Selasa, 26 September 2017

REVIEW BUKU NUSANTARA



BUKU V
 NUSANTARA
Buku Suma Oriental “Perjalanan dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues” merupakan catatan perjalanan Tome Pires. Tome pires adalah seorang pengembara dari portugis. Dalam Buku V Nusantara mengulas mengenai Sumatera dan Jawa mulai dari kerajaan, keadaan, perdagangan, hingga barang-barang apa saja yang diperjual belikan kerajaan dan penduduknya di pulau Sumatera dan Jawa.
Buku ini diawali dengan menjelasakan dan memaparkan Pulau Sumatra yang besar, makmur, dan berpenduduk padat beserta pulau-pulau di sekitarnya. Pires menyebutkan bahwa di samping Gamispola dan pulau-pulau lain di sekitarnya, terdapat 19 kerajaan dan 11 negeri. Dalam pembahasan selanjutnya dari Gamispola menemukan kerajaan-kerajaan mulai dari kerajaan Aceh sampai dengan kerajaan Minangkabau.
 Kerajaan Aceh (Achin) dan Lamuri (Lambry), serta Negeri Biar. Negeri ini pertama   ditemukan setelah menelusuri terusan Pulau Sumatra sedangkan Lamuri (Lambry) terletak tepat setelahnya, wilayah ini membentang hingga ke pedalaman. Negeri Biar terIetak di antara Aceh dan Pedir, kedua negeri ini berada di bawah kekuasaan Raja Aceh di mana ia merupakan satu~satunya penguasa di wilayah tersebut. Raja tersebut adalah seorang Moor yang dikenal sebagai kesatria oleh negeri-negeri tetangganya. WiIayah-wiIayah ini menghasilkan daging, beras, anggur dengan kekhasan tersendiri dan bahan-bahan makanan Iainnya. Mereka juga menghasiIkan merica-meski tidak banyak. Raja Pedir selalu berperang dengan Raja Aceh, di mana ia Raja Aceh selalu berhasil menyebabkan kerusakan yang cukup besar di negeri Raja Pedir.
Kerajaan Pedir yang berada di tanah sumatera sempat menjadi lokasi yang makmur dan penting bagi perdagangan. Kerajaan ini juga dulunya berkuasa atas kerajan yang telah disebutkan di atas. Kerajaan ini menguasai perdagangan hingga 1510 walaupun kerajaan ini terus menerus melakuakn perang dengan negeri tetangganya tidak mengurangi kebesaran kota ini. Pedir juga telah melakukan hubungan dagang dengan Thailand. Kemunduran perekonomian Pedir ini berawal dari penaklukan malaka dan adanya konflik internal dalam kerajaan ini. Hasil bumi yang ada di wilayah seperti merica 2.000-3.000 Bahar pertahun, berkat mericanya yang melimpah pedir bisa mendapatkan lebih banyak barang-barang dagang dari hasil tukar menukar, hal ini memperkaya kerajaan dan kota-kota disekitarnya. Setelah kerajaan Pedir terdapat negeri yang disebut Ayer Labu yang terletak di pesisir laut seberang batas wilayah Pedir, penguasa atau pemimpin negeri ini berganti dari yang dulunya raja namun kini dikuasai seorang Mandarin (pejabat tinggi). Tempat ini menghasilkan merica dan kebutuhan bahan makanan yang dikonsumsi sendiri.
Kerajaan Pedir berada di seberang Ayer Labu, berbatasan dengan Pirada. Raja dari negeri ini dulu berasal dari Pedir, namun kini tidak lagl. Negeri ini memiliki wilayah -wilayah yang terletak di Iautan,  di mana sejumlah komoditas diperjualbelikan. Di tempat ini juga terdapat pedagang. Mereka melakukan perdagangan dengan Pegu dan sejumlah tempat lainnya. Lide menghasilkan bahan makanan dalam jumlah yang cukup besar. Negeri ini juga menghasilkan merica dan sutra. Negeri ini bersahabat dengan Raja Pedir.
Kerajaan Pirada memiliki rakyat yang lebih besar dibandingkan Kerajaan Lide, rajanya pun lebih kuat. Ia dulu merupakan bawahan raja pedir. Kerajaan ini memiliki dua kota yang terletak di dekat laut. Mereka melakukan barang dagangan atas beberapa komoditas, yaitu merica dan sutra yang dibawa ke pedir. Pirada menghasilkan bahan makanan di negeri mereka sendiri. Negeri ini cukup kuat untuk mempertahankan diri dari Pasai. Memurut otrang-orang, masyarakat Pirada memiliki sifat yang sangat jahat, tidak setia dan tidak bisa dipercaya. Terkadang mereka melakukan perompakan laut.
Kerajaan Pasai yang kaya-raya memiliki banyak penduduk dan perdagangan dalam skala besar. Kerajaan ini berbatasan dengan Kerajaan Pirada. Di sisi lain, kerajaan ini berbatasan dengan Negeri Batak yang memiliki Raja Tamjano. Wilayah Pasai terbentang di sepanjang pesisir pantai. Perbatasannya yang terletak di pedalaman bersinggungan dengan wilayah Raja Manicopa, yang memiliki akses ke Iaut di sisi yang berlawanan. Kedua wilayah ini kerap berperang satu sama lain. Kerajaan Pasai memiliki kota bernama Pasai, sebagian orang menyebutnya Camotora (Sumatra). Kota ini diberikan nama yang sama mengingat tidak ada hal Iain yang lebih penting di pulau itu. Penduduk Kora Pasal tidak kurang dari 20.000 Jiwa. Pasai dulunya diperintah oleh raja pagan yang berkuasa 160 tahun yang lalu setelah digulingkan oleh pedagang moor dengan cara yang licik. Barang dagangan pasai ialah merica dengan jumlah 8.000-10.000 ribu bahar setiap tahunnya, dan wilayah ini juga sebagai tempat pengumpulan barang dagang dari kerajaan atau negeri lainnya. Kerajaan pasai juga telah mengenal sistem mata uang dan ukuran berat, hingga penggunaan pajak.
Selanjutnya Kerajaan Batak (Bata) berbatasan di satu sisi dengan Kerajaan Pasai, di sisl lain dengan Kerajaan Aru (Daruu).  Raja negeri ini dikenal sebagai perampok di lautan dan juga berperang di pedalaman dan memiliki setidaknya 30 atau 40 lancara dengan segala kelengkapannya dia disebut dengan Raja Tomjam. Negeri yang dikenal dengan nama batak ini menghasilkan beras, anggur dan buah-buahan, wilayah ini juga menghasilkan madu dan lilin dalam jumlah besar. Dan memiliki komoditas barang dagang utama yang mereka sebut dengan rotaas.
Pada kerajaan Aru (Daru) akan dibahas tentang kebesaran dari kerajaan ini yang berasal dari barang rampasan hasil penyerbuan. Kerajaan ini juga penghasil beras yang berwarna sangat putih, mereka juga menghasilkan daging, ikan dan anggur yang diperuntukkan untuk mereka sendiri. Kerajaan Aru memiliki barang dagang berupa emas, kemenyan dalam jumlah besar, tanaman obat, lilin, madu dan budak. Aru memiliki sebuah kota yang diberi nama Arkat, tempat pasar budak yang diadakan pada bulan-bulan tertentu.
Kerajaan selanjutnya adalah kerajaan arkat yang berbatasan dengan Aru dan Rokan (Yrcan). Rajanya adalah seorang Moor yang berkuasa atas negeri berukuran kecil dan perahu yang kecil juga Negeri Rokan berada di antara arkat dan kerajaan Rupat, negeri ini tidak memiliki raja melainkan seorang mandarin, sebagian dari mereka merupakan Celates dan pemenuhan kebutuhan dari alam. Negeri ini penghasil emas dan beras dan ikan yang dibawa ke malaka dalam jumlah besar.
Kerajaan rupat berbatasan dengan Rokan dan Purim, kerajaan ini berukuran kecil. Penduduknya adalah para perompak dan memiliki kewajiban untuk mengirim orang-orangnya ke malaka sebagai bantuan dalam perang. Jasil dari kerajaan ini adalah sedikit beras, anggur, buah-buahan.
Kerajaan purim berbatasan dengan Rupat dan Siak yang dipimpin oleh seorang mandarin. Purim memiliki pasar yang lebih besar untuk budak-budak hasil curian. Purim juga penghasil ikan terubuk serta ikan lainnya dalam jumlah besar dan masih banyak lagi hasil bumi lainnya.
Kerajaan Siak berbatasan dengan Purim dan Kampar (Campar). Kerajaan ini dipimpin oleh seorang moor dan melakukan hubuungan dengan kerajaan lain untuk memperkuat pertahanan dan kerajaan ini penghasil beras, madu, lilin anggur, daging, dll. Negeri ini memiliki banyak perahu karena ketersediaan bahan yaitu kayu.
Kerajaan kampar (Campar) berbatasan dengan beberapa negara yaitu siak, campom, kepulauan karimun, celaguy dan kundur. Raja raja Kampar memiliki hubungan dengan bekas raja malaka. Penghasilannya adalah berupa obat dan hasil bumi lainnya. Sebagai bahan makanan kerajaan ini menghasilkan beras, daging, anggur dalam jumlah yang cukup untuk menghidupi mereka. Dan melakukan hubungan dagang denga kerajaan di Minangkabau.
Pada Negeri Campocan yang dibahas tentang kepemimpinan di negeri itu, serta sejumlah pedagang di negeri ini dan hasil bumi yang beruapa hasil tambang seperti emas maupun hasil alam berupa obat dan komoditi lainnya.
Pada kerajaan Indragiri (Andarguery) dibahas tentang perbatasan dengan negeri lain dan juga hubungan negeri ini dengan raja malaka. Indragini menjalankan bisnis perdagangan dengan wilayah pedalaman tertentu di Minangkabau utuk mendapatkan emas.
Negeri Tongkal (Tuncal) berada di daratan yang sama dengan Indragiri di satu . sisi, dan dengan Jambi (Jamby) di sisi yang lain. Negeri ini tidak memiliki  raja maupun mandarin. Negeri ini berada di bawah kekuasaan Malaka sebagai taklukkan. Negeri ini berukuran kecil. Negeri ini juga berbatasan dengan Minangkabau Mereka menghasilkan komoditas yang sama sepem‘ Indragiri, dengan jumlah yang tidak sama besar. Mereka menghasilkan bahan makanan yang cukup untuk diri sendiri dan wilayah lain. Di sisi yang berlawanan, terdapat Kepulauan Calantiga.
Selanjutnya adalah Negeri Jambi (Jamby). Negeri ini dulunya memiliki seorang raja. Seperti yang terjadi dengan lndragiri, dan setelah orang Moor Jawa (Jawa muslim) menjadi kuat dan mengambil alih Palembang, mereka mengambil alih Jambi, dan mereka tidak Iagi disebut raja, melainkan pates (patih) yang berarti mandarin di Malaka. Dikabarkan bahwa Jambi menghasilkan tanaman obat Iignaloe, emas serta barang-barang yang juga dihasilkan Tongkal dan wilayah~wilayah lain. Di tempat ini sudah terdapat bahan-bahan makanan yang cukup, bahkan lebih. Wilayah ini berada di bawah kekuasaan Raden Patah (Pate Rodim), sang pemimpin Demak (Demaa). Masyarakat Jambi Iebih menyerupai orang-orang Palembang dan Jawa dibandingkan orang Melayu. Negeri mereka subur dan kaya dengan keistimewaannya sendiri.
Negeri Palembang yang besar berbatasan di satu sisi dengan Jambi dan di sisi lain denga ujung Pulau Sumatra yang disebut Tanah Melayu. Negeri Palembang dulunya memiliki raja pagannya sendiri, yang merupakan taklukkan dari raja cafre di Jawa. Negeri Palembang merupakan negeri terbaik yang dimiiiki oleh Pate Rodim, bahkan melebihi negerinya sendiri. Namun negeri ini telah dihancurkan oleh kita, begitu juga semua jung dan champanasnya. Semua pemimpin Palembang pun telah terbunuh dalam kekalahan Pate Unus. Rakyat Palembang berperang di Malaka secara terpaksa dan klni mereka semua tewas. Meski demikian, fakta ini tidak berada pada tempatnya sehingga saya akan kembali pada pembahasan mengenai Palembang. Di ujung negeri Palembang terdapat Tanah Melayu. di depan tanah melayu terdapat kepulauan Luspira. Terdapat dua terusan. Wilayah ini berbatasan dengan Negeri Sekampung. Negeri ini dipimpin oleh pate; menghasilkan banyak kapas; rotan; pitch; bahan makanan yang melimpah dan emas. Disebutkan bahwa Pa ramicura, sang penemu Malaka, berasal dari negeri ini, sebagaimana kabar yang sudah banyak beredar.
Negeri Sekampung (Cacampom). Sekampung adalah negeri yang luas. Di satu sisinya terdapat Tanah Melayu dan di sisi lain terdapat Tulang Bawang. Negeri ini dipimpin oleh pate dan memiliki hasil alam yang melimpah ruah. Sang raja melakukan perdagangan di Sunda dan Jawa, sebagian besar perdagangannya dilakukan dengan Sunda. Dikabarkan bahwa wilayah ini dapat terlihat dari Sunda. Negeri ini menghasilkan kapas yang melimpah; sedikit emas; banyak madu; banyak beras; daging; ikan; anggur dan buah-buahan. Dikabarkan bahwa sang pate adalah seorang cafre, begitu juga dengan rakyatnya.
Negeri Tulang Bawang (Tulimbavam) berbatasan dengan Sekampung di satu sisi, dan dengan Andalas di sisi yang lain; pedalamanannya berbatasan dengan raja-raja cafre. Menurut berita, Tulang Bawang sendiri merupakan tempat bagi pagan atau cofre. Negeri ini menghasilkan merica, emas dan barang-barang lain yang dimiliki Sekampung, lanchara, bahan makanan yang melimpah serta sungai-sungai besar yang mengalir di wilayahnya di mana terdapat desa-desa. Wilayah ini merupakan sebuah negeri yang kuat karena hanya ada 1 depa wilayah berair di muara sungainya.
Pembahasan selanjutnya adalah Kerajaan Andalas yang berbatasan dengan Tulang Bawang di satu sisi dan di sisi lain degan Kerajaan Pariaman yang kaya-raya. Wilayah pedalamannya berbatasan dengan wilayah Raja Minangkabau. Di antara Andalas dan Sunda, terdapat lautan. Orang-orang Gujarat sering berlayar melalui Iaut ini untuk menuju Jawa dan Gresik (Agrcay) untuk mengangkut cengkih, pala, buah pala, kayu cendana putih, kemukus dan Iainsebagainya. Sebelumnya, informasi yang kami dapatkan adalah bahwa wilayah antara Andalas dan Sunda ini tidak bisa dilewati karena dangkal dan penuh tumpukan material sungai. Namun ternyata hal ini tidak benar. Kenyataannya, wilayah ini daiam dan bisa dilewati dengan mudah. Orang-orang Gujarat selalu berlayar melalui tempat ini untuk menuju Malaka dan mendapatkan barang-barang dagangan yang berkumpul ménjadi satu di tempat ini. Setelah itu, orang-orang Gujarat akan mneghentikan perjalanan mereka, meskipun pelayaran dengan angin m'usim sanat membantu. Angin ini datang dari Sunda dan berhembus di sepanjang pesisir Cimanuk (Chemano), Pamanukan (Pemano), Cirebon (Chorobam), sepanjang Negeri Demak (Demaa) dan Jepara. Setelah itu angin ini berbelok ke Tuban kemudian ke Gresik. Semuanya dalam satu hembusan angin.
Dari Kerajaan Andalas saya mengikuti bentuk pulau yang buiat, membelok ke barat-laut hingga tiba di gugusan Kepulauan Gamispola. Di belokannya, kita dapat segera menemukan Kerajaan Pariaman. Pariaman berbatasan dengan Andalas di satu sisi dan dengan Tiku di sisi yang )ain. Bagian pedalamannya berbatasan dengan Minangkabau. Kerajaan ini merupakan kerajaan pagan, dipimpin oleh seorang raja pagan. Terdapat tiga kerajaan yang sengaja bergabung bersama di pesisir ini yaitu Pariaman, Tiku dan Panfur atau Panchur  (fancur) atau Bares. Ketiganya makmur. Orang-orang Gujarat berdatangan ke tempat ini setiap tahunnya dengan satu, dua atau tiga kapai berisi barang dagangan. Mereka membongkar barang-barang tersebut kemudian sebagai gantinya [memuat] barang-barang yang akan disebutkan segera setalah kita selesai membahasa ketiga kerajaan ini. Kerajaan Pariaman memiliki banyakkuda yang selalu mereka jual di Kerajaan Sunda.
Kerajaan Tiku (Tico, Tiquo, Tiquo) berada di daratan yang sama dengan Pariaman. Beberapa orang mengatakan bahwa raja mereka adalah seorang pagan, sedangkan lainnya berkata bahwa ia seorang Moor. Kerajaan ini menghasilkan komoditas dagang yang sama seperti yang jgita sebutkan dari Pariaman, komoditas yangjuga dimiliki oleh Fansur. kerajaan ini memiliki banyak penduduk dan melakukan perdagangan berskala besar dengan orang-orang Gujarat.
Sekarang gilirannya kita berbicara mengenai Kerajaan Barus yang sangat kaya. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Panchur atau Pansur (Fansur). Kerajaan ini menjadi ujung tombak perdagangan di Sumatra karena disinilah terdapat persinggahan bagi emas, sutra, kemenyan, kamper, tanaman obat lignaloe, lilin, madu dan komoditas dagangan lain yang menjadikan kerajaan lebih  makmur dibandingkan lainnya. Kemenyan yang berasal dari Baros, Tico dan Priaman berwarna sangat putih dan banyak ditemukan di Sumatra. Setelah menyelesaikan perdagangannya, orang-orang Gujarat akan kembali dalam keadaan kaya-raya. Mereka akan melakukan jual-beli kapanpun mereka mau. Para pelaut mengatakan bahwa jalur dari Baros ke Sunda tidak begitu bersih dan keputusan untuk membersihkan jalur ini hingga ke daratan ada pada Baros. Saya memutar ke bagian belakang kepulauan ini sejauh kurang lebih 15 league dan di dekat daratan, kami menemukan 25 depa.
Pembahasan berikutnya mengenai sebuah pulau yaitu Pulau Nias (Maruz Minhac). Pulau ini memiliki banyak penduduk; menghasilkan minyak ikan, ikan kering dan beras. Dikabarkan bahwa di sisi yang berlawanan dengan Priaman, terdapat pulau kosong yang hanya berisi wanita dan anak-anak, tanpa laki-laki. Mereka menghasilkan anak dari orang lain yang datang ke pulau tersebut untuk berdagang‘kemudian pergi lagi, ada pula orang-orang yang dihamili o|eh hembusan angin. Pendapat ini diyakini oleh orangorang yang tinggal di wilayah ini, dengan cara yang sama seperti Ratu Malaka yang mempesona meyakini Gunung Ledang (Gulom Leydam). Masyarakat sangat mempercayai ini, seperti halnya orang-orang mempercayai Amazon dan Sybil dari Roma.
Kerajaan Singkel berbatasan di satu sisi dengan Kerajaan Barus dan di sisi lain dengan Kerajaan Meulaboh (Mancopa) atau Daya. Di wilayah pedalamannya, tmggal orang-orang yang kuat, brutal dan bersifat binatang dan kanibal. Rajanya adalah seorang pagan. Kerajaan ini menghasilkan sejumlah kcmenyan, sutra, merica, dan sedikit emas. Mereka memiliki lanchara-lanchara kecil, sungai dan keadaannya tidak begitu kaya. Dikabarkan bahwa kerajaan ini biasa memakan orang-orang yang menjadi musuhnya. Mereka melakukan perdagangan dari Pasai, Kerajaan Barus, Tiku dan Pariaman.
Kerajaan Mancopa atau Daya. Rajanya adalah seorang pagan. Di wilayah pedaiaman, kerajaan ini berbatasan dengan wilayahnya din'nggali oleh orang-orang kuat dan brutal yang hidup di barisan pegunungan yang membentang di atas Pasai dan Pedir. Raja di negeri ini sangatlah agung. la adalah seorang raja dan kesatria yang berkuasa. Musuh-musuh yang berhasil ditangkap akan dimakan. Mereka melakukan perdagangan di Pasai dan Pedir. Mereka tidak memakan semua pria, hanya para pria yang berperang dengan mereka. Kerajaan ini mneghasilkan sutra, kemenyan dan barang-barang lain yang ada di wilayah ini. Orang-orang yang ingin berkunjung ke Melaboh harus datang menggunakan pardo-pardo kecil, dengan membawa kain berjenis kasar dari Cambay.
Pembahasan terakhir mengenai kerajaan yang ada di sumatra adalah Kerajaan Minangkabau (Menangcabo). Di Minangkabau terdapat tiga raja. Raja yang paling utama bernama Raja Cunci Teras, yang juga merupakan nama tempat di mana ia tinggal. Raja tertinggi kedua bernama Raja Bandar, adik dari raja utama, Raja ketiga bernama Raja Bonco atau Buus. Mereka inilah raja-raja Minangkabau. Raja pertama dikabarkan baru saja memeiuk agama Muhammad-hampir lima belas tahun; sedangkan dua [lainnya] masih menjadi pagan. Mereka sering bertengkar dan karenanya, sering sekali terjadi perang di antara mereka. Terdapat pelabuhan di sekitar Minangkabau. Di daerah minangkabau sendiri terdapat  tambang emas.Terdapat dua tambang utama yang paling banyak menghasilkan emas. Tambang pertama, yang terbesar, berada di sebuah negeri yang dialiri oleh Sungai Cuencynjgujs. Tambang kedua berada di sebuah tempat bernama Marapalguj di mana Iebih banyak ditemukan serbuk emas.
Menurut kesaksian orang-orang, terbukti bahwa luas lingkar Pulau Sumatra adalah 700 league, dimulai dari Kepulauan Gamispola hingga kembali ke wilayah itu lagi. Luas ini di dapatkan dengan cara memutari pulau tersebut. Tidak ada keraguan bahwa luasnya 700 league atau lebih Ada banyak raja pagan di Pulau Sumatra dan banyak pemimpin kelompok yang menguasai wilayah pedalaman. Meski begitu, jika mereka tidak terkenal dan tidak terlibat dalam perdagangan, mereka tidak akan disebut-sebut dalam catatan. Mulai saat ini, kita akan membicarakan Pulau Jawa dan Sunda dan kita akan membahas keduanya secara berurutan. Kita tidak boleh melupakan bahwa Pulau Sumatra berpenduduk padat.
Pembahasan mengenai Jawa akan dibahas dengan Kerajaan Sunda dan akan diakhiri dengan Blambangan (Bulambuam), yang terletak di sebuah wilayah terkenal yang dipimpin oleh pate. Pulau jawa adalah pulau yang makmur penuh dengan kebanggan, kaya dan kesatria. Kita akan membahas tentang para pemimpin kelompok yang tinggal di pesisir pantai, keagungan rajaraja pagan yang berada di pedalaman Jawa beserta pimpinan tertinggi mereka guste pate (gusti patih). Kita akan memulai pembahasan ini dengan mengisahkan Kerajaan Sunda yang terkenal.
Sunda dipimpin oleh Raja Sunda. la berkuasa atas Kata Dayo yang besar, ‘kota, tanah dan pelabuhan Banten (Bantam), Pelabuhan Pontang (Pomdam), Pelabuhan Cigéde (Cheguide), Pelabuhan Tangerang (Tamgaram), Pelabuhan Sunda Kelapa (Calapa), Pelabuhan Cimanuk (ChemanO), Sungai Cimanuk merupakan batas antara Kerajaan Sunda dan Jawa. Kini kita beralih ke Jawa, di mana kita akan membahas tentang raja yang berkuasa di pedalaman. Sebagian orang menegaskan bahwa Kerajaan Sunda menguasai setengah Pulau Jawa.
Raja Sunda adalah seorang pagan. Sunda merupakan (tanah) para kesatria dan pelaut-keduanya lebih terkenal dibandingkan kesatria dan pelaut Jawa. Setelah Raja Sunda, yang dikenal dengan nama Samg Briamg memegang kekuasaan tertinggi. Dibawahnya duduk seorang wakil raja yang disebut cocunam. Di bawahnya, terdapat Bendahara yang dikenal dengan macobumj (mangkubumi). Bahasa yang dipakai di Sunda bukan bahasa Jawa, begitu juga orang-orang di Jawa tidak memakai bahasa Sunda, padahal wilayah mereka hanya dipisahkan oleh Sungai Cimanuk.
Kota Dayo adalah tempat di mana raja paling banyak menghabiskan waktunya dalam setahun. Mereka sering menghabiskan waktu dengan berburu. Sang Raja memiliki dua permaisuri yang berasal dari kerajaannya sendiri, serta lebih dari seribu selir. Masyarakat Sunda terkenal dengan kejujurannya. Kerajaan ini menghasllkan jenis merica yang berkualitas lebih baik dlbandlngkan merica Cochin sebanyak lebih dari 1000 bahar setiap tahunnya. Negeri ini Juga menghasilkan cabai jawa dalam jumlah besar Kerajaan Sunda menjual beras sebanyak lebih dari 10 jung tiap tahunnya, sayur-mayur yang tak terbatas jumlahnya serta daging, babi, kambing, domba dan sapi yang sangat banyak dan tak terhitung. Negeri ini juga menghasilkan anggur dan buah-buahan sebanyak  Jawa.
Sistem mata uang di Sunda sendiri adalah pecahan kecil, mereka menggunakan uang tunai dari Cina. Uang-uang tersebut dilubangi di bagian tengahnya seperti ceitis sehingga bisa dirangkai dalam ratusan. Setiap ribu uang ini bernilai 5 calai Malaka. Untuk pecahan besar, mereka menggunakan emas lokal cetakan 8 mate yang sama nilainya dengan 300 calai (atau 9 cruzado) atau tumdayo69 (yang nilainya sama dengan 15 dram).
Sunda memiliki beberapa pelabuhan yaitu, pelabuhan Pontang (Pomdag), pelabuhan Cigede (Chegujcje) pelabuhan Tangerang (Tamgara),pelabuhan Sunda Kelapa (Calapa), pelabuhan Cimanuk (Chemano)
Pembahasan mengenai Jawa sendiri akan dimulai dari cirebon hingga blambangan. Pertama-tama kita akan membahas tentang raja pagan yang tinggal di pedalaman beserta kapten tertingginya, guste pate. Setelah ltu, kita akan membahas tentang pate-pate Moor yang tinggal di pesisir pantai. Dikabarkan bahwa dulu, Negeri Jawa berkuasa hingga sejauh Maluku (Maluco) yang ada di sebelah timur dan sebagian besar wilayah barat. Negeri Jawa bahkan nyaris menguasai pulau Sumatra dan pulaupulau Iain yang dikenal oleh orang-orang Jawa, Hal ini berlangsung untuk waktu yang lama, kurang lebih seratus tahun, hingga akhirnya kekuatan Negeri Jawa mulai berkurang dan keadaannya menjadi seperti sekarang, sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini.
Negeri Jawa merupakan negeri yang sangat besar; luasnya mencapai 400 iecgue dimulai dari Cimanuk, membentang hingga Blambangan kemudian memutar dari satu sisl ke sisi lain. Raja Jawa adalah seorang pagan, ia dikenal dengan nama Batara Vojyaya. Para penguasa di Jawa amat dipatuhi bagaikan dewa. Mereka diperlakukan dengan penuh hormat dan kepatuhan. Sang Raja jarang menampakkan diri di depan umum, melainkan hanya satu atau dua kali dalam setahun. Raja lebih sering tinggal di dalam istananya, seperti Raja Cochin di dalam guanya. Di dalam istana itu, mereka hidup dalam kesenangan pesta, dikelilingi oleh para istri dan selir. Kabarnya, Raja Jawa mempekerjakan 1.000 orang kasim untuk menjaga wanita-wanita ini, mereka mengenakan pakaian wanita dan tata rambut berbentuk  mahkota. Akibatnya Rakyat Jawa tidak lagi percaya kepada perintah raja, karena mereka percaya pada diri sendiri dan telah merasa kecewa karena kehilangan sebagian besar tanahnya.
Pertapa di Jawa, ada kurang lebih 50.000 pertapa di Jawa, dengan aliran berjumlah tiga atau empat. Sebagian dari mereka menolak makan nasi atau minum anggur, mereka semua perjaka dan tidak mengenal perempuan. Mereka mengenakan tata rambut tertentu sepanjang tiga kaki yang ujungnya melengkung seoerti tongkat uskup. Kebiasaan para pertapa wanita jawa. Banyak di antara wanita Jawa yang tidak menikah dan tetap perawan. Mereka membangun rumah di pegunungan dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya
Ada adat yaang menyebutkan, pada saat sang raja keluar dari istana, pengumuman akan disebarkan di seluruh kota bahwa sang raja hendak bersenang-Senang atau berburu. Tidak ada seorangpun, baik Stu bangsawan maupun tokoh penting, dalam Sapi Jantan di Jawa.
Setiap lelaki di Jawa, baik yang kaya maupun yang miskin, harus menyimpan keris, tombak dan perisai-h’dak terbatas pada perisai kayu berbentuk bundar-di rumahnya. Sopan santun di Jawa.Warga negeri membungkuk kepada pate dengan cara yang sama sepem' pada saat mereka berdoa, yaitu dengan meletakkan tangan di atas kepala. Mereka meletakkan tangan kanan ke dada orang satu sama lain dan pada saat bicara, mereka akan menyilangkan tangan. lni adalah hal yang dilakukan oleh rakyat biasa terhadap para penguasa, di mana mereka harus bicara dalam jarak kurang Iebih empat atau lima langkah dan Iebih seringnya meialui orang ketiga. Berbicara melalui orang ketiga atau pendamping merupakan tata krama untuk berbicara dengan raja. Mereka mengatakan bahwa orang Jawa pernah memiliki hubungan dekat dengan orang Cina.
Pelabuhan yang menjadi daerah kekuasaan Raja Jawa dan gustinya. Pelabuhan yang dikuasai oleh raja ada tiga: pertama, pelabuhan orang-orang Moor. Kedua, pelabuhan orang-orang pagan, dan ketiga, pelabuhan milik putra Guste Pate. Ketiga pelabuhan tersebut masing-masing yakni pertama, Tuban yang menjadi wilayah kekuasaan Daria Tima de Raja Aria Teja seorang Moor yang menjadi bawahan dari raja yang namanya disebutkan di atas. Kedua, Blambangan yang dikuasai oleh Pate Pimtor dan ken’ga, Gamda (sekitar Pasuruan) yang dikuasai oleh putra Guste Pate.
Jawa menghasilkan emas dalam jumlah besar-8 atau 8,5 cetakan mate; topas; kemukus mencapai Iebih dari 30 bahar setiap tahunnya. Mereka juga menghasilkan cukup tembaga dan lonceng dari ffusgjeira untuk memenuhi kebutuhan di wilayah itu. Barang-barang tersebut merupakan komoditas dagang yang baik. Barang-barang dagangan dari MaIaka yang dijual di Jawa. Koin yang digunakan di Jawa adalah cash dari Cina, 1.000 uang ini bernilai sama dengan 25 calai-100 calai sama dengan 3 cruzado. Seribu koin juga disebut sebagai 1 puon.
Pajak utama yang harus dibayar oleh komoditas dagang yang didatangkan dari Iautan adalah pajak pelabuhan. Untuk membayar pajakpajak ini, mereka menyediakan hadiah. Para pedagang diharuskan membayar 400 cash untuk setiap 10.000 barang yang mereka jual di negeri itu.
Sekarang kita akan membahas Negeri Cirebon. Terletak di samping Sunda. Penguasanya dikenal dengan Lebe Upa, ia merupakan bawahan dari Pate Rodim (Raden Fatah), tuan Negeri Demak. Cirebon memiliki pelabuhan yang baik. Cirebon berpenduduk lebih dari 1.000 jiwa. Cirebon merupakan negeri para pagan. Pada waktu itu, penguasa Demak memiiiki seorang budak dari Gresik. Budak tersebut ia jadikan sebagai kapten untuk melawan Cirebon, ia juga diberi gelar Pate Cirebon. Budak Gresik ini, yang akhirnya menjadi penguasa Cirebon, merupakan kakek dari Pate Rodim (Raden Fatah), yakni penguasa Demak yang sekarang.
Negeri Japura berbatasan dengan Cirebon di satu sisi dan dengan Losari (Locacry) di sisi lain. Negeri ini berpenduduk 2.000 jIwa yang tersebar di desa-desa Negeri inI dikuasai oleh Pate Rodim, sedangkan Pate Losari bernama Pate Codia. Di tempat inI terdapat lanchara sebanyak 5 buah dan jung sebanyak 2 buah. Tempat ini menghasilkan beras dalam jumlah besar serta lilin, madu dan bahan makanan Iainnya. Masyarakat japura mencari nafkah di daratan mereka. Pate yang berkuasa atas tempat ini merupakan seorang kesatria, ia adaiah sepupu tertua dari Pate Rodim.
Negeri Tegal berbatasan dengan Japura di satu sisi dan dengan Semarang (Camaram) di sisi lain. Di tempat yang terletak di sepanjang pantai ini, Tegal menjadi penghasil beras terbesar dibandingkan dengan tempat-tempat lain di jawa. Pate di tempat Ini mempakan paman dari Pate Unus. Di tempat ini terdapat jung dan terkadang tidak ada sama sekali. Di sini juga terdapat Ianchara-lanchara kecil. Dikabarkan bahwa Tegal merupakan sebuah wilayah dengan penduduk 400 jiiwa Mereka tersebar di desa desa yana jumlah tidak begitu banyak. Penduduk Tegal berjumlah setidaknya 1.500 jiwa,  denga tujuh atau delapan orang pedagang.
Semarang berada di tanah yang sama dengan Tegal di satu sisi, sedangkan sisi Iainnya menyatu dengan Negeri Demak. Pate Samarang dikenal sebagai Pate Mamet, ia merupakan ayah mertua Pate Rodim (Raden Patah), penguasa Demak. Karenanya Pate Semarang juga tunduk pada Demak. Samarang memiliki pelabuhan, meski bukan pelabuhanyang bagus. Tempat ini menghasilkan beras dan bahan makanan.
Negeri Demak berbatasan di satu sisi dengan Semarang dan di sisi lain dengan Tidunan {Tidana). Negeri Demak merupakan yang terluas di antara semua tempat yang sudah disebutkan sebelumnya, mulai dari Cirebon hingga wiiayah ini. Kabarnya, di kota ini terdapat kurang lebih 8000-10.000 rumah. Pate Rodim adalah penguasa di negeri ini, sekaligus pate tertinggi di jawa. Pate-pate yang lain telah mengangkatnya sebagai pemimpin dari semua penguasa di Jawa yang berada di pihaknya.
Negeri Tidunan berbatasan di satu sisi dengan Demak dan di sisi lain dengan Jepara. Pate yang berkuasa di tempat ini dikenai dengan nama Pate Orob. la adalah paman Pate Onus saudara laki-iaki ayahnya. Kabamya, ia tidak tunduk pada siapapun ia dikenal sebagai pengambil keputusan yang bijak. Pada saat ini ia tidak memiiiki jung satupun, namun memiliki 2 atau 3 pangajava. Tudunan (Tidonam) dan Jepara. Serangan ini menghilangkan jiwa banyak penduduk di negeri tersebut. Dikabarkan bahwa [Pate Orob] memberikan banyak nasihat dalam pemerintahan Pate Unus dan Pate Rodim, di mana keduanya mematuhinya bagaikan orang tua, meskipun keduanya jauh lebih berkuasa dibandingkan Pate Orob.
Pelabuhan Japara terletak di kaki sebuah gunung yang besar dan tinggi bernama Muria. Negeri Japara berbatasan dengan Tidunan di satu sisi dan dengan Negeri Rembang (Rame) di sisi lain. Japara memiliki sebuah teluk dengan pelabuhannya yang indah. Di depan pelabuhan ini, terdapat tiga pulau yang tarnpak seperti Upeh kapal-kapal besar bisa masuk ke wilayah ini.
Negeri Rembang berada di tanah yang sama dengan Jepara salah satu ujungnya, sedangkan ujung lainnya berada di tanah yang sama dengan Cajongam. Setelah dihancurkan Guste Pate, Cajongam tidak lagi memiliki penduduk. Sebagian dari mereka pindah ke Rembang sedangkan sisanya dikuasai oleh Tuban. Oleh karenanya kita juga bisa mengatakan bahwa salah satu sisi Rembang berada di tanah yang sama dengan Tuban. Pate Rembang dikenal dengan nama Pate Morob. la adalah paman Pate Unus, Pate Unus adalah anak laki-laki dari saudara perempuannya, Negeri ini menghasilkan beras dalam jumlah besar serta kayu sebagai bahan jung.
Negeri Tuban bersinggungan dengan Negeri Cajongam dan Rembang di satu sisi, seperti yang telah diutarakan sebeiumnya. Sedangkan sisi Iainnya bersinggungan dengan Sidayu (Cedayo). Wilayahnya di sepanjang pesisir berada di bawah pengawasan Guste Pate. Pate Tuban dikenal dengan nama Pate Vira. Sebagai bentuk penghargaan, Guste Pate menganugrahkannya nama Anatimao de Raja, yakni sebuah gelar yang sangat terhormat.. Negeri Tuban ini merupakan taklukkan Guste Pate. Tempat ini juga menjadi pelabuhan terdekat menuju Kota Daha (Daya), tempat di mana Guste Pate tinggal. Mereka telah membuat kesepakatan, bahwa Guste Pate akan memberikan bantuan sebanyak 10 atau 20 prajurit pada saat musuh datang menyerang Tuban. Kesepakatan ini dibuat mengingat banyak pate Moor di Jawa yang membenci pemimpin Tuban karena ia akrab dengan para cafre. Pria-pria Tuban adalah para kesatria Iebih berani dibandingkan orang Jawa lainnya. Tidak ada satupun penguasa Jawa yang dekat dengannya karena kotanya sangat kuat dan sulit untuk didatangi. Apalagi, ia beraIiansi dengan Guste Pate. Ia adalah seseorang yang tidak takut pada siapapun dan memiliki kualitas baik yang ada daiam diri mereka semua.
Negeri ini menghasilkan banyak asam dan cabe jawa. Sedangkan kemukus dikirimkan ke tempat ini. Negeri ini juga memiliki daging sapi, daging babi, daging kambing muda dan tua, daging rusa, ayam dan buah-buahan yang tak terhitung Iagi. Negerinya dilimpahi dengan bahan-bahan tersebut. Penguasa Tuban mengatakan bahwa ia adalah orang pertama yang diterima dan menjaiin persahabatan dengan orang Portugal. Ia berkata bahwa inilah hal yang ia inginkan untuk diingat oleh putra~putranya, bukan hal Iain. la adalah seorang pria baik, persahabatannya tulus dan tentunya ia selalu pantas untuk. mendapat pertolongan. Apabila semua orang di negeri ini disatukan, Tuban akan memiliki 6000-7000 prajurit perang. Negeri ini tidak memiliki jung ataupun pangajava kargonya sendiri. Negeri Sidayu terletak di tanah yang sama dengan Tuban di satu sisi dan dengan Gresik di sisi yang lain. Penguasa Sidayu dikenai denan nama Pate Amiza. Sidayu bukan merupakan tempat berdagang. Luasnya lebih kecil dibandingkan Tuban. Kotanya dikelilingi oleh tembok, sama seperti Tuban. Pemerintahan negeri ini iemah dan penduduknya sedikit. Ada beberapa orang penting yang dapat hidup melalui hasil panennya. Pemimpin negeri ini memiliki bawahan sebanyak 2.000 orang, mereka inilah yang melindungi dan membela negerinya. Pantainya berbatu sehingga buruk untuk dijadikan tempat mendarat. Negeri ini menghasilkan beras dan makanan namun tidak memiliki jung ataupun pangajava.
Kini kita telah sampai di Gresik (Grisee, Agracij), sebuah pelabuhan besar, yang terbaik di seluruh jawa di mana orang-orang Gujarat, Calicut, Bengal, Siam, Cina dan Liu-Kiu (Lequeos) dulunya berlayar dan mendarat. Tempat ini merupakan permata di Jawa dalam hal perlabuhan dagang. lni adalah pelabuhan terbaik di mana kapaI-kapal yang berlabuh tidak perlu takut akan angin karena cucur perahu mereka bisa menempel pada rumah~ rumah. Tempat ini disebut sebagai pelabuhan para pedagang. Sedangkan di antara orang-orang Jawa, diikenal sebagai pelabuhan orang-orang kaya. Gresik berbatasan dengan Sidayu di satu sisi dan dengan Surabaya (Curubaya) di sisi yang lain. Pulau Madura yang besar tampak berhadaphadapan dengan negeri ini, dapat terlihat dengan pandangan mata.
Penguasa Surabaya dikenal dengan sebutan Pate Bubat (Patih Bubat). Semua negeri tetangganya di Jawa mendapatkan nasihat dan bantuan darinya. la memiliki hubungan dekat dengan pate-pate Moor. Ia berperang dengan sangat sengit melawan Pate Blambangan, yang merupakan musuh pagannya. Orang~orang Jawa pun memberikan bantuan pada saat ia diserang, mengingat pate-pate Blambangan dan Gamda memiliki  kekuatan yang lebih besar. Pate Bubat sangat dihormati karena ia selalu  berperang. Negerinya menghasilkan bahan-bahan makanan seperti  negeri-negeri lain di Jawa, yang memang menghasilkan bahambahan  yang sama. Para pedagang di negeri ini berlayar melalui Gresik. la sangat ingin menjalin pertemanan dengan Malaka dan kabarnya, ia melakukan berupaya sangat keras demi mewujudkan hal ini. la sudah mengirimkan  surat ke benteng mereka dan mereka pun sudah pernah dua kali menulis  kepadanya. Pate ini miskin. la tidak memiliki jung maupun pangajava. Mereka hidup dari hasil panennya seperti orang-orang Iain yang berada di Jawa. Kadang-kadang, kapten-kaptennya pergi merampok di |autan.
Negeri Gamda berukuran luas. Lokasinya menyatu di satu sisi dengan Surabaya dan di sisi lain dengan Canjtam, Panarukan (Panarucam) dan Pajarakan (Pajurucam). Pate Gamda dikenal dengan sebutan Pate Sepetat (MenakSepetak). Ia adalah seorang pagan, putra dari Guste Pate yang agung dari Jawa. Rakyatnya hidup dalam limpahan hasil panen, mereka juga bisa mendapat banyak hiburan dan kesenangan. Gamda berpenduduk 10.000 jiwa.
Negeri Canjtam, Panarukan dan Pajarakan Ketiga tempat ini masing-masing memiliki penguasa pate serta pate tertinggi yang memegang kekuasaan. Mereka sudah memiliki jabatan-jabatan ini selama delapan tahun, ditambah lima tahun sejak wilayah ini runtuh. Canjtam berada di wilayah yang sama dengan Gamda dan Panarukan. Panarukan berada di wilayah yang sama dengan Pajarakan sedangkan Pajarakan berada di wilayah yang sama dengan Blambangan. Negeri Blambangan (Bulambuam)
Negeri Blambangan berbatasan dengan Canjtam, Panarukan dan Pajarakan di satu sisi dan dengan Chamda102 di wilayah pedaiamannya. Dari wilayah ini hingga berikutnya, negeri ini berbentuk pegunungan hingga mencapai negeri Raja Jawa, yang lebih tepat dipanggil dengan sebutan (negeri) Guste Pate. Pate Blambangan dikenal dengan sebutan Pate Pimtor. la adalah seorang tuan negeri kafir yang bsar, kesatria yang ditakuti dan sangat dihormati di Jawa, terutama oleh para tuan negeri pagan. la menahan semua orang Moor sehingga mereka semua tidak bisa bertindak lebih jauh lagi. Negerinya memiliki banyak penduduk dan banyak perahu kecil di lautan. Ia adalah pate yang terakhir. Rakyatanya bersifat sederhana seperti [para penduduk] di pegunungan. Mereka patuh pada Guste Pate. Penguasa Blambangan ini amat dimuliakan karena ia menguasai Negeri Cantjam, Panarukan, Pajarakan dan Chande sehingga mereka semua sangat takut padanya. la merupakan putra dari saudara perempuan Guste Pate. la adalah seseorang yang hidup dari hasil panennya. la memiliki banyak kuda di negatinya, jumlah yang jauh Iebih banyak dibandingkan yang dimiliki oleh semua pate di Jawa, termasuk para Moor. Rakyat Blambangan suka berperang. Negerinya kaya. Chanda tidak terlalu penting untuk dibicarakan karena letaknya di pedalaman dan telah direbut oleh Blambangan.

*oleh marselina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Korespondensi Cina Di Hindia Belanda 1865-1949

Korespondensi Cina Di Hindia Belanda, 1865-1949 SIEM TJONG HAN, M.D . Artikel ini merupakan upaya untuk menggambarkan beberapa aspek ...