Apa
manfaat penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan?
Penelitian tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap
perkembangan kehidupan manusia, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pentingnya suatu penelitian dan hubungannya dengan berbagai hal
sehingga spenelitian harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berdasarkan
etika kebenaran.
Bila penelitian dikaitkan dengan perguruan tinggi, maka pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para tenaga pengajar (dosen) seagi ujung tombak dalam kehidupan kampus harus ditingkatkan. Selain untuk meningkatkan kemampuan sendiri diharapkan para dosen dapat meningkatkan kegairahan mahasiswa untuk meneliti. Untuk itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang memadai sehingga penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi (negeri dan swasta) maupun pembangunan nasional bangsa dan negara.
Sedangkan bila dikaitkan dengan pembangunan nasional maka penelitian merupakan dasar (basic) bagi pengambilan keputusan setiap langkah-langkah pelaksanaan dan perencanaan pembangunan. Sehubungan dengan itu perlu dana/ biaya dan sumber daya manusia (tenaga peneliti) yang besar agar penelitian dapat berlangsung dengan baik dan mempunyai manfaat yang besar bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Dari berbagai hal yang harus dipahami dalam pelaksanaan penelitian adalah penelitian yang dilakukan sendiri secara mandiri, efisien, efektif, kritis, dan didasarkan pada etika kebenaran merupakan aspek yang harus selalu menjadi perhatian utama. Mengingat betapa pentingnya pelaksanaan penelitian seperti yang telah diutarakan pada penjelasan di atas, maka dalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai Ilmu Pengetahuan dan Penelitian.
Bila penelitian dikaitkan dengan perguruan tinggi, maka pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para tenaga pengajar (dosen) seagi ujung tombak dalam kehidupan kampus harus ditingkatkan. Selain untuk meningkatkan kemampuan sendiri diharapkan para dosen dapat meningkatkan kegairahan mahasiswa untuk meneliti. Untuk itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang memadai sehingga penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi (negeri dan swasta) maupun pembangunan nasional bangsa dan negara.
Sedangkan bila dikaitkan dengan pembangunan nasional maka penelitian merupakan dasar (basic) bagi pengambilan keputusan setiap langkah-langkah pelaksanaan dan perencanaan pembangunan. Sehubungan dengan itu perlu dana/ biaya dan sumber daya manusia (tenaga peneliti) yang besar agar penelitian dapat berlangsung dengan baik dan mempunyai manfaat yang besar bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Dari berbagai hal yang harus dipahami dalam pelaksanaan penelitian adalah penelitian yang dilakukan sendiri secara mandiri, efisien, efektif, kritis, dan didasarkan pada etika kebenaran merupakan aspek yang harus selalu menjadi perhatian utama. Mengingat betapa pentingnya pelaksanaan penelitian seperti yang telah diutarakan pada penjelasan di atas, maka dalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai Ilmu Pengetahuan dan Penelitian.
A. Pengertian Pengetahuan
1. Pengetahuan (Knowledge)
Menurut pendapat Gordon (1994 : 57) pengertian pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin. Nadler (1986 : 62) berpendapat pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Dalam pengertian lain pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek. Para ahli filsafat masih terus memperdebatkan definisi Pengetahuan, terutama karena rumusan Pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”).
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat tumbuhan temulawak untuk mengobati penyakit hepatitis B.
Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui atau dipahami seseorang secara subjektif yang diperoleh dari pengalaman menghadapi suatu fakta atau situasi berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi. Pengetahuan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah ini tidak perlu dikaji ulang kebenarannya sedangkan pengetahuan pra-ilmiah ini perlu diuji lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya. Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin.
b. Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji
c. Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian.
d. Merancang teknik men-tes pengandaian-pengandaian.
e. Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan.
f. Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan.
g. Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaian-pengandaian itu serta menilai kekuatan teknik tadi.
h. Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan merumuskan pertanyaan baru.
Jadi pada intinya ilmu pengetahuan (science) ialah hasil pengolahan kembali pengetahuan (knowledge) melalui pengujian menggunakan metode ilmiah yang didukung oleh sekumpulan bukti dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Sehingga agar pengetahuan menjadi ilmu perlu dilakukan pengujian ilmiah terlebih dahulu.
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:
a. Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain.
b. Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-lain.
c. Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.
1. Pengetahuan (Knowledge)
Menurut pendapat Gordon (1994 : 57) pengertian pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin. Nadler (1986 : 62) berpendapat pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Dalam pengertian lain pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek. Para ahli filsafat masih terus memperdebatkan definisi Pengetahuan, terutama karena rumusan Pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”).
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat tumbuhan temulawak untuk mengobati penyakit hepatitis B.
Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui atau dipahami seseorang secara subjektif yang diperoleh dari pengalaman menghadapi suatu fakta atau situasi berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi. Pengetahuan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah ini tidak perlu dikaji ulang kebenarannya sedangkan pengetahuan pra-ilmiah ini perlu diuji lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya. Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin.
b. Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji
c. Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian.
d. Merancang teknik men-tes pengandaian-pengandaian.
e. Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan.
f. Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan.
g. Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaian-pengandaian itu serta menilai kekuatan teknik tadi.
h. Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan merumuskan pertanyaan baru.
Jadi pada intinya ilmu pengetahuan (science) ialah hasil pengolahan kembali pengetahuan (knowledge) melalui pengujian menggunakan metode ilmiah yang didukung oleh sekumpulan bukti dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Sehingga agar pengetahuan menjadi ilmu perlu dilakukan pengujian ilmiah terlebih dahulu.
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:
a. Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain.
b. Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-lain.
c. Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.
Untuk
melihat bagaimana dan seberapa jauh peranan suatu penelitian, ada baiknya
dilihat kembali jenis penelitian daripada penelitian tersebut. Penelitian
sangat memegang peranan penting jika dilakukan secara baik dan benar, sebab
penelitian dapat berfungsi sebagai jembatan yang :
- Membantu manusia untuk meningkatkan kemampuannya dalam menginterpretasikan fenomena-fenomena yang terjadi didalam masyarakat dan sekitarnya, yang bersifat kompleks dan saling berkait,
- Mempermudah dalam pencapaian tujuan yang diharapkan,
- Sebagai pemberi rekomendasi,
- Sebagai alat perencanaan untuk melakukan kegiatan selanjutnya,
- Dapat mengatasi atau menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi,
- Sebagai alat dalam pengambilan keputusan,
- Sebagai media untuk perkembangan ilmu pengetahuan, melalui penelitian yang dijalankan dapat ditemukan sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan pengetahuan yang telah ada,
- Sebagai alat dalam pengambilan kesimpulan untuk pemecahan masalah,
- Membantu persoalan kehidupan sehari-hari setidaknya lewat penelitian dapat diperolehnya jawaban yang sedang dihadapi, baik untuk pengembangan sektor usaha maupun meningkatkan pendapatan,
- Begitupun halnya dalam menunjang kelancaran proses pembangunan ataupun kesulitan mengatasi masalah usaha, melalui penelitian yang telah dijalankan dapat diberikannya jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga dapat keluar dari krisis yang terjadi.
Kegunaan
penelitian ialah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di
kontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa
kontrol. Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi
terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan.
Jika
penelitian tidak diadakan, serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih
dahulu melalui penelitian. Tidak ada negara yang sudah maju dan berhasil dalam
pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian.
Banyak
penelitian yang menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
tersebut. Ada dua cara untuk menilai benefit (keuntungan) dari penelitian.
Pertama, menggunakan teknik internal rate of return to investment. Dan kedua
dengan menghitung nilai marginal dari output per dolar modal yang ditanamkan
dalam penelitian.
B. Keterkaitan Antara Ilmu
Pengetahuan Dengan Penelitian
1. Deskripsi Umum Penelitian
Penelitian diterjemahkan dari kata “Research” (Inggris) yaitu re (kembali) dan search (mencari) atau mencari kembali yang kemudian para ahli menerjemahkannya sebagai riset. Hillway (1956) mengatakan bahwa penelitian tidak lain dari sesuatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Sementara itu Whitney (1960) mengemukakan pengertian penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Dengan demikian selain merupakan suatu proses dan metode, penelitian diharapkan mampu mencari pemecahan masalah yang diteliti (problem solving). Pada hakekatnya penelitian merupakan suatu usaha untuk menjembatani dunia konsepsual (conceptual world) dengan dunia empiris (empirical world; Balian, Edward S, 1983).
Dari berbagai ahli yang mencoba membuat definisi penelitian yang tepat, pada dasarnya penelitian adalah suatu proses penyelidikan atau pencarian sesuatu (fakta dan prinsip-prinsip) yang dilakukan secara sistematis, hati-hati, kritis (critical thinking) dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan harapan dapat ditemukan pemecahan masalah yang tepat terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran dari suatu permasalahan yang timbul, sehingga penelitian merupakan metode berpikir secara kritis dan sistematis.
2. Relevansi Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multi dimensional, sehingga dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan proses penelitian tersebut.
Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan, berkembang dari upaya manusia menc`ri jawaban atas berbagai pertanyaan seperti “ini apa?”; “itu apa?”; “mengapa begini?”; “mengapa begitu?” dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan “bagaimana hal itu terjadi?” serta “bagaimana memecahkannya?”. Dengan dorongan ingin tahu tersebut manusia selalu ingin mendapatkan pengetahuan mengenai permasalahan yang tidak diketahuinya sehingga pada akhirnya muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang dikenal sebagai ilmu pengetahuan (knowledgement) yang sistematis dan terorganisir. Dengan menggunakan akal dan pikiran yang reflektif, manusia merasa mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Pendekatan yang digunakan dapat bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Pendekatan ilmiah dapat berupa penelitian-penelitian sedangkan pendekatan non-ilmiah dapat berupa akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan atau coba-coba (trial and error) dan mendapat otoritas ilmiah atau pikiran kritis. Berdasakan pengertian di atas, terdapat hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan dan penelitian. Para ahli menyebutkan bahwa tidak mungkin memisahkan ilmu dengan penelitian dan diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang sama. Almack (1930) mengatakan bahwa penelitian dan ilmu merupakan hasil dan proses. Penelitian merupakan proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Whitney (1960) menegaskan bahwa ilmu dan penelitian merupakan proses yang berlangsung secara bersama-sama. Artinya ilmu dan penelitian adalah proses yang sama sedangkan hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Kebenaran yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkeinginan untuk mengujinya.
Dengan relevansi atau hubungan tersebut dapat disebutkan berbagai aspek yang menjadi peranan dari ilmu dan penelitian sehingga dapat disebutkan sesuatu yang dilakukan itu merupakan karya keilmuan, seperti:
a. Mencandra/ Deskripsi. Fungsi ini berusaha untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan.
b. Menerangkan/ Eksplanasi. Fungsi ini berusaha untuk menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari munculnya permasalahan atau terjadinya peristiwa-peristiwa.
c. Penyusunan Teori. Fungsi ini berusaha untuk menyusun teori/ prinsip/ aturan-aturan mengenai hubungan antara kondisi/ peristiwa yang satu dengan yang lain.
d. Peramalan/ Prediksi. Fungsi ini berusaha untuk mengadakan ramalan/ prediksi, estimasi dan proyeksi terhadap permasalahan/ peristiwa dan dampak yang akan terjadi.
e. Pengendalian/ Controling. Fungsi ini berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan pengendalian terhadap permasalahan/ peristiwa/ gejala.
Dari semua penjelasan tersebut, jelaslah sudah bahwa terdapat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan penelitian. Melakukan penelitian memang dibutuhkan ilmu pengetahuan dan tidak akan muncul pengetahuan baru bila tidak ada sebuah penelitian. Dapat diketahui bahwa dari ilmu pengetahuan itu akan muncul permasalahan-permasalahan baru yang harus dipecahkan melalui penelitian, dengan ilmu pengetahuan pula penelitian dapat dikerjakan, dan hasil pemecahan masalah dari penelitian tersebut juga dapat dijadikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan baru.
1. Deskripsi Umum Penelitian
Penelitian diterjemahkan dari kata “Research” (Inggris) yaitu re (kembali) dan search (mencari) atau mencari kembali yang kemudian para ahli menerjemahkannya sebagai riset. Hillway (1956) mengatakan bahwa penelitian tidak lain dari sesuatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Sementara itu Whitney (1960) mengemukakan pengertian penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Dengan demikian selain merupakan suatu proses dan metode, penelitian diharapkan mampu mencari pemecahan masalah yang diteliti (problem solving). Pada hakekatnya penelitian merupakan suatu usaha untuk menjembatani dunia konsepsual (conceptual world) dengan dunia empiris (empirical world; Balian, Edward S, 1983).
Dari berbagai ahli yang mencoba membuat definisi penelitian yang tepat, pada dasarnya penelitian adalah suatu proses penyelidikan atau pencarian sesuatu (fakta dan prinsip-prinsip) yang dilakukan secara sistematis, hati-hati, kritis (critical thinking) dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan harapan dapat ditemukan pemecahan masalah yang tepat terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran dari suatu permasalahan yang timbul, sehingga penelitian merupakan metode berpikir secara kritis dan sistematis.
2. Relevansi Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multi dimensional, sehingga dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan proses penelitian tersebut.
Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan, berkembang dari upaya manusia menc`ri jawaban atas berbagai pertanyaan seperti “ini apa?”; “itu apa?”; “mengapa begini?”; “mengapa begitu?” dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan “bagaimana hal itu terjadi?” serta “bagaimana memecahkannya?”. Dengan dorongan ingin tahu tersebut manusia selalu ingin mendapatkan pengetahuan mengenai permasalahan yang tidak diketahuinya sehingga pada akhirnya muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang dikenal sebagai ilmu pengetahuan (knowledgement) yang sistematis dan terorganisir. Dengan menggunakan akal dan pikiran yang reflektif, manusia merasa mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Pendekatan yang digunakan dapat bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Pendekatan ilmiah dapat berupa penelitian-penelitian sedangkan pendekatan non-ilmiah dapat berupa akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan atau coba-coba (trial and error) dan mendapat otoritas ilmiah atau pikiran kritis. Berdasakan pengertian di atas, terdapat hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan dan penelitian. Para ahli menyebutkan bahwa tidak mungkin memisahkan ilmu dengan penelitian dan diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang sama. Almack (1930) mengatakan bahwa penelitian dan ilmu merupakan hasil dan proses. Penelitian merupakan proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Whitney (1960) menegaskan bahwa ilmu dan penelitian merupakan proses yang berlangsung secara bersama-sama. Artinya ilmu dan penelitian adalah proses yang sama sedangkan hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Kebenaran yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkeinginan untuk mengujinya.
Dengan relevansi atau hubungan tersebut dapat disebutkan berbagai aspek yang menjadi peranan dari ilmu dan penelitian sehingga dapat disebutkan sesuatu yang dilakukan itu merupakan karya keilmuan, seperti:
a. Mencandra/ Deskripsi. Fungsi ini berusaha untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan.
b. Menerangkan/ Eksplanasi. Fungsi ini berusaha untuk menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari munculnya permasalahan atau terjadinya peristiwa-peristiwa.
c. Penyusunan Teori. Fungsi ini berusaha untuk menyusun teori/ prinsip/ aturan-aturan mengenai hubungan antara kondisi/ peristiwa yang satu dengan yang lain.
d. Peramalan/ Prediksi. Fungsi ini berusaha untuk mengadakan ramalan/ prediksi, estimasi dan proyeksi terhadap permasalahan/ peristiwa dan dampak yang akan terjadi.
e. Pengendalian/ Controling. Fungsi ini berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan pengendalian terhadap permasalahan/ peristiwa/ gejala.
