Jumat, 13 Januari 2017

PERBANDINGAN HISTORIGRAFI ZAMAN ABAD PERTANGAHAN DENGAN ZAMAN RENAISSANCE YANG DIBANDINGKAN



PERBANDINGAN HISTORIGRAFI ZAMAN ABAD PERTANGAHAN DENGAN ZAMAN RENAISSANCE YANG DIBANDINGKAN:
1.      KONSEPSIPENDAPAT PARA SEJARAWAN
2.      TOPIK ATAU  TEMA-TEMA PENELITIAN
3.      JIWA ZAMAN
4.      METODE PENELITIAN
5.      BERIKAN CONTOH-CONTOH PARA SEJARAWAN DAN MASING-MASING KARYA HISTORIOGRAFI

PENYELESAIAN
1. KONSEPSI PENDAPAT  PARA SEJARAWAN
A.    ABAD PERTENGAHAN
B.     ABAD RENAISSANCE
2. TOPIK ATAU  TEMA-TEMA PENELITIAN
                        A. ABAD PERTENGAHAN
Abad pertengahan juga disebut sebagai “The Dark Ages” atau “Zaman Kegelapan atau Zaman Kebodohan”. Istilah ini menggambarkan kondisi dan situasi Eropa pada Abad Pertengahan yang mengalami dekadensi intelektual dan ilmu pengetahuan di seluruh bidang. Kegelapan juga dimaknai sebagai tertutupnya intelektual dan rasionalitas manusia oleh dogma agama serta hegemoni gereja. Etnosentris dan logosentris yang berkembang pesat pada masa Yunani Klasik dan Kekaisaran Romawi berubah secara drastis menjadi theosentris sehingga segala sesuatunya harus berlandaskan pada dogma agama dan gereja. Semua yang berasal dari agama dan kitab suci adalah yang paling benar, dan selain itu adalah bid’ah. Penggunaan intelektual dan rasionalitas adalah sesuatu yang menyimpang dari agama dan akan merusak keimanan seseorang. Sains dan ilmu pengetahuan harus dijauhkan dari kehidupan masyarakat. Sebab, sains dan ilmu pengetahuan mendorong orang mempertanyakan segala hal termasuk tentang kebenaran agama. Dengan demikian, kelam dan gelap merupakan sebuah gambaran kehidupan pada Abad Pertengahan karena akal, rasionalitas, dan ilmu pengetahuan dilarang keras untuk berkembang. Sementara itu bagi kalangan agamawan, masa ini merupakan abad yang didambakan karena kehidupan begitu damai dengan berpegang pada dogma agama dan kitab suci sehingga tujuan hidup adalah menuju kedamaian dan surga.
Situasi kebudayaan seperti ini tidak lepas dari pengaruh “jiwa zaman” pada waktu itu sebagai berikut.
1. Theosentrisme, yaitu pandangan hidup yang berpusat pada Tuhan. Maksudnya bahwa kehidupan manusia itu berpusat pada Tuhan, dan Tuhanlah yang mengatur seluruh hidup manusia baik secara individu maupun kelompok. Dalam hal ini Tuhan juga mengatur seluruh sejarah manusia.
2. Providensi, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa segala sesuatu di dunia dan seisinya ini berjalan menurut rencana Tuhan (God Plan). Sengsara merupakan peringatan terhadap manusia. Faktor Tuhan selalu dikaitkan dengan segala hal, demikian juga dengan sejarah selalu dikembalikan kepada Tuhan.
3. Yenseitigheit, yaitu pandangan hidup yang mementingkan kehidupan di alam baka atau akhirat. Atinya yang terpenting dalam hidup ini adalah untuk mempersiapkan diri demi kehidupan di alam baka.
B. ABAD RENAISSANCE
Renaissans yang secara harfiah berarti kelahiran kembali adalah salah satu periodesasi Eropa setalah periode klasih dan pertengahan. Renaisans muncul sebagai akumulasi dogma-dogma gereja yang membatasi bahkan mengekang pola pikir masyarakat. Dibandingkan dengan jaman abad pertengahan bisa dikatakan tidak ada studi yang sungguh-sungguh tentang sejarah kuno. Walaupun sebenarnya terdapat pengaruh penulisan sejarah Yunani terhadap sejarah abad pertengahan, namun pengaruhnya hanya berpengaruh kepada beberapa penulis saja.
Ciri-ciri historiografi pada abad renaissance :
1. Antroprocentrisme yaitu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta. Lingkungan dalam konteks ini hanya sebagai nilai instrumental, sebagai objek eksploitasi, dan eksperimen untuk kepentingan manusia.
2. Sekuler yaitu pandangan hidup yang bersifat keduniawian, segala sesuatu diukur atau berorientasi kepada kehidupan di dunia yang bersifat material.
3. Dissegetigheit, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa dalam kehidupan ini yang terpenting adalah justru dunia yang fana ini. semboyannya adalah “carpidiem” yang berarti petiklah hari ini.
3. JIWA ZAMAN
A. ABAD PERTENGAHAN
Demikian halnya dengan sejarah historiografi Eropa, periode Pertengahan merupakan suatu masa setelah masa Yunani dan Romawi. Kondisi masa Pertengahan yang penuh dogma ikut mewarnai corak penulisan sejarah. Penulisan sejarah pada masa ini juga memiliki tema dan ciri khusus sebagaimana jiwa zamannya, yakni theosentris, berpusat pada gereja, dan feodalistis.
a. Theosentris atau Teologis
Theosentris merupakan ciri utama dan pertama dari historiografi Abad Pertengahan. Pemusatan pada ketuhanan dan kehidupan beragama mendapat bobot yang besar, atau bahkan bisa dikatakan seluruh kehidupan harus berpusat padanya. Penulisan sejarah pun akan berkaitan dengan masalah-masalah ketuhanan dan keagamaan sebagaimana tulisan Augustinus dalam karyanya yang berjudul Confenssion dan The City of God. Keduanya merupakan fakta dari historiografi Abad Pertengahan. Penulisan sejarah yang dilakukan tidak akan keluar dari lingkaran theosentris dan teologis.
b. Pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan berada di biara-biara.
Hal ini merupakan suatu keniscayaan sejarah pada masa Pertengahan. Gereja mendapat otoritas secara penuh atas keberlangsungan hidup manusia di dunia. Pada masa ini, biara merupakan tempat para biarawan dan para “bapak” mengabdikan hidupnya untuk agama. Dalam kompleks tersebut terdapat gereja, perpustakaan, dan sekolah-sekolah (paroki) serta pusat kajian kebudayaan. Dengan demikian, praktis orang-orang yang berpendidikan dan memiliki ilmu pengetahuan adalah para biarawan dan biarawati. Penulisan sejarah pun dilakukan oleh mereka dengan objek kajian masalah ketuhanan, keagamaan, dan gereja. Persentase penulisan sejarah dengan obyek tersebut begitu besar secara kuantitaf karena para sejarawan masa ini adalah para ahli agama dan orang-orang dari gereja.
c. Feodalistis
Feodalistis merupakan fenomena sejarah yang muncul dan berkembang pada zaman Pertengahan. Sistem kepemilikan tanah dan sewa tanah oleh para tuan tanah merupakan kegiatan sosial ekonomi yang berkembang. Penulisan sejarah pun juga terkonsentrasi pada fenomena sosial tersebut. Bagaimana kehidupan sosial, khususnya stratifikasi masyarakat masa feodalisme, dan respon agama dalam menanggapi fenomena tersebut adalah masalah-masalah yang menjadi obyek penulisan sejarah yang penting. Bentuk penulisan sejarah pada era ini terutama memasuki abad ke-9 sudah mengedepankan bentuk naratif. Bentuk penulisan yang naratif merupakan salah satu ciri yang membedakan hasil penulisan pada masa Pertengahan dengan masa sebelumnya yakni annals dan cronicles.
B. ZAMAN RENAISSANCE


4. METODE PENELITIAN

5. BERIKAN CONTOH-CONTOH PARA SEJARAWAN DAN MASING-MASING KARYA HISTORIOGRAFI
A. ABAD PERTENGAHAN
a. Augustinus
Augustinus merupakan seorang penulis yang sangat produktif, terutama dalam hal teologi. Beberapa karya tulisnya yang kontroversial berkaitan dengan persoalan masa itu yakni yang berkaitan dengan kaum Pelagian, masih tetap berpengaruh hingga zaman modern. Di antara karyanya yang sangat berpengaruh dan terkenal sampai sekarang ini,
adalah:

1. Confessiones, pengakuan (semacam riwayat hidup);
2. De Trinitate , tentang Allah Tri Tunggal;
3. De Natura et Gratia, tentang kodrat dan rahmat;
4. De Civitate Dei, tentang negeri Allah (sebuah buku mengenai masyarakat Kristiani yang ideal dan hubungan antara negara dan agama, besar pengaruhnya pada masa Pertengahan);
5. De Quantitate Animae, tentang mutu jiwa.15
6. Confessiones, Buku yang berjudul Confessiones karya Augustinus memiliki karakteristik sejarah. Buku yang terdiri dari 13 jilid ini terdiri dari dua bagian besar pembahasan yakni riwayat hidup Augustinus dan pembahasan masalah keagamaan. Sembilan jilid di antaranya menjelaskan tentang riwayat hidup Augustinus dari kecil hingga memeluk agama Kristen pada usia 32 tahun sekaligus tentang ayahnya yang “kafir” dan ibunya yang taat beragama. Sementara yang empat jilid lebih menjelaskan tentang perjalanan dan pencarian yang dianggapnya sebagai sebuah kebenaran (masalah keagamaan). Menurut Yusouf Ibrahim, Confessiones mengisahkan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui penulisnya pada tahap tertentu dalam kehidupannya. Harapannya buku itu menjadi petunjuk menuju ke jalan yang benar. Kebenaran yang dimaksud adalah agama Kristen yang kemudian dianutnya dengan teguh.
BEBERAPA PREMISI/ASUMSI DALAM “CITY OF GOD”
1. Sejarah punya tujuan (seperti manusia hidup).
2. Sejarah bergerak lurus menuju titik terakhir yaitu hari kebangkitan.
3. Titik akhir sejarah itu baik dinamakan progres (kemajuan), kebajikan.
4. Ada kekuatan eksternal yang menggerakan sejarah.
5. Manusia dapat membedakan beberapa aspek, mementingkan pemahakam kelemahan nalar.
6. Manusia harus memahami wahyu kitab suci.
7. Wahyu adalah agen aktif dalam sejarah
b. Esebius
Esebius dari Caesaria menulis buku  sejarah gereja “church history” yang menceritakan tentang tumbuhnya gereja secara alami, berbicara tentang generasi yang persuafif dan keyakinan jenis sejarah yang radical (mengabaikan tradisi klasik). Esebius mendiskripsikan kehidupan religius dan mengajukan pertanyaan tentang eksisitensi manusia.

Nb : harap cantumkan sumber^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Korespondensi Cina Di Hindia Belanda 1865-1949

Korespondensi Cina Di Hindia Belanda, 1865-1949 SIEM TJONG HAN, M.D . Artikel ini merupakan upaya untuk menggambarkan beberapa aspek ...