Pertumbuhan Penduduk di Jawa pada
Abad 19
Pada abad ke-19 pertumbuhan penduduk
Jawa sangat pesat untuk menjamin penggunaan ledakan populasi jangka panjang
pada tahap itu, untuk menerima sebagaimana biasanya dalam analisis fluktuasi
nilai populasi di Jawa sensus itu terkenal seperti yang dibuat oleh Raffles
tahun 1815 yang berjumlah 4,5 juta. Sedangkan sensus yangdi ambil pada tahun
1900 hampir 28,5 juta. Ini mengimplikasikan bahwa adanya tingkat pertumbuhan
2,2% per tahun.
Berdasarkan perkiraan Bleeker pada
tahun 1802 tingkat pertumbuhantahunan antara 1802 dan 1900 tampaknya menjadi
sekitar 2,1%.
Ini adalah phenomena yang unik dalam
sejarah demografi/kependudukan, tidak ada negara di Asia atauEropa lainnya yang
mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat cepat selama periode panjang. Maka
julukan ‘populasi ledakan’ adalah yang paling tepat. Belum ada indikasi
sepanjang ini yang lebih jauh lagi bahwa tingkat pertumbuhan penduduk dapat
berasal dari imigrasi.
Ada tiga penjelasan/alasan yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki
taraf hidup masyarakat pribumi
2. Pengenalan
layanan kesehatan yang lebih lengkap
3. Pembentukan
perdamaian dan ketertiban oleh pemerintah belanda.
Pertumbuhan
penduduk secara umum dikaitkan dengan meningkatnya pengaruh dalam setiap bidang
dari sistem kolonial Nederlands.
Keraguan
telah muncul dalam beberapa tahun terakhir apakah tingkat pertumbuhan Jawa
sebenarnya begitu tinggi di abad ke 19, dan Widjojo Nitisastro telah agak
memodifikasi pandangan ini.
Widjojo
Nitisastro tidak berusaha utik memperkirakan jumlah penduduk pada awal abad ke
19 atau untuk bekerja di luar tingkat pertumbuhan di abad ini. Sebuah
skeptisisme yang mendalam sehubung dengan fenomena pertumbuhan penduduk yang
cepat menunjukan palung seluruh analisisnya. Deskripsi tentang ekonomi, kondisi
medis dan security memberikan kesan yang pasti bahwa tingkat pertumbuhan
setinggi telah diklaim jauh dari realistis.
Dalam
tulisan ini kita dapat memeriksa pertanyaan tentang pertumbuhan penduduk
ppribumi Jawa. Dengan demikian kita akan fokus hampir secara eksklusif pada
data dan kondisi yang dihubungkan dengan peruh pertama abad ke 19 (1800-1850).
Untuk sensus diambil pada tahun 1900,pada akhir abad ini umumnya dianggap cukup
handal.
Sebuah
analisis lebih lanjut dari periode 1850-1900 diperlukan, namun, jika ingin
mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan penduduk di abad ke
19 dengan menggukan koreksi yang dibuat oleh Breman.
EVALUASI
KEANDALAN MATERIAL BAHAN KEPENDUDUKAN
A.
Umum
Disebutkan secara khusus dari fakta
yang dibuat bahwa sensus pertama tidak diambil hingga tahun1930. Sebelum waktu
tersebut ada banyak ketidakpastian mengenai jumlah sebenarnya dari penduduk
asli (pribumi), ketidakpastian ini meningkat lebih jauh kembali pada masa yang
lalu. Tingkatan dari hitungan terendah hingga tertinggi pada pertengah abad ke
19.
Tiga faktor yang menjelaskan mengapa
ada angka yang terendah.
a. Kurang
memperhatikan pada bagian administrasi barat dalam menentukan jumlah penduduk
yang benar.
b. Kerangnya
dari mesin administrasi untuk menentukan ukuran penduduk, baik pada teknis dan
bagian organisasi.
c. Kecurigaan
dan kurang memperhatikan penduduk asli (pribumi).
Periode
sekitar tahun 1850 adalah karakter dari sebuah kurangnya perhatian Belanda
kepada penduduk. Perhatian terbesar ditunjukan pada daerah pengolahan lahan
dibandingkan pada jumlah penduduk. Lantaran ada perhatian pada jumlah penduduk
ini dibatasi terutama kepada kepala keluarga yang dikenakai pajak. Administrasi
colonil tidak menunjukan perhatian pada jumlah yang tepat dari rumah tangga
mereka.
Bahkan
jika ada keinginan untuk menetapkan jumlah penduduk yang benar, tenaga kerja
terbatas dari yang disediakan administrasi yang merupakan sebuahkendala yang
harus diatasi. Oleh karena itu bagian yang menentukan dimainkan oleh kepala
desa dalm mengumpulkan dari data seluruh penduduk pada abad ke 19.
Dari
ketika masa Raffles seterusnya kepala desa itu adalah orang yang bertanggung
jawab untuk menjaga desa yang terdaftar, sebelum tahun 1848 kemungkinan dengan
asisten pemimpin desa dan/atau juru tulis desa. Dalam daftar ini, kelahiran,
kematian dan perkawinan harus dicatat. Dari waktu ke waktu laporan harus dibuat
untuk bupati, siapa yang memberikan informasi kepada bupati, melalui siapa data
itu dikirim ke bupati. Oleh karena itu kepala desa adalah tokoh kunci
penyimpanan dari data tersebut. Dalam hal ini pekerjaan yang sebenarnya dari
pendaftaran yang dilakukan dan disini kesalahan itu dibuat.
Bahkan
baru-baru tahun 1930-an penduduk hampir tidak bisa dikaitkan bekerjasama
sepenuhnya. Kelahiran dan kematian bayi sering tidak terdaftar. Di Negara
dengan angka kematian bayi yang tinggi inimemiliki pengaruh penting pada
kelahiran dan kematian statistik. Cara yang Raffles menggambil sensusnya
berfungsi sebagai ilustrasi factor umum yang disebutkan di atas.
B. Raffles
Rencana
awal Raffles untuk mengembangkan dan mendaftarkan orang denga metode akurat dan
tanah tidak termasuk dalam inti praktek. Rencana ini adalah rencana yang sangat
diperlukan dalam sistem perpajakan (sistem sewa tanah) dan dianjurkan
didalamnya yang berkarakter individualistis. Ketika Raffles pertama kali di
Jawa banyak data yang tidak ada sama sekali seperti sifat dan luas tanah.
Raffles segera harus meninggalkan rencananya yang banyak memerlukan tenaga
besar dan peraturan resmi. Dalam kenyataannya sensus yang dilakukan Raffles
tidak lebih dari kompilasi data yang diberikan kepala desa.
Peraturan
Raffles memiliki tingkatan yang ditentukan dan di dalam aturan memberikan
batasan dalam perhitungan ; ia memperkirakan jumlah penduduk 5 juta. Dia
mengakui bahwa semua hasil dari setiap perhitungan dan perkiraan peling tepat
dan dapat diandalkan. Terlepas dari banyaknya tokoh-tokoh yang berada dalam
sejumlah besar kota-kota dan kerajaan-kerajaan besar yan didasarkan kepada
perkiraan.
Hal ini terlihat dari data dalam jumlah yang
lebih terbatas dilakukan oleh Raffles ditahun 1812-1813 beberapa sensusnya
banyak yang di fokuskan di rumah tangga dan perencanaan mereka. Fitur yang lain
yang menonjol adalah tingkat tinggi hingga bawah dari representasi kategori
anak di bawah 10, dibedakan dalam sensusnya tersebut. Jumlah minat anak
ditunjukkan dalam jumlah kecil.
C. Bleeker
Bleeker
melakukan perjalanan melintasi Java pada tahun 1846, dimana dia mengumpulkan
data demografi yang tersedia dalam kota-kota utama yang di singgahi. Dengan
expection hanya terisolasi statistik yang terkait dengan tahun 1845.
EVALUASI
FAKTOR YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK PERTUMBUHAN PENDUDUK
Setiap kali peningkatan tingkat
hidup yang dibahas, peningkatan produksi, ekspor tanam tumbuhan untuk tujuan
komersial (sistem budaya), dan lain-lain yang disebut. Namun indeks ini
berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan kekuasaan kolonial. Diasumsikan
dengan implikasi bahwa ini juga berarti peningkatan kesejahteraan bagi penduduk
pribumi.
POPULASI PERTUMBUHAN DI JAWA DI
ABAD 19
ada situasi
tambahan yang dilakukan pengaruh negatif pada tingkat hidup penduduk asli.
Ditempat pertama ada pengaruh yang dilakukan oleh ‘sistem buday’ yang melalui
pengenaan pada orang-orang menyebabkan sejumlah besar uang mengalir ke Belanda.
Dari beberapa penulis percaya bahwa sepuluh tahun pertama dari ‘sistem budaya’
1830-1840 tidak menguntungkan bagi penduduk, konsensus bulat pendapat adalah
bahwa periode 1840-1850 harus menjadi salah satu dari penderita untuk bagian
yang cukup besar dari Jawa.
Kurangnya minat kesejahteraan rakyat, bersama-sama dengan
fakta bahwa Jawa wilayah darimana Belanda menarik keuntungan besar, akan
cenderung membenarkan asumsi bahwa tingkat hidup penduduk pribumi diterbaik
tetap konstan.
Tingkat hidup juag menderita lumayan
karena Perang Jawa yang berlangsung selama lima tahun (1825-1830) di daerah
padat penduduk Jawa Tengah.
Dan bahasan tentang kondisi
kesehatan di antara penduduk asli, contoh awal dari sebuah bentuk tindakan
kesehatan masyarakat diperkenalkan pada koloni oleh pemerintah Barat, berupa
vaksinasi. Bisa dibayangkan bahwa begitu banyak perhatian diberikan kepada vaksinasi.
Hal ini juga dapat menjelaskan menagapa beberapa penulis menganggap seperti
pengaruh yang kuat untuk kegiatan ini dibidang kesehatan masyarakat.
KESIMPULAN
DAN IMPLIKASI
Untuk periode 1800-1850 ada alasan
untuk percaya bahwa insuflicient pertumbuhan penduduk meningkat begitu cepat,
satu abad penuh sebelum ledakan terjadi di negara-negara Asia lainnya.
Paling-paling pengaruh pemerintahan Barat mungkin telah membawa sedikit
penurunan dalam tingkat kematian dan dan sebagai hasilnya pertumbuhan penduduk
mungkin sedikit hinger.
Raffles dan statistik Bleeker
sendirian tidak peduli sekarang sedikit bantuan dalam menentukan ukuran
populasi yang benar-benar memberikan indikasi yang cukup. Tren jelas menunjukan
pertumbuhan.
Kita dapat menyimpulkan tidak ada
alasan untuk mengasumsikan bahwa, bahkan jika pertumbuhan panduduk di Jawa pada
abad ke 19 yang begitu besar untuk menyimpang dari pola pra-industri yang
normal, diatur dalam percepatan seperti di sedini periode 1800-1850.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar