BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang
Kota
Tanjung Pura berada ditengah tengah jalan raya lintas Sumatera yang berhubungan
dengan Medan dan Banda Aceh . Tidak hanya terletak didaerah strategis juga
merupakan daerah pesisir pantai, namanya diambil dari kota ‘’Tanjung‘’ yang
berarti semenanjung,’’Pura’’ dahulunya terdapat bangunan berbentung Gapura atau
Gerbang dipinggir semenannjung yang disitu merupakan tempat pemandian anak raja
diPinggir sungai yang tidak jauh letaknya dari bangunan Istana sehingga maka
dari itulah beliau dikenal dan disebut dengan Tanjung Pura . Kota Tanjung pura
dibangun mulai sejak abad ke 17, sejumlah bangunan disekitar ujung jalan tengku
Amir Hamzah menuju Pasar Tanjung Pura menjadi bukti bahwa daerah ini pernah
menjadi salah satu pusat peradaban dizaman penjajahan Belanda.Bangunan dengan
arsitektur eropa itu sudah berumur sekitar 300 tahun lebih. Sebuah rumah Sakit
bergaya bangunan Eropa juga turut berdiri di Tanjung Pura dan masih berfungsi
hingga saat ini .Desain arsitektur Cina yang juga menghiasi bangunan bangunan
tua tersebut juga menunjukkan bahwa perdagangan didaerah ini sangat berkembang dulunya
. Tanjung Pura sejak lama dijuluki sebagai Kota Islami karena mayoritas
penduduknya menganut Islam sehingga sangat kental akan budaya islam .
Kota
Tanjung Pura merupakan salah satu kota kecil dikepulauan Sumatera Utara,
Indonesia yang dahulu namanya dikenang dengan julukan Negeri Langkat atau yang
berarti Negara Langkat yang berada pada wilayah Sumatera Utara , Indonesia.
Tanjung Pura terletak 60km disebelah timur , ibukota Propinsi sumatera Utara ,
Medan. Sebelum berstatus kecamatan, dahulunya Tanjung Pura merupakan ibu kota
Langkat yang kemudian jabatan itu dipindahkan ke Binjai dan kemudian
dipindahkan lagi kekota stabat yang letaknya tidak begitu jauh dari Tanjung
Pura. Selain berkembang sebagai kota Pendidikan , Sejak zaman dahulu tanjung
pura juga dikenal sebagai kota budaya,dan itu dapat dibuktikan pula dengan
adanya penyair terkenal yang juga petuah pengadilan Kerapatan kesultanan
Langkat,sekaligus merupakan pahlwan Nasional Indonesia yaitu Tengku amir Hamzah
. Beliau lahir dan sejak kecil telah menuntut ilmu dikota ini , Tanjung Pura
berbatasan langsung dengan kota stabat disebelah Utara dan serta kota Pangkalan
Brandan diselatannya.
1.2
rumusan
Masalah
1. Bagaimana
keadaan bangunan-bangunan bersejarah di kota langkat
2. Apa
saja upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka
pelestarian bangunan peninggalan sejarah yang ada di kota langkat
3. Apa
saja bangunan sisa peninggalan yang dapat direnovasi dan bisa dijadikan sebagai
cagar budaya .
1.3Tujuan
dan Manfaat Penelitian
Adapun
tujuan penelitian dari makalah ini adalah :
a. Untuk
mengetahui lebih lanjut bagaimana kondisi baangunan-bangunan peninggalan
sejarah di kota langkat dan upaya apa saja yang telah pemerintah lakukan dalam
rangka melestarikan nya
b. Untuk
lebih mengetahui dan memperkaya pengetahuan
bahwa diLangkat sangat banyak peninggalan sejarah yang meninggalkan
bukti.
c. Untuk
lebih memahami bahwa peninggalan sejarah harus dilestarikan dan dirawat dengan
baik.
d. Untuk
menambah pengetahuan dan motivasi peneliti dalam menghasilkan sebuah laporan
1.3
Metode
Penelitian
Dalam penerapannya metode sejarah
menggunakan empat pokok dalam meneliti sebagai berikut :
1. Heuristik
yaitu proses mengumpulkan dan menemukan sumber.
2. Kritik
yaitu tahap kedua setelah sumber sumber yang diinginkan sebagai bahan penulisan
sejarah telah ditemukan.
3. Interpretasi
yaitu tahap untuk menafsirkan fakta,membandingkan nya untuk diceritakan kembali
4. Historiografi
yaitu proses mensintesakan fakta atau proses menceritakan rangkaian fakta dalam
suatu bentuk tulisan yang kritis-analisis dan bersifat alamiah .
1.4
Lokasi Penelitian
Adapun
mulai lokasi penelitian adalah :
a.
Jumat,20 November 2015 mengunjungi
Tanjung Pura tepatnya di Jl.Raya Lintas Sumatera .
b.
Sabtu, 21 November 2015 mengunjungi Pulau Kampai.
Minggu,22 November 2015 mengunjungi
Besitang tepatnya diJln.Bengkel suka
BAB II
SITUS SITUS DI TANJUNG PURA
2.1 Mesjid Azizi
IDENTITAS CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
MESJID
AZIZI
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
Jl.Raya
Lintas Sumatera
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Tanjung
Pura
|
|||
Kota
|
:
|
Tanjung
Pura
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
18.000
m2
|
Luas
bangunan
|
:
|
845 m2
|
|||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
- batas
|
||
Utara
|
:
|
||||
Selatan
|
:
|
Bekas
Istana sultan
|
|||
Timur
|
:
|
±500m
Gedung Pancasila
|
|||
Barat
|
:
|
Makam
sultan Deli
|
|||
koordinat
|
:
|
3º53´3o·06´´N
98º25´26·26´´E
|
PENJELASAN
Mesjid Azizi Tanjung Pura ini didirikan pada dua generasi kesultanan
Langkat.Pembangunan mesjid yang pertama dilakukan pada tahun 1899 Masehi atau
1320 Hijriah oleh Sultan Langkat pertama sultan H Musa Almahadamsyah
91840-1893). Setelah sultan musa wafat pembangunan mesjid diteruskan oleh
anaknya yaitu sultan Tengku Abdul Aziz Jalik Rakhmatsyah (1893-1912) dan
selesai pada 13 juni 1902 atau 12 rabiulawal 1320 H yang kemudian masjid ini
dinamakan mesjid sang Sultan Abdul Aziz. Mesjid Azizi bercorak
campuran timur tengah dan india dengan banyak kubah dengan daya tampung sekitar
2000jamaah.
Pada masa pembangunan mesjid azizi ini ,kesultanan langkat tengah berada ditengah masa keemasan
dikarenakan posisi kesultanan langkat yang strategis. Yang menjadi ciri khas
Mesjid Azizi ini adalah ornament warna khas Melayu Islam yaitu Kuning. Serta
arsitektur bangunan fisik kubah dan menara yang dilihat dari luar tampak
seperti bangunan mesjid Islam di India. Sementara arsitekturdalam mesjid tampak
seperti bangunan mesjid pada masa otonom Turki yang dipenuhi tulisan kaligrafi
arab pada dinding dinding tembok mesjid.
Pada arah sisi barat diluar bangunan mesjid azizi terdapat makam para
sultan Musa, Sultan abdul Azizi dan sultan Mahmud serta makam guru ngaji para
sultan Langkat yaitu Sjech Muhammad Yusuf. Selain itu terdapat juga makam dari
pujangga dan pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah. Dimasa colonial Belanda
orang menganjurkan pembangunan mesjid ini bersama sejumlah pengikutnya juga
ikut melakukan gerakan melawan kolonialisme Belanda. Disebelah kanan mesjid
azizi ini terdapat salah satu bangunan sekolah yang didirkan para sultan yaitu
sekolah Jam’iyah Mahmudiyah yang mempunyai arti Gerakan Mulia . Bangunan ini
berlantai dua dan madrasah yang beridir tahun 1912 ini sudah banyak melahirkan
cedik pandai. Sekolah yang didirkan sultan ini merupakan impian sultan semenjak
beliau naik tahta yaitu sultan abdul Aziz Abdul djalil Rahmadsyah.
Sampai saat ini
berdasarkan hasil penelitian kami di lapangan keadaan dari masjid Azizi masih
cukup terawat dan digunakan sebagai sarana ibadah oleh masyarakat sekitar. Di sebelah kanan masjid terdapat
bangunan makam-makam dari keluarga kerajaan langkat yang juga terawat sehingga
menjadi nilai tambah untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung ke masjid
Azizi. Tidak terlihat sedikitpun makam ini
dipenuhi oleh rumput rumput liar. Dan
tidak sedikit orang yang datang mengunjungi mesjid ini sambil masuk kepemakaman
untuk memberikan doa Selain
itu, bangunan-bangunan dari amsjid Azizi juga dirawat dan mengalami perbaikan
tanpa mengubah bangunan dasar masjid tersebut. Dari bagian dalam mesjid Azizi ini terlihat ornament
dan kaligrafi yang sangat indah . Bahkan selain itu penerangan dari dalam
mesjid azizi ini cukup baik . Di bagian halaman mesjid azizi ini sangat bersih
dan rumput rumput nya pun terawat. . Selain keadaan mesjid azizi ini di tepi
pinggir jalan banyak juga masyarakat yang meyempatkan waktu untuk berkunjung ke
mesjid Azizi ini .
Kodisi sekolah Jam’iyah ini sedikit tidak
terawatt sebab didalam ruangannya terdapat bangunan yang sudah rusak namun
tetap digunakan seperti halnya Meja , bangku dan atap . Namun meskipun begitu
tidak memudarkan semangat para anak anak untuk tetap belajar di Madrasah
Jam;iyah ini . Bagian cat dari Madrasah Jam’iyah ini juga terlihat memudar
namun tetap terlihat ciri khas dari Melayu bangunannya,
2.2 Kolam Raja
IDENTITAS CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Kolam Raja
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
Jl.
Amir Hamzah No. 1
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Tanjung
Pura
|
|||
Kota/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
|
Luas
bangunan
|
:
|
||||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
- batas
|
||
Utara
|
:
|
||||
Selatan
|
:
|
||||
Timur
|
:
|
||||
Barat
|
:
|
||||
koordinat
|
:
|
PENJELASAN
Dibelakang Mesjid Azizi yang
jaraknya tidak terlalu jauh dari peninggalan sultan sultan terdapat suatu kolam
yang mana kolam ini dinamakan kolam sultan sebagai pemandian sultan dahulunya .
namun
realitasnya pada saat kami berkunjung langsung ke lokasi kolam bekas pemandiaan
sultan ini hanya berupa sebuah lapangan yang ditumbuhi oleh semak-semak
belukar,rerumputan serta di pinggir nya di pagar dengan tembok dari batu dan
semen.
Di
sekitaran kolam terdapat tempat tinggal penduduk dan juga banyak penduduk yang
mendirikan jemuran di sekitaran bekas kolam pemandian sultan sehingga menambah
kesan kumuh di lokasi tersebut.
Bahkan ada juga beberapa penduduk
sekitar yang tidak mengetahui bahwa tanah kosong tersebut merupakan bekas dari
kolam pemandian sultan dan baru tahu ketika kami ingin melakukan wawancara.
Tidak jauh dari kolam bekas pemandian
sultan juga terdapat sungai yang saat ini sudah mengecil dan banyak terdapat
lumut hijau. Menurut informasi dulunya sungai tersebut merupakan sungai besar
dan biasa di lewati untuk aktifitas perdagangan maupun pelayaran.
2.3 Gedung Kerapatan
IDENTITAS
CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
BALAI
KERAPATAN
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
Jl.
Amir Hamzah No. 1
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Tanjung
Pura
|
|||
Kota/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
|
Luas
bangunan
|
:
|
Sekitar
1.500 m2
|
|||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
- batas
|
||
Utara
|
:
|
||||
Selatan
|
:
|
||||
Timur
|
:
|
||||
Barat
|
:
|
||||
koordinat
|
:
|
PENJELASAN
Balai
Kerapatan ini memiliki bentuk bangunan bundar yang didalamnya memiliki beberapa
ruang dengan kubah yang berbentuk setengah lingkaran atau bisa dikatakan mirip
dengan kubah yang terdapat di mesjid. Dari dalam ditengah kubah dipajang lampu
gantung sebagai lampu utama ruangan. Museum ini terdiri dari beberapa ruang,
yaitu :
·
Ruang Tengku Amir Hamzah
·
Ruang Budaya Melayu
·
Ruang Budaya Jawa
·
Ruang Budaya Karo
·
Ruang Masa Perjuangan
·
Dan Ruang Tuan Guru Besilam
Selain itu di dalam
Balai Kerapatan ini juga terdapat miniatur Mesjid Azizi, miniatur Rumah Tengku
Amir Hamzah, dan Tempat Duduk Sultan serta Istrinya. Tempat duduk sultan ini
bentuk seperti pelaminan , yang memiliki atap khusus yang berwarna kuning dan tepat
di samping kiri dan kanan kursi sultan juga terdapat payung yang berwarna
kuning keemasan. Bangunan dengan arsitektur yang indah dimana di sudut kiri dan
kanan terdiri atas pintu dan ruangan sebagai pintu alternatif menuju ruangan
induk yang melingkari bangunan bundar ini dengan teras disekitarnya.
Jika ditinjau dari segi
sejarahnya dahulunya gedung museum ini merupakan balai kerapatan bagi para
kesultanan. Tetapi setelah Indonesia Merdeka, balai kerapatan ini tidak
dimanfaatkan lagi. Kemudian , gedung ini sempat juga dijadikan sebagai kantor
camat dan kantor pembantu bupati. Setelah itu, oleh pengurus diusulkan ke DPR
agar dijadikan museum. Dahulunya gedung ini juga dijadikan sebagai tempat
dimana dijatuhkan hukuman atau persidangan bagi para kesultanan. Museum ini
mulai beroperasi pada tahun 2002.
Daerah ini digunakan
untuk mengadili masyarakat sultan, dan terkhusu bagi para kesultanan, bukan
masyarakat yang bukan dari keturunan sultan. Pada masa kesultanan ,
masyarakatnya sangat demokratis. Hal ini disebabkan karena pada masa itu
seluruh hasil kesepakatan merupakan hasil dari suara rakyat. Menurut narasumber
, salah satu syarat untuk dapat tinggal menetap di Langkat , masyarakat yang
memiliki marga harus membuang marga mereka. Hal ini dikarenakan kekuasaan di
Langkat dipengang oleh suku melayu.
Kondisi balai kerapatan
saat ini sangat memprihatinkan. Balai kerapatan yang sekarang dijadikan sebagai
gedung museum tidak lagi terawat. Hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi
galeri – galeri yang terdapat di dalam
gedung museum sangat gersang dan berabu. Hingga saat ini , belum ada penanganan
khusus untuk menangani gedung museum
ini. Selain itu juga belum ada yang pihak yang ingin memperbaiki gedung museum
tersebut agar museum ini bisa dijadikan sebagai tempat untuk dikunjungi bagi
para wisatawan lainnya. Oleh karena itu, gedung museum di daerah Langkat di
Kota Tanjung Pura ini menjadi terkesan mati sehingga tidak memiliki
ketertarikan bagi para pengunjung.
Jika dilihat dari segi
ilmu pengetahuan, balai kerapatan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang
bisa kita lihat dari sejumlah galeri – galeri dari berbagai macam etnis yang
terdapat di gedung museum sekarang. Dan jika dilihat dari segi kebudayaan ,
maka dapat dilihat dari hasil – hasil yang terdapat di gedung museum ini yaitu
hasil dari kebudayaan melayu, jawa, karo serta budaya pada masa kemerdekaan.
Dari situlah kita dapat mengetahui hasil dari kebudayaan masing – masing etnis
yang berada di Langkat.
Pemerintah saat ini tidak mau tahu akan segala bukti peninggalan sejarah
yang ada di Tanjung Pura terutama Gedung Kerapatan ini . karena gedung
kerapatan ini sangat tidak layak dikatakan Museum dan sepertinya tidak dibuka
untuk umum. Sebab kondisi gedung kerapatan ini sangat banyak sekali debu nya dimana
mana . Selain itu , rumput rumput pun banyak yang tumbuh dengan liar tanpa di
cabuti atau dibersihkan . Maka dari itu, seharusnya pemerintah melestarikan
lagi peninggalan sejarah terutama Gedung kerapan ini .
2.4 Bekas Istana
IDENTITAS
CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Bekas
Istana Darussalam dan Darulaman
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
Jl.
Pekan Tj. Pura
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Tanjung
Pura
|
|||
Kota
/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera
Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
|
Luas
bangunan
|
:
|
||||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
– batas
|
||
Utara
|
:
|
||||
Selatan
|
:
|
||||
Timur
|
:
|
||||
Barat
|
:
|
||||
Koordinat
|
:
|
Lintang
3.8447771
Bujur
98. 4256587
|
PENJELASAN
Pertama
yang kami temui ketika menuju bangunan peninggalan istana Darul’aman yaitu
hanya ada sisa gerbang istana dan gerbang tersebut sudah berada di kawasan
lingkungan penduduk. Tidak ada dijumpai bangunan lain selain gerbang tersebut
dan berdasarkan pengamatan bangunan bekas istana Darul’aman tidak dapat lagi
dijadikan sebagai cagar budaya karena kondisi bangunan yang sudah tidak utuh
lagi.
Sedangkan
bekas bangunan dari Istana Babussalam yang didirikan oleh sultan Aziz dan
bangunannya lebih megah dari Darul’aman. Kondisi bekas dari bangunan ini
sekarang telah dijadikan sebagai bangunan sekolah yaitu MAN 2. Dan di sekitar
istana ini terdapat rumah-rumah penduduk yang mengelilinginya. Dan bentuk
bangunan dari bekas istana ini dapat kita prediksikan bahwa pada masa lalu istana
ini telah mencapai puncak kejayaannya. Terlihat dari bentukdan sisa-sisa
peninggalannya.
2.6 Kedutaan Siak
IDENTITAS
CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Rumah
Datuk Sekretaris Siak
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Tanjung
Pura
|
|||
Kota
/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera
Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
±
7 rantai
|
Luas
bangunan
|
:
|
||||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
– batas
|
||
Utara
|
:
|
||||
Selatan
|
:
|
||||
Timur
|
:
|
||||
Barat
|
:
|
||||
Koordinat
|
:
|
PENJELASAN
Rumah
Sekretaris Sultan terletak di samping bangunan istana Darulaman. Berada di tepi
jalan raya dan dikelilingi oleh pagar. Bangunan ini mempunyai 2 lantai dan saat
ini ditinggali oleh keturunan dari Datuk Amar. Bangunan tersebut terbuat dari
kayu dan semen. Sampai saat ini bangunan masih berdiri kokoh meskipun tampak
sudah tua dan lapuk tapi masih utuh. Kondisi bangunan yg sudah tua ditambah
dengan cat bangunan yang sudah memudar dan tidak adanya terlihat upaya renovasi
baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun keluarga keturunan dari Datuk Amar
itu sendiri. Pada zaman dulu bangunan tersebut digunakan sebagai tempat
sekretaris sultan untuk mengerjakan surat-surat istana.
Dari
kondisi keseluruhan sudah seharusnya pemerintah dan keluarga datuk amar bekerja
sama dalam rangak pelestarian bangunan rumah peninggalan tersebut sehingga
nanti nya bangunan itu bisa menjadi salah satu cagar budaya yang mendatangkan
income bagi masyarakat sekitar ketika wisatawan berkunjung.
BAB
III
SITUS
SITUS PULAU KAMPAI
3.1 Lapangan Arkeologi
IDENTITAS
CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Lapangan
Arkeologi Pulau Kampai
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Tanjung
Pura
|
|||
Kota
/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera
Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
|
Luas
bangunan
|
:
|
||||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
– batas
|
||
Utara
|
:
|
||||
Selatan
|
:
|
||||
Timur
|
:
|
||||
Barat
|
:
|
||||
Koordinat
|
:
|
PENJELASAN
Secara geografis pulau
kampai terletak dibagian utara Selat Malaka di suatu teluk yakni Teluk Aru yang
menjadi tempat bermuaranya sejumlah sungai dari daratan Pulau Sumatera antara
lain Sungai Besitang,Sungai Salahaji dan sungai Serangjaya. Pulau kampai
terpisahkan secara alami dari Pulau Sumatera oleh selat sempit yang berupa
Sungai Sarangjaya.Tepat diselatannya terdapat pulau Sembilan yang juga terletak
dikawasan Teluk Aru . Vegetasi utama yang mengelilingi daratan diseputaran
Teluk Aru adalah beragam jenis bakau yang menjadi pelindung alami pulau ini
dari gerusan ombak dan arus sungai yang bermuara ke teluk ini .
Lapangan arkeologi
Di
pulau kampai terdapat suatu lapangan dimana lapangan ini digunakan sebagai tempat bermainnya para anak anak dari
masyarakat sekitar baik itu sebagai tempat bermain bola,perkumpulan anak anak
bermain layang layang dan lain sebagainya. Namun lapangan ini tidak terlepas
dari bukti peninggalan sejarah dimana jika kita lihat lapangan ini sangat luas.
Dan jika kita menggali tanah dilapangan tersebut maka kita dapat menemukan
berbagai bukti peninggalan sejarah berupa manic manic batu, pecahan keramik,
pecahan kaca (serpihan) dan lain sebagainya . Hal ini dapat membuktikan bahwa
dulunya para sultan sultan dan para pendatang pendatang dari luar sempat
mengisi pulau kampai ini dan berlayar sehingga pulau ini dapat dikatakan
sebagai tempat pusat perdagangan.
3.2 Makam Panjang Keramat
IDENTITAS
CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Makam
Panjang Keramat
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Pangkalan
susu
|
|||
Kota
/ Kabupaten
|
:
|
Pangkalan
susu Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera
Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
7000
Hektar
|
Luas
bangunan
|
:
|
||||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
– batas
|
||
Utara
|
:
|
Teluk Aru
|
|||
Selatan
|
:
|
||||
Timur
|
:
|
||||
Barat
|
:
|
||||
Koordinat
|
:
|
PENJELASAN
Makam panjang keramat
ini letaknya tidak jauh dari lapangan arkeologi ini . Dimana makam panjang
keramat ini mempunyai 2 makam yang berbeda beda namun tidak diketahui nama dari
makam tersebut . Akan tetapi diperkirakan bahwa makam ini adalah makam sultan dari
Aceh . Menurut narasumber yang ditanyakan bahwa pengunjung yang banyak datang
kemakam ini adalah orang orang cina . Orang cina ini datang dan sering berdoa
dimakam ini lalu bekas bakaran yang biasa dilakukan mereka selalu ditinggalkan
dimakam tersebut . Sehingga bekas bakaran mereka ini membuat kotor makam , dan
saat itulah orang cina dilarang memanjatkan doa dimakam tersebut . Atap dari
makam panjang keramat ini terbuat dari bambu bambu dan makam ini ditutupi oleh
kelambu putih . Dan kondisi dari dalam
makam panjang keramat ini memang bersih namun tidak darir luar tampak
tidak terawatt , sebab banyak sampah berserakan . Dan yang mengurus makam ini
adalah warga sekitar tanpa dibayar oleh siapapun .
BAB
IV
SITUS
SITUS DI BESITANG
4.1 Penyulingan Minyak
IDENTITAS
CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Penyulingan
Minyak Besitang
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
Jl.
Bengkel Sukarame
|
Kelurahan
|
:
|
Sikochi
|
|||
Kecamatan
|
:
|
Besitang
|
|||
Kota
/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera
Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
10
Ha
|
Luas
bangunan
|
:
|
||||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
– batas
|
||
Utara
|
:
|
Perkebunan
|
|||
Selatan
|
:
|
Persawahan
|
|||
Timur
|
:
|
Persawahan
|
|||
Barat
|
:
|
Penyemaian
Padi
|
|||
Koordinat
|
:
|
04.00
24’0 N 098’ 10. 839 E
|
Penjelasan
Peyulingan
miyak ini di perkirakan adalah sebuah pabrik minyak yang di bangun oleh
Belanda. Hal ini di tunjukan karena di temukannya sebuah batu atau bekas
bangunan yang bertuliskan bahasa Belanda ( wood ). Banyak yang mengasumsikan
ini adalah sebuah benteng pada zaman Belanda. Penyulingan minyak atau pabrik
minyak ini memiliki bentuk seperti benteng dan susunan batu bata setinggi
sekitar 1 m. Selain itu di temukan bekas pembakaran dilokasi dan pipa tua
penghubung minyak yang sudah di suling. Tembok temboknya berbentuk persegi
dengan ketebalan 102 cm dan lebar batu bata sekitar 15 cm.
Saat
ini di bekas penyulingan minyak ini masih terdapat batu bata atau yang di
perkirakan adalah tiang tiang penyangga pabrik minyak. Namun bekas bangunan
penyulingan minyak itu sekarang sudah menyatu dengan persawahan dan perkebunan
milik masyarakat Bengkel Sukarame. Oleh karena itu setiap warga yag mempunyai
lahan di dekat bekas bangunan penyulingan minyak itu bebas menjual batu bata
yang menjadi sisa sisa bangunan untuk di jadikan pondasi rumah. Batu bata yang
kokoh dan sudah berlumut ini terdampar di pinggi bahkan di tengah sawah warga.
Batu bata yang menjadi tiang tiang penyulingan minyak ini berjarak ± 1- 2 m
dengan penyanggah lainnya. Selain itu, terdapat juga sebuah tembok yang di
dalamnya ada sebuah gua atau lorong di sekitar benteng atau tembok bekas bekas
pakbrik penyulingan minyak.
Bekas
penyulingan minyak ini tidak mendapat perlakuan yang baik dari warga bahkan
pemerinytah daerah setempat. Bahkan adanya perusakan atau perjual belikan batu
bata untuk membangun rumah masyarakat setempat.selain itu lokasi dari bekas
penyulingan yang berada di tengah areal persawahan warga mempereparah kondisi
bangunan tersebut. Batubata yang menjadi ciri khas dari bangunan di ambil oleh
warga dan dijadikan bahan bangunan rumah mereka, informasi tersebut kami
peroleh ketika melakukan wawancara dengan beberapa warga sekitar. Hal ini
menimbulkan pemikiran bahwa masih minim nya informasi atau keinginan di benak
warga sekitaran untuk melindungi bangunan bersejarah sebagai warisan budaya
bangsa kita
4.2 Rumah Datuk Setia Bakti
IDENTITAS CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Rumah
Datuk Nordin Gelar Datuk Setia Bakti
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
Kampung
Lama
|
Kelurahan
|
:
|
||||
Kecamatan
|
:
|
Besitang
|
|||
Kota
/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera
Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
|
Luas
bangunan
|
:
|
5
x 4 m
|
|||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
– batas
|
||
Utara
|
:
|
Perkebunan
|
|||
Selatan
|
:
|
Perkebunan
|
|||
Timur
|
:
|
Perkebunan
|
|||
Barat
|
:
|
Sungai
Besitang
|
|||
Koordinat
|
:
|
4.018442282268924,
98.18210005760193
|
Penjelasan
Di
Kampung Lama juga terdapat rumah tinggi kediaman Datuk Nordin gelar Datuk Setia
Bakti, rumah ini masih di rawat oleh cucu cucunya, berhampiran dengan rumah ini
terdapat kuburan pahlawan Indonesia Datuk Nordin sebagai pejuang 45 yang
memerangi tentara Jepang, sehingga dia gugur di dalam pertempuran tersebut.
Rumah
Datuk Besitang ini terletak sedikit jauh dari jalan Raya. Rumah ini terletak di
pedalaman perkebunan kelapa sawit. Di sekitar rumah di tumbuhi pepohonan dan
rerumputan yang sedikit tinggi. Di samping rumah Datuk ada 2 buah batu Nisan
yang bertuliskan Arab yang terletak di bawah sebuah pohon besar.
Kondisi
Rumah Datuk Besitang saat ini sudah terlihat tidak terawat lagi dan tidak
berpenghuni di karenakan jarak rumah dengan Jalan Raya dan pemukiman warga yang
sangat jauh. Rumah Datuk ini sudah pernah terjadi Renovasi agar selalu terlihat
baik karena Rumah ini sudah cukup di kenal oleh orang orang sekitar dan sudah
adanya promosi Rumah Datuk ini dengan adanya papan pamflet di depan gang menuju
Rumah Datuk tersebut. Meskipun demikian tapi akibat jauh nya lokasi dari jalan
raya maka hanya sedikit saja wisatawan yang berminat untuk mengunjungi rumah
datuk Besitang.
4.3 Makam Datuk Djohan Pahlawan dan
Masjidnya
IDENTITAS
CAGAR BUDAYA
A.
|
Nama
Benda
|
:
|
Makam
Datuk Djohan Pahlawan dan Masjidnya
|
||
B.
|
Lokasi
|
:
|
Alamat
|
:
|
|
Kelurahan
|
:
|
Kampung
Lama
|
|||
Kecamatan
|
:
|
Besitang
|
|||
Kota
/ Kabupaten
|
:
|
Langkat
|
|||
Provinsi
|
:
|
Sumatera
Utara
|
|||
C.
|
Ukuran
dan Luasan
|
:
|
Luas
lahan
|
:
|
|
Luas
bangunan
|
:
|
||||
D.
|
Batas
dan Koordinat
|
:
|
Batas
– batas
|
||
Utara
|
:
|
Sungai
|
|||
Selatan
|
:
|
Kuburan
|
|||
Timur
|
:
|
Sungai
|
|||
Barat
|
:
|
Kuburan
|
|||
Koordinat
|
:
|
4.0217403054471275,
98.18314377218485
|
Penjelasan
Komplek
pemakaman yang berada di belakang masjid ini di bangun oleh Djohan Pahlawan.
Yang mana di belakang masjid ini juga terdapat makam dari ayah Datuk Besitang (
O.K. Nurdin ) , makam tersebut terletak di saping mesjid. Kemudian sekitar
beberapa puluh meter di belakangnya kita dapat melihat makam dari ayah O.K.
Nurdin tersebut. Makam ini terletak di sekitar sungai yang dulunya dijadikan
sebagai sarana transportasi dan sekaligus tempat transaksi dan tempat
berkumpulnya rakyat – rakyat ( masyarakat besitang ). Mereka menggunakan sampan
jika mereka ingin berkumpul.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Latarbelakang
Usulan Penetapan
Adapun usulan penetapan dari hasil
makalah ini adalah :
1. Tanjung
Pura
Seharusnya bukti bukti
peninggalan sejarah yang ada di Tanjung Pura ini dirawat dan dilestarikan
dengan baik . Selain itu juga dijadikan sebagai Cagar Budaya yang memang benar
benar di jaga oleh petugas petugas yang diberikan kepercayaan oleh pemerintah
setempat . Disamping itu juga bukti peninggalan sejarah ini bisa dijadikan
sebagai wakil sejarah dari kerajaan yang
ada pada zaman dulunya. Dan sebaiknya pemerintah harus lebih kasat mata lagi
melihat bahwasanya banyak peninggalan sejarah disekitar kta yang harus lebih
dilestarikan dengan baik agar bisa dikunjungi para wisatawan yang ingin
berkunjung kedaerah Tanjung Pura ini guna lebih mengenalkan bagaimana sejarah
yang ada diKota Tanjung Pura ini .
2.
Pulau Kampai
Pulau kampai ini
sebenarnya memberikan manfaat yang cukup banyak bagi kita semua.Sebab banyak
hasil hasil alam yang dapat menambah pendapatan masyarakat setempat maupun
pendapatan negara. Pulau ini dikenal dengan adanya bukti peninggalan sejarah
baik itu berupa artefak ataupun pecahan pecahan keramik atau manik manik batu
yang bisa kita dapatkan dari hasil penggalian tanah yang dilakukan.Selain itu
ada juga makam panjang keramat yang didalamnya memiliki banyak cerita fakta
ataupun mitos . Alangkah lebih baiknya pemerintah dan masyarakat setempat
bekertja sama agar lebih menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini .
Dengan begitu kita dapat melihat betapa kaya nya kota Langkat ini akan sejarah
.
3.Besitang
Di daerah Besitang ini
terdapat berbagai peninggalan sejarah yang dapat kita katakan sebagai salah
satu bukti sejarah juga bahwa adanya penyulingan minyak,makam datuk Johan
Pahlawan dan lain sebagainya . Seharusnya semua peninggalan yang ada di
Besitang ini di jaga,dirawat dan dilestarikan dengan baik agar nampak bahwa
bukti sejarah ini dapat di lihat para wisatawan dan mengenalkan lebih jelas
lagi kepada pengunjung . Sehingga lebih menambah motivasi bagi anak anak
pendidik untuk menjadi seorang PENELITI atau SEJARAWAN.
5.2
Saran
Apabila terdapat suatu kesalahan baik
dalam menulis maupun menyusun makalah ini saya sebagai penyusun makalah ini
sangat senang jika ada kritik dan saran yang dapat membangun dan memperbaiki
dalam penyusunan makalah ini . Saya sebagai penyusun makalah ini mengucapkan
Terima Kasih .
http://sarinahwiwid.blogspot.co.id/2017/01/bangunan-sejarah-di-langkat-tanjung-pura.html
http://sarinahwiwid.blogspot.co.id/2017/01/bangunan-sejarah-di-langkat-tanjung-pura.html
NB : jika ingin
mengcopy paste harap cantumkan sumber juga ya ^^
tengyu kak. aku lagi penelitian di tanjung pura kak. kalok boleh tau, FB k2 namanya apa.
BalasHapusoke, ini Wiwid Anggraini.
Hapusthanks ya uda mampir
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus