BUKU V
NUSANTARA
Buku Suma Oriental “Perjalanan
dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues” merupakan catatan
perjalanan Tome Pires. Tome pires adalah seorang pengembara dari portugis.
Dalam Buku V Nusantara mengulas mengenai Sumatera dan Jawa mulai dari kerajaan,
keadaan, perdagangan, hingga barang-barang apa saja yang diperjual belikan
kerajaan dan penduduknya di pulau Sumatera dan Jawa.
Buku ini diawali dengan
menjelasakan dan memaparkan Pulau Sumatra yang besar, makmur, dan berpenduduk
padat beserta pulau-pulau di sekitarnya. Pires menyebutkan bahwa di samping
Gamispola dan pulau-pulau lain di sekitarnya, terdapat 19 kerajaan dan 11
negeri. Dalam pembahasan selanjutnya dari Gamispola menemukan kerajaan-kerajaan
mulai dari kerajaan Aceh sampai dengan kerajaan Minangkabau.
Kerajaan Aceh (Achin) dan Lamuri (Lambry),
serta Negeri Biar. Negeri ini pertama
ditemukan setelah menelusuri terusan Pulau Sumatra sedangkan Lamuri
(Lambry) terletak tepat setelahnya, wilayah ini membentang hingga ke pedalaman.
Negeri Biar terIetak di antara Aceh dan Pedir, kedua negeri ini berada di bawah
kekuasaan Raja Aceh di mana ia merupakan satu~satunya penguasa di wilayah
tersebut. Raja tersebut adalah seorang Moor yang dikenal sebagai kesatria oleh
negeri-negeri tetangganya. WiIayah-wiIayah ini menghasilkan daging, beras,
anggur dengan kekhasan tersendiri dan bahan-bahan makanan Iainnya. Mereka juga
menghasiIkan merica-meski tidak banyak. Raja Pedir selalu berperang dengan Raja
Aceh, di mana ia Raja Aceh selalu berhasil menyebabkan kerusakan yang cukup
besar di negeri Raja Pedir.
Kerajaan Pedir yang berada di
tanah sumatera sempat menjadi lokasi yang makmur dan penting bagi perdagangan.
Kerajaan ini juga dulunya berkuasa atas kerajan yang telah disebutkan di atas.
Kerajaan ini menguasai perdagangan hingga 1510 walaupun kerajaan ini terus
menerus melakuakn perang dengan negeri tetangganya tidak mengurangi kebesaran
kota ini. Pedir juga telah melakukan hubungan dagang dengan Thailand.
Kemunduran perekonomian Pedir ini berawal dari penaklukan malaka dan adanya
konflik internal dalam kerajaan ini. Hasil bumi yang ada di wilayah seperti
merica 2.000-3.000 Bahar pertahun, berkat mericanya yang melimpah pedir bisa
mendapatkan lebih banyak barang-barang dagang dari hasil tukar menukar, hal ini
memperkaya kerajaan dan kota-kota disekitarnya. Setelah kerajaan Pedir terdapat
negeri yang disebut Ayer Labu yang terletak di pesisir laut seberang batas
wilayah Pedir, penguasa atau pemimpin negeri ini berganti dari yang dulunya
raja namun kini dikuasai seorang Mandarin (pejabat tinggi). Tempat ini
menghasilkan merica dan kebutuhan bahan makanan yang dikonsumsi sendiri.
Kerajaan Pedir berada di seberang
Ayer Labu, berbatasan dengan Pirada. Raja dari negeri ini dulu berasal dari
Pedir, namun kini tidak lagl. Negeri ini memiliki wilayah -wilayah yang
terletak di Iautan, di mana sejumlah
komoditas diperjualbelikan. Di tempat ini juga terdapat pedagang. Mereka
melakukan perdagangan dengan Pegu dan sejumlah tempat lainnya. Lide
menghasilkan bahan makanan dalam jumlah yang cukup besar. Negeri ini juga
menghasilkan merica dan sutra. Negeri ini bersahabat dengan Raja Pedir.
Kerajaan Pirada memiliki rakyat
yang lebih besar dibandingkan Kerajaan Lide, rajanya pun lebih kuat. Ia dulu
merupakan bawahan raja pedir. Kerajaan ini memiliki dua kota yang terletak di
dekat laut. Mereka melakukan barang dagangan atas beberapa komoditas, yaitu
merica dan sutra yang dibawa ke pedir. Pirada menghasilkan bahan makanan di
negeri mereka sendiri. Negeri ini cukup kuat untuk mempertahankan diri dari
Pasai. Memurut otrang-orang, masyarakat Pirada memiliki sifat yang sangat
jahat, tidak setia dan tidak bisa dipercaya. Terkadang mereka melakukan
perompakan laut.
Kerajaan Pasai yang kaya-raya
memiliki banyak penduduk dan perdagangan dalam skala besar. Kerajaan ini
berbatasan dengan Kerajaan Pirada. Di sisi lain, kerajaan ini berbatasan dengan
Negeri Batak yang memiliki Raja Tamjano. Wilayah Pasai terbentang di sepanjang
pesisir pantai. Perbatasannya yang terletak di pedalaman bersinggungan dengan
wilayah Raja Manicopa, yang memiliki akses ke Iaut di sisi yang berlawanan.
Kedua wilayah ini kerap berperang satu sama lain. Kerajaan Pasai memiliki kota
bernama Pasai, sebagian orang menyebutnya Camotora (Sumatra). Kota ini diberikan
nama yang sama mengingat tidak ada hal Iain yang lebih penting di pulau itu.
Penduduk Kora Pasal tidak kurang dari 20.000 Jiwa. Pasai dulunya diperintah
oleh raja pagan yang berkuasa 160 tahun yang lalu setelah digulingkan oleh
pedagang moor dengan cara yang licik. Barang dagangan pasai ialah merica dengan
jumlah 8.000-10.000 ribu bahar setiap tahunnya, dan wilayah ini juga sebagai
tempat pengumpulan barang dagang dari kerajaan atau negeri lainnya. Kerajaan
pasai juga telah mengenal sistem mata uang dan ukuran berat, hingga penggunaan
pajak.
Selanjutnya Kerajaan Batak (Bata)
berbatasan di satu sisi dengan Kerajaan Pasai, di sisl lain dengan Kerajaan Aru
(Daruu). Raja negeri ini dikenal sebagai
perampok di lautan dan juga berperang di pedalaman dan memiliki setidaknya 30
atau 40 lancara dengan segala kelengkapannya dia disebut dengan Raja Tomjam.
Negeri yang dikenal dengan nama batak ini menghasilkan beras, anggur dan
buah-buahan, wilayah ini juga menghasilkan madu dan lilin dalam jumlah besar.
Dan memiliki komoditas barang dagang utama yang mereka sebut dengan rotaas.
Pada kerajaan Aru (Daru) akan
dibahas tentang kebesaran dari kerajaan ini yang berasal dari barang rampasan
hasil penyerbuan. Kerajaan ini juga penghasil beras yang berwarna sangat putih,
mereka juga menghasilkan daging, ikan dan anggur yang diperuntukkan untuk
mereka sendiri. Kerajaan Aru memiliki barang dagang berupa emas, kemenyan dalam
jumlah besar, tanaman obat, lilin, madu dan budak. Aru memiliki sebuah kota
yang diberi nama Arkat, tempat pasar budak yang diadakan pada bulan-bulan
tertentu.
Kerajaan selanjutnya adalah
kerajaan arkat yang berbatasan dengan Aru dan Rokan (Yrcan). Rajanya adalah
seorang Moor yang berkuasa atas negeri berukuran kecil dan perahu yang kecil
juga Negeri Rokan berada di antara arkat dan kerajaan Rupat, negeri ini tidak
memiliki raja melainkan seorang mandarin, sebagian dari mereka merupakan
Celates dan pemenuhan kebutuhan dari alam. Negeri ini penghasil emas dan beras
dan ikan yang dibawa ke malaka dalam jumlah besar.
Kerajaan rupat berbatasan dengan
Rokan dan Purim, kerajaan ini berukuran kecil. Penduduknya adalah para perompak
dan memiliki kewajiban untuk mengirim orang-orangnya ke malaka sebagai bantuan
dalam perang. Jasil dari kerajaan ini adalah sedikit beras, anggur,
buah-buahan.
Kerajaan purim berbatasan dengan
Rupat dan Siak yang dipimpin oleh seorang mandarin. Purim memiliki pasar yang
lebih besar untuk budak-budak hasil curian. Purim juga penghasil ikan terubuk
serta ikan lainnya dalam jumlah besar dan masih banyak lagi hasil bumi lainnya.
Kerajaan Siak berbatasan dengan
Purim dan Kampar (Campar). Kerajaan ini dipimpin oleh seorang moor dan
melakukan hubuungan dengan kerajaan lain untuk memperkuat pertahanan dan
kerajaan ini penghasil beras, madu, lilin anggur, daging, dll. Negeri ini
memiliki banyak perahu karena ketersediaan bahan yaitu kayu.
Kerajaan kampar (Campar)
berbatasan dengan beberapa negara yaitu siak, campom, kepulauan karimun,
celaguy dan kundur. Raja raja Kampar memiliki hubungan dengan bekas raja
malaka. Penghasilannya adalah berupa obat dan hasil bumi lainnya. Sebagai bahan
makanan kerajaan ini menghasilkan beras, daging, anggur dalam jumlah yang cukup
untuk menghidupi mereka. Dan melakukan hubungan dagang denga kerajaan di
Minangkabau.
Pada Negeri Campocan yang dibahas
tentang kepemimpinan di negeri itu, serta sejumlah pedagang di negeri ini dan
hasil bumi yang beruapa hasil tambang seperti emas maupun hasil alam berupa
obat dan komoditi lainnya.
Pada kerajaan Indragiri
(Andarguery) dibahas tentang perbatasan dengan negeri lain dan juga hubungan
negeri ini dengan raja malaka. Indragini menjalankan bisnis perdagangan dengan
wilayah pedalaman tertentu di Minangkabau utuk mendapatkan emas.
Negeri Tongkal (Tuncal) berada di
daratan yang sama dengan Indragiri di satu . sisi, dan dengan Jambi (Jamby) di
sisi yang lain. Negeri ini tidak memiliki
raja maupun mandarin. Negeri ini berada di bawah kekuasaan Malaka
sebagai taklukkan. Negeri ini berukuran kecil. Negeri ini juga berbatasan
dengan Minangkabau Mereka menghasilkan komoditas yang sama sepem‘ Indragiri,
dengan jumlah yang tidak sama besar. Mereka menghasilkan bahan makanan yang
cukup untuk diri sendiri dan wilayah lain. Di sisi yang berlawanan, terdapat
Kepulauan Calantiga.
Selanjutnya adalah Negeri Jambi
(Jamby). Negeri ini dulunya memiliki seorang raja. Seperti yang terjadi dengan
lndragiri, dan setelah orang Moor Jawa (Jawa muslim) menjadi kuat dan mengambil
alih Palembang, mereka mengambil alih Jambi, dan mereka tidak Iagi disebut
raja, melainkan pates (patih) yang berarti mandarin di Malaka. Dikabarkan bahwa
Jambi menghasilkan tanaman obat Iignaloe, emas serta barang-barang yang juga
dihasilkan Tongkal dan wilayah~wilayah lain. Di tempat ini sudah terdapat
bahan-bahan makanan yang cukup, bahkan lebih. Wilayah ini berada di bawah
kekuasaan Raden Patah (Pate Rodim), sang pemimpin Demak (Demaa). Masyarakat
Jambi Iebih menyerupai orang-orang Palembang dan Jawa dibandingkan orang
Melayu. Negeri mereka subur dan kaya dengan keistimewaannya sendiri.
Negeri Palembang yang besar
berbatasan di satu sisi dengan Jambi dan di sisi lain denga ujung Pulau Sumatra
yang disebut Tanah Melayu. Negeri Palembang dulunya memiliki raja pagannya
sendiri, yang merupakan taklukkan dari raja cafre di Jawa. Negeri Palembang
merupakan negeri terbaik yang dimiiiki oleh Pate Rodim, bahkan melebihi
negerinya sendiri. Namun negeri ini telah dihancurkan oleh kita, begitu juga
semua jung dan champanasnya. Semua pemimpin Palembang pun telah terbunuh dalam
kekalahan Pate Unus. Rakyat Palembang berperang di Malaka secara terpaksa dan
klni mereka semua tewas. Meski demikian, fakta ini tidak berada pada tempatnya
sehingga saya akan kembali pada pembahasan mengenai Palembang. Di ujung negeri
Palembang terdapat Tanah Melayu. di depan tanah melayu terdapat kepulauan
Luspira. Terdapat dua terusan. Wilayah ini berbatasan dengan Negeri Sekampung. Negeri
ini dipimpin oleh pate; menghasilkan banyak kapas; rotan; pitch; bahan makanan
yang melimpah dan emas. Disebutkan bahwa Pa ramicura, sang penemu Malaka, berasal
dari negeri ini, sebagaimana kabar yang sudah banyak beredar.
Negeri Sekampung (Cacampom). Sekampung
adalah negeri yang luas. Di satu sisinya terdapat Tanah Melayu dan di sisi lain
terdapat Tulang Bawang. Negeri ini dipimpin oleh pate dan memiliki hasil alam
yang melimpah ruah. Sang raja melakukan perdagangan di Sunda dan Jawa, sebagian
besar perdagangannya dilakukan dengan Sunda. Dikabarkan bahwa wilayah ini dapat
terlihat dari Sunda. Negeri ini menghasilkan kapas yang melimpah; sedikit emas;
banyak madu; banyak beras; daging; ikan; anggur dan buah-buahan. Dikabarkan
bahwa sang pate adalah seorang cafre, begitu juga dengan rakyatnya.
Negeri Tulang Bawang (Tulimbavam)
berbatasan dengan Sekampung di satu sisi, dan dengan Andalas di sisi yang lain;
pedalamanannya berbatasan dengan raja-raja cafre. Menurut berita, Tulang Bawang
sendiri merupakan tempat bagi pagan atau cofre. Negeri ini menghasilkan merica,
emas dan barang-barang lain yang dimiliki Sekampung, lanchara, bahan makanan
yang melimpah serta sungai-sungai besar yang mengalir di wilayahnya di mana
terdapat desa-desa. Wilayah ini merupakan sebuah negeri yang kuat karena hanya
ada 1 depa wilayah berair di muara sungainya.
Pembahasan selanjutnya adalah Kerajaan
Andalas yang berbatasan dengan Tulang Bawang di satu sisi dan di sisi lain
degan Kerajaan Pariaman yang kaya-raya. Wilayah pedalamannya berbatasan dengan
wilayah Raja Minangkabau. Di antara Andalas dan Sunda, terdapat lautan. Orang-orang
Gujarat sering berlayar melalui Iaut ini untuk menuju Jawa dan Gresik (Agrcay)
untuk mengangkut cengkih, pala, buah pala, kayu cendana putih, kemukus dan
Iainsebagainya. Sebelumnya, informasi yang kami dapatkan adalah bahwa wilayah
antara Andalas dan Sunda ini tidak bisa dilewati karena dangkal dan penuh
tumpukan material sungai. Namun ternyata hal ini tidak benar. Kenyataannya,
wilayah ini daiam dan bisa dilewati dengan mudah. Orang-orang Gujarat selalu
berlayar melalui tempat ini untuk menuju Malaka dan mendapatkan barang-barang
dagangan yang berkumpul ménjadi satu di tempat ini. Setelah itu, orang-orang
Gujarat akan mneghentikan perjalanan mereka, meskipun pelayaran dengan angin
m'usim sanat membantu. Angin ini datang dari Sunda dan berhembus di sepanjang
pesisir Cimanuk (Chemano), Pamanukan (Pemano), Cirebon (Chorobam), sepanjang
Negeri Demak (Demaa) dan Jepara. Setelah itu angin ini berbelok ke Tuban
kemudian ke Gresik. Semuanya dalam satu hembusan angin.
Dari Kerajaan Andalas saya
mengikuti bentuk pulau yang buiat, membelok ke barat-laut hingga tiba di
gugusan Kepulauan Gamispola. Di belokannya, kita dapat segera menemukan
Kerajaan Pariaman. Pariaman berbatasan dengan Andalas di satu sisi dan dengan
Tiku di sisi yang )ain. Bagian pedalamannya berbatasan dengan Minangkabau.
Kerajaan ini merupakan kerajaan pagan, dipimpin oleh seorang raja pagan.
Terdapat tiga kerajaan yang sengaja bergabung bersama di pesisir ini yaitu Pariaman,
Tiku dan Panfur atau Panchur (fancur)
atau Bares. Ketiganya makmur. Orang-orang Gujarat berdatangan ke tempat ini
setiap tahunnya dengan satu, dua atau tiga kapai berisi barang dagangan. Mereka
membongkar barang-barang tersebut kemudian sebagai gantinya [memuat]
barang-barang yang akan disebutkan segera setalah kita selesai membahasa ketiga
kerajaan ini. Kerajaan Pariaman memiliki banyakkuda yang selalu mereka jual di
Kerajaan Sunda.
Kerajaan Tiku (Tico, Tiquo,
Tiquo) berada di daratan yang sama dengan Pariaman. Beberapa orang mengatakan
bahwa raja mereka adalah seorang pagan, sedangkan lainnya berkata bahwa ia
seorang Moor. Kerajaan ini menghasilkan komoditas dagang yang sama seperti yang
jgita sebutkan dari Pariaman, komoditas yangjuga dimiliki oleh Fansur. kerajaan
ini memiliki banyak penduduk dan melakukan perdagangan berskala besar dengan
orang-orang Gujarat.
Sekarang gilirannya kita berbicara
mengenai Kerajaan Barus yang sangat kaya. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama
Panchur atau Pansur (Fansur). Kerajaan ini menjadi ujung tombak perdagangan di
Sumatra karena disinilah terdapat persinggahan bagi emas, sutra, kemenyan,
kamper, tanaman obat lignaloe, lilin, madu dan komoditas dagangan lain yang
menjadikan kerajaan lebih makmur
dibandingkan lainnya. Kemenyan yang berasal dari Baros, Tico dan Priaman
berwarna sangat putih dan banyak ditemukan di Sumatra. Setelah menyelesaikan
perdagangannya, orang-orang Gujarat akan kembali dalam keadaan kaya-raya.
Mereka akan melakukan jual-beli kapanpun mereka mau. Para pelaut mengatakan
bahwa jalur dari Baros ke Sunda tidak begitu bersih dan keputusan untuk
membersihkan jalur ini hingga ke daratan ada pada Baros. Saya memutar ke bagian
belakang kepulauan ini sejauh kurang lebih 15 league dan di dekat daratan, kami
menemukan 25 depa.
Pembahasan berikutnya mengenai
sebuah pulau yaitu Pulau Nias (Maruz Minhac). Pulau ini memiliki banyak
penduduk; menghasilkan minyak ikan, ikan kering dan beras. Dikabarkan bahwa di
sisi yang berlawanan dengan Priaman, terdapat pulau kosong yang hanya berisi
wanita dan anak-anak, tanpa laki-laki. Mereka menghasilkan anak dari orang lain
yang datang ke pulau tersebut untuk berdagang‘kemudian pergi lagi, ada pula
orang-orang yang dihamili o|eh hembusan angin. Pendapat ini diyakini oleh orangorang
yang tinggal di wilayah ini, dengan cara yang sama seperti Ratu Malaka yang
mempesona meyakini Gunung Ledang (Gulom Leydam). Masyarakat sangat mempercayai
ini, seperti halnya orang-orang mempercayai Amazon dan Sybil dari Roma.
Kerajaan Singkel berbatasan di satu
sisi dengan Kerajaan Barus dan di sisi lain dengan Kerajaan Meulaboh (Mancopa)
atau Daya. Di wilayah pedalamannya, tmggal orang-orang yang kuat, brutal dan
bersifat binatang dan kanibal. Rajanya adalah seorang pagan. Kerajaan ini
menghasilkan sejumlah kcmenyan, sutra, merica, dan sedikit emas. Mereka
memiliki lanchara-lanchara kecil, sungai dan keadaannya tidak begitu kaya.
Dikabarkan bahwa kerajaan ini biasa memakan orang-orang yang menjadi musuhnya.
Mereka melakukan perdagangan dari Pasai, Kerajaan Barus, Tiku dan Pariaman.
Kerajaan Mancopa atau Daya.
Rajanya adalah seorang pagan. Di wilayah pedaiaman, kerajaan ini berbatasan
dengan wilayahnya din'nggali oleh orang-orang kuat dan brutal yang hidup di
barisan pegunungan yang membentang di atas Pasai dan Pedir. Raja di negeri ini
sangatlah agung. la adalah seorang raja dan kesatria yang berkuasa. Musuh-musuh
yang berhasil ditangkap akan dimakan. Mereka melakukan perdagangan di Pasai dan
Pedir. Mereka tidak memakan semua pria, hanya para pria yang berperang dengan
mereka. Kerajaan ini mneghasilkan sutra, kemenyan dan barang-barang lain yang
ada di wilayah ini. Orang-orang yang ingin berkunjung ke Melaboh harus datang
menggunakan pardo-pardo kecil, dengan membawa kain berjenis kasar dari Cambay.
Pembahasan terakhir mengenai
kerajaan yang ada di sumatra adalah Kerajaan Minangkabau (Menangcabo). Di
Minangkabau terdapat tiga raja. Raja yang paling utama bernama Raja Cunci
Teras, yang juga merupakan nama tempat di mana ia tinggal. Raja tertinggi kedua
bernama Raja Bandar, adik dari raja utama, Raja ketiga bernama Raja Bonco atau
Buus. Mereka inilah raja-raja Minangkabau. Raja pertama dikabarkan baru saja
memeiuk agama Muhammad-hampir lima belas tahun; sedangkan dua [lainnya] masih
menjadi pagan. Mereka sering bertengkar dan karenanya, sering sekali terjadi
perang di antara mereka. Terdapat pelabuhan di sekitar Minangkabau. Di daerah
minangkabau sendiri terdapat tambang
emas.Terdapat dua tambang utama yang paling banyak menghasilkan emas. Tambang pertama,
yang terbesar, berada di sebuah negeri yang dialiri oleh Sungai Cuencynjgujs.
Tambang kedua berada di sebuah tempat bernama Marapalguj di mana Iebih banyak
ditemukan serbuk emas.
Menurut kesaksian orang-orang,
terbukti bahwa luas lingkar Pulau Sumatra adalah 700 league, dimulai dari
Kepulauan Gamispola hingga kembali ke wilayah itu lagi. Luas ini di dapatkan
dengan cara memutari pulau tersebut. Tidak ada keraguan bahwa luasnya 700
league atau lebih Ada banyak raja pagan di Pulau Sumatra dan banyak pemimpin
kelompok yang menguasai wilayah pedalaman. Meski begitu, jika mereka tidak
terkenal dan tidak terlibat dalam perdagangan, mereka tidak akan disebut-sebut
dalam catatan. Mulai saat ini, kita akan membicarakan Pulau Jawa dan Sunda dan
kita akan membahas keduanya secara berurutan. Kita tidak boleh melupakan bahwa
Pulau Sumatra berpenduduk padat.
Pembahasan mengenai Jawa akan
dibahas dengan Kerajaan Sunda dan akan diakhiri dengan Blambangan (Bulambuam),
yang terletak di sebuah wilayah terkenal yang dipimpin oleh pate. Pulau jawa
adalah pulau yang makmur penuh dengan kebanggan, kaya dan kesatria. Kita akan
membahas tentang para pemimpin kelompok yang tinggal di pesisir pantai,
keagungan rajaraja pagan yang berada di pedalaman Jawa beserta pimpinan tertinggi
mereka guste pate (gusti patih). Kita akan memulai pembahasan ini dengan
mengisahkan Kerajaan Sunda yang terkenal.
Sunda dipimpin oleh Raja Sunda.
la berkuasa atas Kata Dayo yang besar, ‘kota, tanah dan pelabuhan Banten
(Bantam), Pelabuhan Pontang (Pomdam), Pelabuhan Cigéde (Cheguide), Pelabuhan
Tangerang (Tamgaram), Pelabuhan Sunda Kelapa (Calapa), Pelabuhan Cimanuk
(ChemanO), Sungai Cimanuk merupakan batas antara Kerajaan Sunda dan Jawa. Kini
kita beralih ke Jawa, di mana kita akan membahas tentang raja yang berkuasa di
pedalaman. Sebagian orang menegaskan bahwa Kerajaan Sunda menguasai setengah
Pulau Jawa.
Raja Sunda adalah seorang pagan.
Sunda merupakan (tanah) para kesatria dan pelaut-keduanya lebih terkenal
dibandingkan kesatria dan pelaut Jawa. Setelah Raja Sunda, yang dikenal dengan
nama Samg Briamg memegang kekuasaan tertinggi. Dibawahnya duduk seorang wakil
raja yang disebut cocunam. Di bawahnya, terdapat Bendahara yang dikenal dengan
macobumj (mangkubumi). Bahasa yang dipakai di Sunda bukan bahasa Jawa, begitu
juga orang-orang di Jawa tidak memakai bahasa Sunda, padahal wilayah mereka
hanya dipisahkan oleh Sungai Cimanuk.
Kota Dayo adalah tempat di mana
raja paling banyak menghabiskan waktunya dalam setahun. Mereka sering
menghabiskan waktu dengan berburu. Sang Raja memiliki dua permaisuri yang
berasal dari kerajaannya sendiri, serta lebih dari seribu selir. Masyarakat
Sunda terkenal dengan kejujurannya. Kerajaan ini menghasllkan jenis merica yang
berkualitas lebih baik dlbandlngkan merica Cochin sebanyak lebih dari 1000
bahar setiap tahunnya. Negeri ini Juga menghasilkan cabai jawa dalam jumlah
besar Kerajaan Sunda menjual beras sebanyak lebih dari 10 jung tiap tahunnya,
sayur-mayur yang tak terbatas jumlahnya serta daging, babi, kambing, domba dan
sapi yang sangat banyak dan tak terhitung. Negeri ini juga menghasilkan anggur
dan buah-buahan sebanyak Jawa.
Sistem mata uang di Sunda sendiri
adalah pecahan kecil, mereka menggunakan uang tunai dari Cina. Uang-uang
tersebut dilubangi di bagian tengahnya seperti ceitis sehingga bisa dirangkai
dalam ratusan. Setiap ribu uang ini bernilai 5 calai Malaka. Untuk pecahan
besar, mereka menggunakan emas lokal cetakan 8 mate yang sama nilainya dengan
300 calai (atau 9 cruzado) atau tumdayo69 (yang nilainya sama dengan 15 dram).
Sunda memiliki beberapa pelabuhan
yaitu, pelabuhan Pontang (Pomdag), pelabuhan Cigede (Chegujcje) pelabuhan
Tangerang (Tamgara),pelabuhan Sunda Kelapa (Calapa), pelabuhan Cimanuk
(Chemano)
Pembahasan mengenai Jawa sendiri
akan dimulai dari cirebon hingga blambangan. Pertama-tama kita akan membahas
tentang raja pagan yang tinggal di pedalaman beserta kapten tertingginya, guste
pate. Setelah ltu, kita akan membahas tentang pate-pate Moor yang tinggal di
pesisir pantai. Dikabarkan bahwa dulu, Negeri Jawa berkuasa hingga sejauh
Maluku (Maluco) yang ada di sebelah timur dan sebagian besar wilayah barat.
Negeri Jawa bahkan nyaris menguasai pulau Sumatra dan pulaupulau Iain yang
dikenal oleh orang-orang Jawa, Hal ini berlangsung untuk waktu yang lama,
kurang lebih seratus tahun, hingga akhirnya kekuatan Negeri Jawa mulai
berkurang dan keadaannya menjadi seperti sekarang, sebagaimana yang akan
dijelaskan di bawah ini.
Negeri Jawa merupakan negeri yang
sangat besar; luasnya mencapai 400 iecgue dimulai dari Cimanuk, membentang
hingga Blambangan kemudian memutar dari satu sisl ke sisi lain. Raja Jawa
adalah seorang pagan, ia dikenal dengan nama Batara Vojyaya. Para penguasa di
Jawa amat dipatuhi bagaikan dewa. Mereka diperlakukan dengan penuh hormat dan
kepatuhan. Sang Raja jarang menampakkan diri di depan umum, melainkan hanya
satu atau dua kali dalam setahun. Raja lebih sering tinggal di dalam istananya,
seperti Raja Cochin di dalam guanya. Di dalam istana itu, mereka hidup dalam
kesenangan pesta, dikelilingi oleh para istri dan selir. Kabarnya, Raja Jawa
mempekerjakan 1.000 orang kasim untuk menjaga wanita-wanita ini, mereka
mengenakan pakaian wanita dan tata rambut berbentuk mahkota. Akibatnya Rakyat Jawa tidak lagi
percaya kepada perintah raja, karena mereka percaya pada diri sendiri dan telah
merasa kecewa karena kehilangan sebagian besar tanahnya.
Pertapa di Jawa, ada kurang lebih
50.000 pertapa di Jawa, dengan aliran berjumlah tiga atau empat. Sebagian dari
mereka menolak makan nasi atau minum anggur, mereka semua perjaka dan tidak
mengenal perempuan. Mereka mengenakan tata rambut tertentu sepanjang tiga kaki
yang ujungnya melengkung seoerti tongkat uskup. Kebiasaan para pertapa wanita
jawa. Banyak di antara wanita Jawa yang tidak menikah dan tetap perawan. Mereka
membangun rumah di pegunungan dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya
Ada adat yaang menyebutkan, pada
saat sang raja keluar dari istana, pengumuman akan disebarkan di seluruh kota
bahwa sang raja hendak bersenang-Senang atau berburu. Tidak ada seorangpun,
baik Stu bangsawan maupun tokoh penting, dalam Sapi Jantan di Jawa.
Setiap lelaki di Jawa, baik yang
kaya maupun yang miskin, harus menyimpan keris, tombak dan perisai-h’dak
terbatas pada perisai kayu berbentuk bundar-di rumahnya. Sopan santun di
Jawa.Warga negeri membungkuk kepada pate dengan cara yang sama sepem' pada saat
mereka berdoa, yaitu dengan meletakkan tangan di atas kepala. Mereka meletakkan
tangan kanan ke dada orang satu sama lain dan pada saat bicara, mereka akan
menyilangkan tangan. lni adalah hal yang dilakukan oleh rakyat biasa terhadap
para penguasa, di mana mereka harus bicara dalam jarak kurang Iebih empat atau
lima langkah dan Iebih seringnya meialui orang ketiga. Berbicara melalui orang
ketiga atau pendamping merupakan tata krama untuk berbicara dengan raja. Mereka
mengatakan bahwa orang Jawa pernah memiliki hubungan dekat dengan orang Cina.
Pelabuhan yang menjadi daerah
kekuasaan Raja Jawa dan gustinya. Pelabuhan yang dikuasai oleh raja ada tiga:
pertama, pelabuhan orang-orang Moor. Kedua, pelabuhan orang-orang pagan, dan
ketiga, pelabuhan milik putra Guste Pate. Ketiga pelabuhan tersebut
masing-masing yakni pertama, Tuban yang menjadi wilayah kekuasaan Daria Tima de
Raja Aria Teja seorang Moor yang menjadi bawahan dari raja yang namanya
disebutkan di atas. Kedua, Blambangan yang dikuasai oleh Pate Pimtor dan
ken’ga, Gamda (sekitar Pasuruan) yang dikuasai oleh putra Guste Pate.
Jawa menghasilkan emas dalam
jumlah besar-8 atau 8,5 cetakan mate; topas; kemukus mencapai Iebih dari 30
bahar setiap tahunnya. Mereka juga menghasilkan cukup tembaga dan lonceng dari
ffusgjeira untuk memenuhi kebutuhan di wilayah itu. Barang-barang tersebut
merupakan komoditas dagang yang baik. Barang-barang dagangan dari MaIaka yang
dijual di Jawa. Koin yang digunakan di Jawa adalah cash dari Cina, 1.000 uang
ini bernilai sama dengan 25 calai-100 calai sama dengan 3 cruzado. Seribu koin
juga disebut sebagai 1 puon.
Pajak utama yang harus dibayar
oleh komoditas dagang yang didatangkan dari Iautan adalah pajak pelabuhan.
Untuk membayar pajakpajak ini, mereka menyediakan hadiah. Para pedagang
diharuskan membayar 400 cash untuk setiap 10.000 barang yang mereka jual di
negeri itu.
Sekarang kita akan membahas
Negeri Cirebon. Terletak di samping Sunda. Penguasanya dikenal dengan Lebe Upa,
ia merupakan bawahan dari Pate Rodim (Raden Fatah), tuan Negeri Demak. Cirebon
memiliki pelabuhan yang baik. Cirebon berpenduduk lebih dari 1.000 jiwa.
Cirebon merupakan negeri para pagan. Pada waktu itu, penguasa Demak memiiiki
seorang budak dari Gresik. Budak tersebut ia jadikan sebagai kapten untuk
melawan Cirebon, ia juga diberi gelar Pate Cirebon. Budak Gresik ini, yang akhirnya
menjadi penguasa Cirebon, merupakan kakek dari Pate Rodim (Raden Fatah), yakni
penguasa Demak yang sekarang.
Negeri Japura berbatasan dengan
Cirebon di satu sisi dan dengan Losari (Locacry) di sisi lain. Negeri ini
berpenduduk 2.000 jIwa yang tersebar di desa-desa Negeri inI dikuasai oleh Pate
Rodim, sedangkan Pate Losari bernama Pate Codia. Di tempat inI terdapat
lanchara sebanyak 5 buah dan jung sebanyak 2 buah. Tempat ini menghasilkan
beras dalam jumlah besar serta lilin, madu dan bahan makanan Iainnya.
Masyarakat japura mencari nafkah di daratan mereka. Pate yang berkuasa atas
tempat ini merupakan seorang kesatria, ia adaiah sepupu tertua dari Pate Rodim.
Negeri Tegal berbatasan dengan
Japura di satu sisi dan dengan Semarang (Camaram) di sisi lain. Di tempat yang
terletak di sepanjang pantai ini, Tegal menjadi penghasil beras terbesar
dibandingkan dengan tempat-tempat lain di jawa. Pate di tempat Ini mempakan
paman dari Pate Unus. Di tempat ini terdapat jung dan terkadang tidak ada sama
sekali. Di sini juga terdapat Ianchara-lanchara kecil. Dikabarkan bahwa Tegal
merupakan sebuah wilayah dengan penduduk 400 jiiwa Mereka tersebar di desa desa
yana jumlah tidak begitu banyak. Penduduk Tegal berjumlah setidaknya 1.500
jiwa, denga tujuh atau delapan orang
pedagang.
Semarang berada di tanah yang
sama dengan Tegal di satu sisi, sedangkan sisi Iainnya menyatu dengan Negeri
Demak. Pate Samarang dikenal sebagai Pate Mamet, ia merupakan ayah mertua Pate
Rodim (Raden Patah), penguasa Demak. Karenanya Pate Semarang juga tunduk pada
Demak. Samarang memiliki pelabuhan, meski bukan pelabuhanyang bagus. Tempat ini
menghasilkan beras dan bahan makanan.
Negeri Demak berbatasan di satu
sisi dengan Semarang dan di sisi lain dengan Tidunan {Tidana). Negeri Demak
merupakan yang terluas di antara semua tempat yang sudah disebutkan sebelumnya,
mulai dari Cirebon hingga wiiayah ini. Kabarnya, di kota ini terdapat kurang
lebih 8000-10.000 rumah. Pate Rodim adalah penguasa di negeri ini, sekaligus
pate tertinggi di jawa. Pate-pate yang lain telah mengangkatnya sebagai
pemimpin dari semua penguasa di Jawa yang berada di pihaknya.
Negeri Tidunan berbatasan di satu
sisi dengan Demak dan di sisi lain dengan Jepara. Pate yang berkuasa di tempat
ini dikenai dengan nama Pate Orob. la adalah paman Pate Onus saudara laki-iaki
ayahnya. Kabamya, ia tidak tunduk pada siapapun ia dikenal sebagai pengambil
keputusan yang bijak. Pada saat ini ia tidak memiiiki jung satupun, namun
memiliki 2 atau 3 pangajava. Tudunan (Tidonam) dan Jepara. Serangan ini
menghilangkan jiwa banyak penduduk di negeri tersebut. Dikabarkan bahwa [Pate
Orob] memberikan banyak nasihat dalam pemerintahan Pate Unus dan Pate Rodim, di
mana keduanya mematuhinya bagaikan orang tua, meskipun keduanya jauh lebih
berkuasa dibandingkan Pate Orob.
Pelabuhan Japara terletak di kaki
sebuah gunung yang besar dan tinggi bernama Muria. Negeri Japara berbatasan
dengan Tidunan di satu sisi dan dengan Negeri Rembang (Rame) di sisi lain.
Japara memiliki sebuah teluk dengan pelabuhannya yang indah. Di depan pelabuhan
ini, terdapat tiga pulau yang tarnpak seperti Upeh kapal-kapal besar bisa masuk
ke wilayah ini.
Negeri Rembang berada di tanah
yang sama dengan Jepara salah satu ujungnya, sedangkan ujung lainnya berada di
tanah yang sama dengan Cajongam. Setelah dihancurkan Guste Pate, Cajongam tidak
lagi memiliki penduduk. Sebagian dari mereka pindah ke Rembang sedangkan
sisanya dikuasai oleh Tuban. Oleh karenanya kita juga bisa mengatakan bahwa
salah satu sisi Rembang berada di tanah yang sama dengan Tuban. Pate Rembang
dikenal dengan nama Pate Morob. la adalah paman Pate Unus, Pate Unus adalah
anak laki-laki dari saudara perempuannya, Negeri ini menghasilkan beras dalam
jumlah besar serta kayu sebagai bahan jung.
Negeri Tuban bersinggungan dengan
Negeri Cajongam dan Rembang di satu sisi, seperti yang telah diutarakan
sebeiumnya. Sedangkan sisi Iainnya bersinggungan dengan Sidayu (Cedayo).
Wilayahnya di sepanjang pesisir berada di bawah pengawasan Guste Pate. Pate
Tuban dikenal dengan nama Pate Vira. Sebagai bentuk penghargaan, Guste Pate
menganugrahkannya nama Anatimao de Raja, yakni sebuah gelar yang sangat
terhormat.. Negeri Tuban ini merupakan taklukkan Guste Pate. Tempat ini juga
menjadi pelabuhan terdekat menuju Kota Daha (Daya), tempat di mana Guste Pate
tinggal. Mereka telah membuat kesepakatan, bahwa Guste Pate akan memberikan
bantuan sebanyak 10 atau 20 prajurit pada saat musuh datang menyerang Tuban.
Kesepakatan ini dibuat mengingat banyak pate Moor di Jawa yang membenci
pemimpin Tuban karena ia akrab dengan para cafre. Pria-pria Tuban adalah para
kesatria Iebih berani dibandingkan orang Jawa lainnya. Tidak ada satupun
penguasa Jawa yang dekat dengannya karena kotanya sangat kuat dan sulit untuk
didatangi. Apalagi, ia beraIiansi dengan Guste Pate. Ia adalah seseorang yang
tidak takut pada siapapun dan memiliki kualitas baik yang ada daiam diri mereka
semua.
Negeri ini menghasilkan banyak
asam dan cabe jawa. Sedangkan kemukus dikirimkan ke tempat ini. Negeri ini juga
memiliki daging sapi, daging babi, daging kambing muda dan tua, daging rusa,
ayam dan buah-buahan yang tak terhitung Iagi. Negerinya dilimpahi dengan
bahan-bahan tersebut. Penguasa Tuban mengatakan bahwa ia adalah orang pertama
yang diterima dan menjaiin persahabatan dengan orang Portugal. Ia berkata bahwa
inilah hal yang ia inginkan untuk diingat oleh putra~putranya, bukan hal Iain.
la adalah seorang pria baik, persahabatannya tulus dan tentunya ia selalu
pantas untuk. mendapat pertolongan. Apabila semua orang di negeri ini
disatukan, Tuban akan memiliki 6000-7000 prajurit perang. Negeri ini tidak
memiliki jung ataupun pangajava kargonya sendiri. Negeri Sidayu terletak di
tanah yang sama dengan Tuban di satu sisi dan dengan Gresik di sisi yang lain.
Penguasa Sidayu dikenai denan nama Pate Amiza. Sidayu bukan merupakan tempat
berdagang. Luasnya lebih kecil dibandingkan Tuban. Kotanya dikelilingi oleh
tembok, sama seperti Tuban. Pemerintahan negeri ini iemah dan penduduknya
sedikit. Ada beberapa orang penting yang dapat hidup melalui hasil panennya.
Pemimpin negeri ini memiliki bawahan sebanyak 2.000 orang, mereka inilah yang
melindungi dan membela negerinya. Pantainya berbatu sehingga buruk untuk
dijadikan tempat mendarat. Negeri ini menghasilkan beras dan makanan namun tidak
memiliki jung ataupun pangajava.
Kini kita telah sampai di Gresik
(Grisee, Agracij), sebuah pelabuhan besar, yang terbaik di seluruh jawa di mana
orang-orang Gujarat, Calicut, Bengal, Siam, Cina dan Liu-Kiu (Lequeos) dulunya
berlayar dan mendarat. Tempat ini merupakan permata di Jawa dalam hal
perlabuhan dagang. lni adalah pelabuhan terbaik di mana kapaI-kapal yang
berlabuh tidak perlu takut akan angin karena cucur perahu mereka bisa menempel
pada rumah~ rumah. Tempat ini disebut sebagai pelabuhan para pedagang.
Sedangkan di antara orang-orang Jawa, diikenal sebagai pelabuhan orang-orang
kaya. Gresik berbatasan dengan Sidayu di satu sisi dan dengan Surabaya
(Curubaya) di sisi yang lain. Pulau Madura yang besar tampak berhadaphadapan
dengan negeri ini, dapat terlihat dengan pandangan mata.
Penguasa Surabaya dikenal dengan
sebutan Pate Bubat (Patih Bubat). Semua negeri tetangganya di Jawa mendapatkan
nasihat dan bantuan darinya. la memiliki hubungan dekat dengan pate-pate Moor.
Ia berperang dengan sangat sengit melawan Pate Blambangan, yang merupakan musuh
pagannya. Orang~orang Jawa pun memberikan bantuan pada saat ia diserang,
mengingat pate-pate Blambangan dan Gamda memiliki kekuatan yang lebih besar. Pate Bubat sangat
dihormati karena ia selalu berperang.
Negerinya menghasilkan bahan-bahan makanan seperti negeri-negeri lain di Jawa, yang memang
menghasilkan bahambahan yang sama. Para
pedagang di negeri ini berlayar melalui Gresik. la sangat ingin menjalin
pertemanan dengan Malaka dan kabarnya, ia melakukan berupaya sangat keras demi
mewujudkan hal ini. la sudah mengirimkan
surat ke benteng mereka dan mereka pun sudah pernah dua kali
menulis kepadanya. Pate ini miskin. la
tidak memiliki jung maupun pangajava. Mereka hidup dari hasil panennya seperti
orang-orang Iain yang berada di Jawa. Kadang-kadang, kapten-kaptennya pergi
merampok di |autan.
Negeri Gamda berukuran luas.
Lokasinya menyatu di satu sisi dengan Surabaya dan di sisi lain dengan Canjtam,
Panarukan (Panarucam) dan Pajarakan (Pajurucam). Pate Gamda dikenal dengan
sebutan Pate Sepetat (MenakSepetak). Ia adalah seorang pagan, putra dari Guste
Pate yang agung dari Jawa. Rakyatnya hidup dalam limpahan hasil panen, mereka
juga bisa mendapat banyak hiburan dan kesenangan. Gamda berpenduduk 10.000 jiwa.
Negeri Canjtam, Panarukan dan
Pajarakan Ketiga tempat ini masing-masing memiliki penguasa pate serta pate
tertinggi yang memegang kekuasaan. Mereka sudah memiliki jabatan-jabatan ini
selama delapan tahun, ditambah lima tahun sejak wilayah ini runtuh. Canjtam
berada di wilayah yang sama dengan Gamda dan Panarukan. Panarukan berada di
wilayah yang sama dengan Pajarakan sedangkan Pajarakan berada di wilayah yang
sama dengan Blambangan. Negeri Blambangan (Bulambuam)
Negeri Blambangan berbatasan
dengan Canjtam, Panarukan dan Pajarakan di satu sisi dan dengan Chamda102 di
wilayah pedaiamannya. Dari wilayah ini hingga berikutnya, negeri ini berbentuk
pegunungan hingga mencapai negeri Raja Jawa, yang lebih tepat dipanggil dengan
sebutan (negeri) Guste Pate. Pate Blambangan dikenal dengan sebutan Pate
Pimtor. la adalah seorang tuan negeri kafir yang bsar, kesatria yang ditakuti
dan sangat dihormati di Jawa, terutama oleh para tuan negeri pagan. la menahan
semua orang Moor sehingga mereka semua tidak bisa bertindak lebih jauh lagi.
Negerinya memiliki banyak penduduk dan banyak perahu kecil di lautan. Ia adalah
pate yang terakhir. Rakyatanya bersifat sederhana seperti [para penduduk] di
pegunungan. Mereka patuh pada Guste Pate. Penguasa Blambangan ini amat dimuliakan
karena ia menguasai Negeri Cantjam, Panarukan, Pajarakan dan Chande sehingga
mereka semua sangat takut padanya. la merupakan putra dari saudara perempuan
Guste Pate. la adalah seseorang yang hidup dari hasil panennya. la memiliki
banyak kuda di negatinya, jumlah yang jauh Iebih banyak dibandingkan yang
dimiliki oleh semua pate di Jawa, termasuk para Moor. Rakyat Blambangan suka
berperang. Negerinya kaya. Chanda tidak terlalu penting untuk dibicarakan
karena letaknya di pedalaman dan telah direbut oleh Blambangan.
*oleh marselina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar