REKONSTRUKSI
SEJARAH PENGALAMAN HIDUP
Menuliskan sejarah keluarga bisa
membuka peluang untuk melakukan studi serius yang akan memungkinkan dilakukan
penjelajahan tema-tema sejarah tertentu dilihat dari sudut pandang seseorang
yang hanya karena kebetulan pernah hidup dalam suatu kurun waktu tertentu dan
dalam suatu konteks sosial tertentu. Maka melalui biografinya bisa menampilkan
suatu kisah pengalaman hidup selama kurun waktu tersebut.
Biografi dari setiap individu pun
membentuk sebuah spektrum sejarah. Tetapi lebih sebagai suatu wahana untuk
menampilkan suatu zaman, seperti halnya Coucy dalam A Distant Mirror, atau suatu negeri dan alam pikirannya.Demikian
pula penulisan biografi Wong Fook merupakan bagian dari spektrum sejarah
Malaysia dan Singapura –pengalaman pendatang dari orang Cina perantauan. Pengalaman
hidup berbagai individu bisa memperkaya spektrum sejarah, menambah kedalaman
dan jaringan pada berbagai warna. Sejarah yang dilihat dari mata kepala
berbagai individu itu mendapatkan dimensi baru, menjadi lebih mudah dipahami
dan bermakna.
Definisi sejarah hidup adalah suatu
kisah kehidupan yang dilengkapi dengan informasi dari berbagai sumber lain,
seperti wawancara dengan orang-orang lain dan data biografis dari sumber lain.
Maka dapat dikatakan bahwa sebuah biografi bisa merupakan kisah kehidupan kisah
didasarkan pada sistem waktu internal, di mana usia dan langkah-langkah utama
dalam hidup mereka merupakan ukuran yang paling umum digunakan. Bagi laki-laki,
ingatan-ingatan dibangun sekitar pendidikan, karier dan usaha, ketika mereka
masuk atau menamatkan pendidikannya, memulai atau menukar pekerjaan atau usaha,
dan pindah tempat tinggal seperti dari Kanton ke Singapura.
Organisasi adalah prinsip kerja
kedua dalam jenis wawancara yang bebas itu, yang sebenarnya lebih tepat disebut
percakapan. Informasi yang telah diketahui dapat membantu untuk menggali,
membuktikan, menimba isyarat-isyarat dari apa yang dikatakan atau yang
menyebabkan melantur –dengan kata lain, persoalan-persoalan lintas-referensi.
Setiap kelompok sosial, memiliki klik dan faksi, dan sesuai dengan
kebutuhannya, orang melihat dirinya sebagai anggota dari satu atau lebih
subkelompok atau dari kelompok solidaritas yang luas itu.
Keuntungan
dan kerugian dari mengadakan wawancara sebagai seorang anggota dari kelompok
sendiri telah juga dibicarakan dalam wawancara yang dilakukan oleh Lynn A.
Bonfield dengan Arthur M. Schlesinger. Satu orang pewawancara harus melakukan
serangkaian wawancara yang berkaitan agar dapat melakukan uji-silang dan agar
dapat membangun pengetahuan yang dimungkinkan dari satu wawancara ke wawancara
berikutnya.
Menulis Biografi dan
Memoar
Penulisan biografi ini
mencakup beberapa disiplin ilmu, terutama sejarah, atropologi, sosiologi dan
ilmu politik, yang masing-masing memiliki metodologi dengan tujuan yang
berbeda-beda tetapi mengandung banyak kemiripan. Seni penulisan biografi adalah
suatu aliran (genre) tersendiri. Sebuah biografi harus bertujuan untuk memberi
makna pada kehidupan subyek sesuai dengan konteks masyarakatnya, dan kalau bisa
menemukan jati diri orang tersebut. Penulisan biografis dalam arti yang paling
luas mengungkapkan gagasan mengenai tempat dari individu yang bersangkutan
dalam masyarakat, bukan mengenai persoalan yang sesungguhnya yang dihadapi
individu itu.
Wawasan Cina mengenai sikap rendah
hati, keharusan menampilkan sikap rendah diri, menutup diri di hadapan umum,
semua itu menyumbang pada kebiasaan berpikir di mana diri sendiri direndahkan
dan menampilkan diri sebagai bagian dari kelompok dan bukan sebagai individu
terhadap dirinya sendiri. Dalam suatu wawancara, para pengkisah sering dengan
bebas berbicara tentang hal-hal yang jauh jarak kejadiannya –tentang masa
lampau, masa kanak-kanak dan masa muda; mengenai pengalaman bersama seperti
perang; atau mengenai hal-hal yang tidak berkaitan dengan diri seperti
pekerjaan atau partisipasi dalam sebuah organisasi atau kegiatan kelompok
lainnya.
Faktor lain lagi yang menghambat
penulisan biografi adalah keseganan untuk memberi komentar mengenai tindakan
orang lain, atau menilai orang lain. Ini adalah ciri paling umum dalam hampir
semua budaya Asia dan belum lama ini di Cina merupakan suatu penyimpangan yang
diilhami oleh ideologi.
Memoar dan Biografi
Orang-orang Cina di Singapura dan Malaysia
Dalam mempelajari biografi yang
ditulis mengenai orang-orang Cina di Malaysia dan Singapura, kepemimpinan dapat
dikatakan menjadi perhatian utama, dan sebagian besar biografi yang telah
ditulis menyangkut kepemimpinan politik dan masyarakat.
Biografi-biografi Yah Ah Loy, Woi
Nai Siong, dan Wong Fook melukiskan kedatangan migran Cina ke dunia Melayu dan
tanggapan mereka terhadap lingkungan yang baru, termasuk didalamnya pemukiman
para petambang timah di Selangor yang saling berperang, di Sarawak dari Raja
Brooke, atau di kerajaan Johor yang baru dibentuk itu. Biografi mereka memberi
dimensi tambahan pada sejarah dari kerajaan-kerajaan itu.
Lim Bo Seng (1909-1944) adalah
seorang pahlawan perang, sedangkan Tan Jiak Kim (1859-1917), Lim Boon Keng
(1869-1957) dan Song Ong Siang (1871-1941) adalah warga utama di Singapura.
Meeka adalah pemimpin dari suatu kelompok orang Cina yang muncul di tiga buah
kota kolonial, yaitu Malaka, Padang dan Singapura, yang sering disebut-sebut
sebagai Straits Chinese, peranakan
atau Baba. Orang-orang yang dinamakan Straits
Chinese itu merupakan suatu elite yang berfungsi sebagai perantara antara
para pejabat Inggris dan masyarakat Cina pada umumnya.
Tan Kah Kee (1874-1961) yang
perhatiannya tertuju pada peristiwa-peristiwa di Cina melalui Kuomintang yang
reformis dan periode komunis. Aw Boon Haw (1882-1954) adalah salah seorang
pesaing Tan Kah Kee untuk kedudukan sebagai pemimpin msyarakat Cina. Ong Chong
Keng (1904-1948), seorang pemimpin Cina yang mengawali kegiatan politiknya di
masa sebelum perang, adalah seorang dokter yang kemudian ‘diangkat’, baik
sebagai anggota Dewan Legislatif maupun sebagai anggtoa Dewan Ekskulif. Lee
Kong Chian (1894-1967) adalah seorang bankir dan pemilik perkebunan karet yang
memiliki kepentingan bisnis yang luas di Singapura dan Malaysia.
Orang yang paling banyak menjadi
subyek biogafi adalah Tan Cheng Lock (1883-1960), termasuk yang ditulis oleh
putrinya bernama Alice Scott-Ross. Ia dianggap sebagai pemimpin Cina yang
paling utama dari masa pascaperang, karena menjadi sekutu terpercaya dari
pimpinan Melayu semasa perjuangan kemerdekaan dan juga sebagai seorang teman
yang dihormati dari para pejabat Inggris.
Biografi lainnya mengenai Malaysia
Timur adalah dua buku yang ditulis James Wong Kim Min, mantan anggota Lembaga
Legislatif Serawak, Wakil Ketua Sarawak National Party, dan anggota Parlemen.
Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura pertama, yang mendapat perhatian paling
banyak, sekalipun dari karya-karya yang tercatat itu tidak ada yang dapat
disebut sebagai biografi dalam arti sesungguhnya. Latar belakang biografinya
hanya menjadi kerangka untuk menerbitkan pidato-pidato mantan perdana menteri itu.
Biografi-biografi dari para pemimpin Cina tersebut mengemukakan masalah-masalah
yang dihadapi sebuah minoritas etnis yang berusaha menyesuaikan diri dengan
kekuasaan Melayu, tetapi karya-karya mengenai Lee Kuan Yew mencakup masalah
pembangunan bangsa yang lebih luas.
Beberapa penulis seperti James
Minchin menulis tentang Lee Kuan Yew, Victor Morais tentang Tan Siew Sin dan
Yeo Siew Siang tentang Tan Cheng Lock, mengatakan dalam bagian pendahuluan dari
buku mereka, bahwa mereka menggunakan metode wawancara dan Joan Hon yang
menulis mengenai ayahnya Hon Sui Sen, menulis tentang percakapan-percakapan
yang dilakukannya dengan para anggota keluarga mengenai kenangan masa lampau.
Memoar dan otobiografi adalah kisah pribadi. Karena pengkisah menceritakan
pengalaman hidupnya sendiri seperti yang dilihatnya dan menurut
pengertian-pengertian pula, maka tulisan-tulisan semacam ini menampilkan
gambaran yang sangat pribadi sifatnya mengenai kehidupan individu dan merupakan
sumber primer bagi sejarah.
Lim Yew Hoch adalah perdana menteri
Singapura kedua dan setelah pemisahan Singapura dari Malaysia, ia menjabat
sebagai Komisaris Tinggi Malaysia di Australia. Lee Khoon Choy pernah memegang
sejumlah jabatan pemerintahan dan partai yang puncaknya ia menjabat menteri
negara untuk kebudayaan dan kemudian sebagai duta besar untuk Indonesia, Jepang
dan negara-negara lain. Lee Siow Mong adalah seorang pejabat tinggi yang terkenal
karena pernah berbakti di bawah pemerintahan Malaysia maupun pemerintahan
Singapura. Thio Chan Bee tidak pernah menduduki posisi tinggi di bidang
politik, ia adalah salah satu dari pendidik Singapura yang dihormati dan
memoarnya memperlihatkan betapa pentingnya pengaruh di belakang layar yang
dimainkannya bersama beberapa warga negara penting seperti Lee Kong Chian.
Sejumlah
otobiografi yang diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir ini yang menyangkut
tokoh-tokoh dari dunia usaha. Ho Rin Hwa, seorang industrialis yang pernah
berbakti sebagai duta besar Singapura di Thailand, Belgia, Jerman dan EEC,
adalah yang pertama yang melakukannya. Yeo Tiam Siew adalah seorang bankir,
salah seorang anggota generasi pelopor di Overseas-Chinese Banking Corporation
(OCBC).
Dua
buah publikasi patut diperhatikan, yaitu The
Autobiography of Elizabeth Choy Su-Mei, seperti yang diceritakan kepada
Shirle Gordon; dan Scholar, Banker,
Gentleman Soldier: The Reminiscences of Dr Yap Pheng Geck. Kedua buku itu
adalah sejarah lisan. Elizabeth Choy adalah seorang guru dan pahlawan perang
yang mendapat tanda penghargaan karena bantuan yang diberikannya kepada para
tawanan perang Inggris dan yang kemudian menjadi subyek penulisan biografi yang
panjang.
Sejumlah
penulis adalah peranakan yang hidupnya merupakan suatu perpaduan yang khas
antara budaya Cina dan budaya Melayu. Ini adalah suatu gaya hidup yang sedang
menghilang, karena tekanan-tekanan baru dan memoar-memoar Felix Chia, Gwee
Thian Hock, Ruth Ho, N.I. Low dan John Tan berhasil menangkap sebagian dari
semangat peranakan itu. Di antara otobiografi-otobiografi itu, perang dan
kehidupan keluarga agaknya merupakan tema yang selalu muncul dan saling
terjalin, karena penderitaan yang dialami keluarga dalam masa perang adalah
bagian dari narasinya.
Bagian
terbanyak dari biografi tersebut juga menyangkut para pemimpin politik dan
masyarakat dari generasi yang sama. Secara keseluruhan, semua biografi dan
otobiografi tersebut membentuk suatu kumpulan kesusastraan yang menghidupkan
kenangan mengenai suatu zaman yang bergolak dalam sejarah Malaysia dan
Singapura karena ceritanya bergerak dari masa pemerintahan kolonial ke masa
kemerdekaan, dan dari penggabungan ke pemerintahan dengan nasib masing-masing
di masa kemudian.
Pendekatan
biografis menyediakan sejarah lisan dengan salah satu dari metodologinya yang
sangat bermanfaat karena setiap pengalaman individu mempunyai nilai dan
validitasnya sendiri-sendiri. Kisah pribadi, baik lisan maupun tulisan,
membentuk sumber sejarah yang penting dan memberi dimensi kemanusiaan pada
sejarah, karena ini adalah catatan, pengamatan dan refleksi tentang pengalaman
hidup yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar