Senin, 15 Januari 2018

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Pertumbuhan Penduduk di Jawa pada Abad 19

 Pertumbuhan Penduduk di Jawa pada Abad 19
            Pada abad ke-19 pertumbuhan penduduk Jawa sangat pesat untuk menjamin penggunaan ledakan populasi jangka panjang pada tahap itu, untuk menerima sebagaimana biasanya dalam analisis fluktuasi nilai populasi di Jawa sensus itu terkenal seperti yang dibuat oleh Raffles tahun 1815 yang berjumlah 4,5 juta. Sedangkan sensus yangdi ambil pada tahun 1900 hampir 28,5 juta. Ini mengimplikasikan bahwa adanya tingkat pertumbuhan 2,2% per tahun.
            Berdasarkan perkiraan Bleeker pada tahun 1802 tingkat pertumbuhantahunan antara 1802 dan 1900 tampaknya menjadi sekitar 2,1%.
            Ini adalah phenomena yang unik dalam sejarah demografi/kependudukan, tidak ada negara di Asia atauEropa lainnya yang mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat cepat selama periode panjang. Maka julukan ‘populasi ledakan’ adalah yang paling tepat. Belum ada indikasi sepanjang ini yang lebih jauh lagi bahwa tingkat pertumbuhan penduduk dapat berasal dari imigrasi.
            Ada tiga penjelasan/alasan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1.      Memperbaiki taraf hidup masyarakat pribumi
2.      Pengenalan layanan kesehatan yang lebih lengkap
3.      Pembentukan perdamaian dan ketertiban oleh pemerintah belanda.
Pertumbuhan penduduk secara umum dikaitkan dengan meningkatnya pengaruh dalam setiap bidang dari sistem kolonial Nederlands.
Keraguan telah muncul dalam beberapa tahun terakhir apakah tingkat pertumbuhan Jawa sebenarnya begitu tinggi di abad ke 19, dan Widjojo Nitisastro telah agak memodifikasi pandangan ini.
Widjojo Nitisastro tidak berusaha utik memperkirakan jumlah penduduk pada awal abad ke 19 atau untuk bekerja di luar tingkat pertumbuhan di abad ini. Sebuah skeptisisme yang mendalam sehubung dengan fenomena pertumbuhan penduduk yang cepat menunjukan palung seluruh analisisnya. Deskripsi tentang ekonomi, kondisi medis dan security memberikan kesan yang pasti bahwa tingkat pertumbuhan setinggi telah diklaim jauh dari realistis.
Dalam tulisan ini kita dapat memeriksa pertanyaan tentang pertumbuhan penduduk ppribumi Jawa. Dengan demikian kita akan fokus hampir secara eksklusif pada data dan kondisi yang dihubungkan dengan peruh pertama abad ke 19 (1800-1850). Untuk sensus diambil pada tahun 1900,pada akhir abad ini umumnya dianggap cukup handal.
Sebuah analisis lebih lanjut dari periode 1850-1900 diperlukan, namun, jika ingin mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan penduduk di abad ke 19 dengan menggukan koreksi yang dibuat oleh Breman.

EVALUASI KEANDALAN MATERIAL BAHAN KEPENDUDUKAN
A.    Umum
            Disebutkan secara khusus dari fakta yang dibuat bahwa sensus pertama tidak diambil hingga tahun1930. Sebelum waktu tersebut ada banyak ketidakpastian mengenai jumlah sebenarnya dari penduduk asli (pribumi), ketidakpastian ini meningkat lebih jauh kembali pada masa yang lalu. Tingkatan dari hitungan terendah hingga tertinggi pada pertengah abad ke 19.
            Tiga faktor yang menjelaskan mengapa ada angka yang terendah.
a.       Kurang memperhatikan pada bagian administrasi barat dalam menentukan jumlah penduduk yang benar.
b.      Kerangnya dari mesin administrasi untuk menentukan ukuran penduduk, baik pada teknis dan bagian organisasi.
c.       Kecurigaan dan kurang memperhatikan penduduk asli (pribumi).
Periode sekitar tahun 1850 adalah karakter dari sebuah kurangnya perhatian Belanda kepada penduduk. Perhatian terbesar ditunjukan pada daerah pengolahan lahan dibandingkan pada jumlah penduduk. Lantaran ada perhatian pada jumlah penduduk ini dibatasi terutama kepada kepala keluarga yang dikenakai pajak. Administrasi colonil tidak menunjukan perhatian pada jumlah yang tepat dari rumah tangga mereka.
Bahkan jika ada keinginan untuk menetapkan jumlah penduduk yang benar, tenaga kerja terbatas dari yang disediakan administrasi yang merupakan sebuahkendala yang harus diatasi. Oleh karena itu bagian yang menentukan dimainkan oleh kepala desa dalm mengumpulkan dari data seluruh penduduk pada abad ke 19.
Dari ketika masa Raffles seterusnya kepala desa itu adalah orang yang bertanggung jawab untuk menjaga desa yang terdaftar, sebelum tahun 1848 kemungkinan dengan asisten pemimpin desa dan/atau juru tulis desa. Dalam daftar ini, kelahiran, kematian dan perkawinan harus dicatat. Dari waktu ke waktu laporan harus dibuat untuk bupati, siapa yang memberikan informasi kepada bupati, melalui siapa data itu dikirim ke bupati. Oleh karena itu kepala desa adalah tokoh kunci penyimpanan dari data tersebut. Dalam hal ini pekerjaan yang sebenarnya dari pendaftaran yang dilakukan dan disini kesalahan itu dibuat.
Bahkan baru-baru tahun 1930-an penduduk hampir tidak bisa dikaitkan bekerjasama sepenuhnya. Kelahiran dan kematian bayi sering tidak terdaftar. Di Negara dengan angka kematian bayi yang tinggi inimemiliki pengaruh penting pada kelahiran dan kematian statistik. Cara yang Raffles menggambil sensusnya berfungsi sebagai ilustrasi factor umum yang disebutkan di atas.
B.     Raffles
Rencana awal Raffles untuk mengembangkan dan mendaftarkan orang denga metode akurat dan tanah tidak termasuk dalam inti praktek. Rencana ini adalah rencana yang sangat diperlukan dalam sistem perpajakan (sistem sewa tanah) dan dianjurkan didalamnya yang berkarakter individualistis. Ketika Raffles pertama kali di Jawa banyak data yang tidak ada sama sekali seperti sifat dan luas tanah. Raffles segera harus meninggalkan rencananya yang banyak memerlukan tenaga besar dan peraturan resmi. Dalam kenyataannya sensus yang dilakukan Raffles tidak lebih dari kompilasi data yang diberikan kepala desa.
Peraturan Raffles memiliki tingkatan yang ditentukan dan di dalam aturan memberikan batasan dalam perhitungan ; ia memperkirakan jumlah penduduk 5 juta. Dia mengakui bahwa semua hasil dari setiap perhitungan dan perkiraan peling tepat dan dapat diandalkan. Terlepas dari banyaknya tokoh-tokoh yang berada dalam sejumlah besar kota-kota dan kerajaan-kerajaan besar yan didasarkan kepada perkiraan.
 Hal ini terlihat dari data dalam jumlah yang lebih terbatas dilakukan oleh Raffles ditahun 1812-1813 beberapa sensusnya banyak yang di fokuskan di rumah tangga dan perencanaan mereka. Fitur yang lain yang menonjol adalah tingkat tinggi hingga bawah dari representasi kategori anak di bawah 10, dibedakan dalam sensusnya tersebut. Jumlah minat anak ditunjukkan dalam jumlah kecil.
C.     Bleeker
Bleeker melakukan perjalanan melintasi Java pada tahun 1846, dimana dia mengumpulkan data demografi yang tersedia dalam kota-kota utama yang di singgahi. Dengan expection hanya terisolasi statistik yang terkait dengan tahun 1845.