Dari semua penjelasan tersebut, jelaslah sudah bahwa terdapat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan penelitian. Melakukan penelitian memang dibutuhkan ilmu pengetahuan dan tidak akan muncul pengetahuan baru bila tidak ada sebuah penelitian. Dapat diketahui bahwa dari ilmu pengetahuan itu akan muncul permasalahan-permasalahan baru yang harus dipecahkan melalui penelitian, dengan ilmu pengetahuan pula penelitian dapat dikerjakan, dan hasil pemecahan masalah dari penelitian tersebut juga dapat dijadikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan baru.
A. Kesimpulan
1.
Ilmu pengetahuan (science) ialah hasil pengolahan kembali pengetahuan
(knowledge) melalui pengujian menggunakan*metode ilmiah yang didukung oleh
sekumpulan bukti dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren.
2. Terdapat
keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan penelitian. Melakukan penelitian
memang dibutuhkan ilmu pengetahuan dan tidak akan muncul pengetahuan baru bila
tidak ada sebuah penelitian.
3. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan pemecahannya.
4. Suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahapan yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan, antara lain perencanaan, pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian, pengambilan contoh (sampling), penyusunan daftar pertanyaan, kerja lapangan, editing dan coding, analisis dan laporan, kesimpulan.
3. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan pemecahannya.
4. Suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahapan yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan, antara lain perencanaan, pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian, pengambilan contoh (sampling), penyusunan daftar pertanyaan, kerja lapangan, editing dan coding, analisis dan laporan, kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Rahardjo, Mudjia. Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, (Online),
(http://mudjiarahardjo.com/artikel/140-penelitian-dan-pengembangan-
ilmupengetahuan.html), diakses 23 Januari 2012.
Salladien. 2011. Kaitan Penelitian dengan Ilmu Pengetahuan, (Online),
(http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/kaitan-penelitian-
dengan-ilmu-pengetahuan), diakses tanggal 23 Januari 2012.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
________. 2011. Perkembangan dan Definisi ilmu pengetahuan, (Online),
(http://www.peutuah.com/perkembangan-dan-definisi-ilmu-pengetahuan/), diakses 22 januari 2012.
________. 2011. Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmih dan Penelitian Ilmiah, (Online),
(http://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-
ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/), diakses tanggal 23 Januari 2012.
________. 2010. Hakekat masalah Penelitian, Bagaimana Cara Menemukan
Permasalahan dan Membuat Rumusan Masalah, (Online),
(http://okizainalfahmi.wordpress.com/2010/04/14/hakekat-masalah-
penelitian-bagaimana-cara-menemukan-permasalahan-dan-membuat-
rumusan-masalah/), diakses tanggal 23 Januari 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Rahardjo, Mudjia. Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, (Online),
(http://mudjiarahardjo.com/artikel/140-penelitian-dan-pengembangan-
ilmupengetahuan.html), diakses 23 Januari 2012.
Salladien. 2011. Kaitan Penelitian dengan Ilmu Pengetahuan, (Online),
(http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/kaitan-penelitian-
dengan-ilmu-pengetahuan), diakses tanggal 23 Januari 2012.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
________. 2011. Perkembangan dan Definisi ilmu pengetahuan, (Online),
(http://www.peutuah.com/perkembangan-dan-definisi-ilmu-pengetahuan/), diakses 22 januari 2012.
________. 2011. Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmih dan Penelitian Ilmiah, (Online),
(http://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-
ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/), diakses tanggal 23 Januari 2012.
________. 2010. Hakekat masalah Penelitian, Bagaimana Cara Menemukan
Permasalahan dan Membuat Rumusan Masalah, (Online),
(http://okizainalfahmi.wordpress.com/2010/04/14/hakekat-masalah-
penelitian-bagaimana-cara-menemukan-permasalahan-dan-membuat-
rumusan-masalah/), diakses tanggal 23 Januari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar