

A.
Nama Benda
:
Makam Datuk Djohan Pahlawan dan Masjidnya




B.
Lokasi
:
Alamat
:




Kelurahan
:
Kampung Lama



Kecamatan
:
Besitang



Kota / Kabupaten
:
Langkat



Provinsi
:
Sumatera Utara






C.
Ukuran dan Luasan
:
Luas lahan
:




Luas bangunan
:







D.
Batas dan Koordinat
:
Batas – batas





Utara
:
Sungai



Selatan
:
Kuburan



Timur
:
Sungai



Barat
:
Kuburan



Koordinat
:
4.0217403054471275,
98.18314377218485

Penjelasan

Komplek pemakaman yang berada di belakang masjid ini di bangun oleh Djohan Pahlawan. Yang mana di belakang masjid ini juga terdapat makam dari ayah Datuk Besitang ( O.K. Nurdin ) , makam tersebut terletak di saping mesjid. Kemudian sekitar beberapa puluh meter di belakangnya kita dapat melihat makam dari ayah O.K. Nurdin tersebut. Makam ini terletak di sekitar sungai yang dulunya dijadikan sebagai sarana transportasi dan sekaligus tempat transaksi dan tempat berkumpulnya rakyat – rakyat ( masyarakat besitang ). Mereka menggunakan sampan jika mereka ingin berkumpul.

BAB V
PENUTUP
5.1 Latarbelakang Usulan Penetapan
            Adapun usulan penetapan dari hasil makalah ini adalah :
1.      Tanjung Pura
Seharusnya bukti bukti peninggalan sejarah yang ada di Tanjung Pura ini dirawat dan dilestarikan dengan baik . Selain itu juga dijadikan sebagai Cagar Budaya yang memang benar benar di jaga oleh petugas petugas yang diberikan kepercayaan oleh pemerintah setempat . Disamping itu juga bukti peninggalan sejarah ini bisa dijadikan sebagai wakil sejarah  dari kerajaan yang ada pada zaman dulunya. Dan sebaiknya pemerintah harus lebih kasat mata lagi melihat bahwasanya banyak peninggalan sejarah disekitar kta yang harus lebih dilestarikan dengan baik agar bisa dikunjungi para wisatawan yang ingin berkunjung kedaerah Tanjung Pura ini guna lebih mengenalkan bagaimana sejarah yang ada diKota Tanjung Pura ini .
2.      Pulau Kampai
Pulau kampai ini sebenarnya memberikan manfaat yang cukup banyak bagi kita semua.Sebab banyak hasil hasil alam yang dapat menambah pendapatan masyarakat setempat maupun pendapatan negara. Pulau ini dikenal dengan adanya bukti peninggalan sejarah baik itu berupa artefak ataupun pecahan pecahan keramik atau manik manik batu yang bisa kita dapatkan dari hasil penggalian tanah yang dilakukan.Selain itu ada juga makam panjang keramat yang didalamnya memiliki banyak cerita fakta ataupun mitos . Alangkah lebih baiknya pemerintah dan masyarakat setempat bekertja sama agar lebih menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini . Dengan begitu kita dapat melihat betapa kaya nya kota Langkat ini akan sejarah .
3.Besitang
Di daerah Besitang ini terdapat berbagai peninggalan sejarah yang dapat kita katakan sebagai salah satu bukti sejarah juga bahwa adanya penyulingan minyak,makam datuk Johan Pahlawan dan lain sebagainya . Seharusnya semua peninggalan yang ada di Besitang ini di jaga,dirawat dan dilestarikan dengan baik agar nampak bahwa bukti sejarah ini dapat di lihat para wisatawan dan mengenalkan lebih jelas lagi kepada pengunjung . Sehingga lebih menambah motivasi bagi anak anak pendidik untuk menjadi seorang PENELITI atau SEJARAWAN.
           

5.2 Saran
            Apabila terdapat suatu kesalahan baik dalam menulis maupun menyusun makalah ini saya sebagai penyusun makalah ini sangat senang jika ada kritik dan saran yang dapat membangun dan memperbaiki dalam penyusunan makalah ini . Saya sebagai penyusun makalah ini mengucapkan Terima Kasih .


http://sarinahwiwid.blogspot.co.id/2017/01/bangunan-sejarah-di-langkat-tanjung-pura.html

NB : jika ingin mengcopy paste harap cantumkan sumber juga ya ^^ 
 
           

3 komentar:

  1. tengyu kak. aku lagi penelitian di tanjung pura kak. kalok boleh tau, FB k2 namanya apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke, ini Wiwid Anggraini.
      thanks ya uda mampir

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Korespondensi Cina Di Hindia Belanda 1865-1949

Korespondensi Cina Di Hindia Belanda, 1865-1949 SIEM TJONG HAN, M.D . Artikel ini merupakan upaya untuk menggambarkan beberapa aspek ...