EVALUASI FAKTOR YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK PERTUMBUHAN PENDUDUK
            Setiap kali peningkatan tingkat hidup yang dibahas, peningkatan produksi, ekspor tanam tumbuhan untuk tujuan komersial (sistem budaya), dan lain-lain yang disebut. Namun indeks ini berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan kekuasaan kolonial. Diasumsikan dengan implikasi bahwa ini juga berarti peningkatan kesejahteraan bagi penduduk pribumi.

POPULASI PERTUMBUHAN DI JAWA DI ABAD 19
            ada situasi tambahan yang dilakukan pengaruh negatif pada tingkat hidup penduduk asli. Ditempat pertama ada pengaruh yang dilakukan oleh ‘sistem buday’ yang melalui pengenaan pada orang-orang menyebabkan sejumlah besar uang mengalir ke Belanda. Dari beberapa penulis percaya bahwa sepuluh tahun pertama dari ‘sistem budaya’ 1830-1840 tidak menguntungkan bagi penduduk, konsensus bulat pendapat adalah bahwa periode 1840-1850 harus menjadi salah satu dari penderita untuk bagian yang cukup besar dari Jawa.
            Kurangnya minat kesejahteraan rakyat, bersama-sama dengan fakta bahwa Jawa wilayah darimana Belanda menarik keuntungan besar, akan cenderung membenarkan asumsi bahwa tingkat hidup penduduk pribumi diterbaik tetap konstan.
            Tingkat hidup juag menderita lumayan karena Perang Jawa yang berlangsung selama lima tahun (1825-1830) di daerah padat penduduk Jawa Tengah.
            Dan bahasan tentang kondisi kesehatan di antara penduduk asli, contoh awal dari sebuah bentuk tindakan kesehatan masyarakat diperkenalkan pada koloni oleh pemerintah Barat, berupa vaksinasi. Bisa dibayangkan bahwa begitu banyak perhatian diberikan kepada vaksinasi. Hal ini juga dapat menjelaskan menagapa beberapa penulis menganggap seperti pengaruh yang kuat untuk kegiatan ini dibidang kesehatan masyarakat.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
            Untuk periode 1800-1850 ada alasan untuk percaya bahwa insuflicient pertumbuhan penduduk meningkat begitu cepat, satu abad penuh sebelum ledakan terjadi di negara-negara Asia lainnya. Paling-paling pengaruh pemerintahan Barat mungkin telah membawa sedikit penurunan dalam tingkat kematian dan dan sebagai hasilnya pertumbuhan penduduk mungkin sedikit hinger.
            Raffles dan statistik Bleeker sendirian tidak peduli sekarang sedikit bantuan dalam menentukan ukuran populasi yang benar-benar memberikan indikasi yang cukup. Tren jelas menunjukan pertumbuhan.

            Kita dapat menyimpulkan tidak ada alasan untuk mengasumsikan bahwa, bahkan jika pertumbuhan panduduk di Jawa pada abad ke 19 yang begitu besar untuk menyimpang dari pola pra-industri yang normal, diatur dalam percepatan seperti di sedini periode 1800-1850.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Korespondensi Cina Di Hindia Belanda 1865-1949

Korespondensi Cina Di Hindia Belanda, 1865-1949 SIEM TJONG HAN, M.D . Artikel ini merupakan upaya untuk menggambarkan beberapa aspek ...