Sabtu, 30 September 2017

Resume BAB 9 - Rekonstruksi Sejarah Pengalaman Hidup (Penulisan Biografi)



REKONSTRUKSI SEJARAH PENGALAMAN HIDUP
            Menuliskan sejarah keluarga bisa membuka peluang untuk melakukan studi serius yang akan memungkinkan dilakukan penjelajahan tema-tema sejarah tertentu dilihat dari sudut pandang seseorang yang hanya karena kebetulan pernah hidup dalam suatu kurun waktu tertentu dan dalam suatu konteks sosial tertentu. Maka melalui biografinya bisa menampilkan suatu kisah pengalaman hidup selama kurun waktu tersebut.
            Biografi dari setiap individu pun membentuk sebuah spektrum sejarah. Tetapi lebih sebagai suatu wahana untuk menampilkan suatu zaman, seperti halnya Coucy dalam A Distant Mirror, atau suatu negeri dan alam pikirannya.Demikian pula penulisan biografi Wong Fook merupakan bagian dari spektrum sejarah Malaysia dan Singapura –pengalaman pendatang dari orang Cina perantauan. Pengalaman hidup berbagai individu bisa memperkaya spektrum sejarah, menambah kedalaman dan jaringan pada berbagai warna. Sejarah yang dilihat dari mata kepala berbagai individu itu mendapatkan dimensi baru, menjadi lebih mudah dipahami dan bermakna.
            Definisi sejarah hidup adalah suatu kisah kehidupan yang dilengkapi dengan informasi dari berbagai sumber lain, seperti wawancara dengan orang-orang lain dan data biografis dari sumber lain. Maka dapat dikatakan bahwa sebuah biografi bisa merupakan kisah kehidupan kisah didasarkan pada sistem waktu internal, di mana usia dan langkah-langkah utama dalam hidup mereka merupakan ukuran yang paling umum digunakan. Bagi laki-laki, ingatan-ingatan dibangun sekitar pendidikan, karier dan usaha, ketika mereka masuk atau menamatkan pendidikannya, memulai atau menukar pekerjaan atau usaha, dan pindah tempat tinggal seperti dari Kanton ke Singapura.
            Organisasi adalah prinsip kerja kedua dalam jenis wawancara yang bebas itu, yang sebenarnya lebih tepat disebut percakapan. Informasi yang telah diketahui dapat membantu untuk menggali, membuktikan, menimba isyarat-isyarat dari apa yang dikatakan atau yang menyebabkan melantur –dengan kata lain, persoalan-persoalan lintas-referensi. Setiap kelompok sosial, memiliki klik dan faksi, dan sesuai dengan kebutuhannya, orang melihat dirinya sebagai anggota dari satu atau lebih subkelompok atau dari kelompok solidaritas yang luas itu.
Keuntungan dan kerugian dari mengadakan wawancara sebagai seorang anggota dari kelompok sendiri telah juga dibicarakan dalam wawancara yang dilakukan oleh Lynn A. Bonfield dengan Arthur M. Schlesinger. Satu orang pewawancara harus melakukan serangkaian wawancara yang berkaitan agar dapat melakukan uji-silang dan agar dapat membangun pengetahuan yang dimungkinkan dari satu wawancara ke wawancara berikutnya.

Menulis Biografi dan Memoar
            Penulisan biografi ini mencakup beberapa disiplin ilmu, terutama sejarah, atropologi, sosiologi dan ilmu politik, yang masing-masing memiliki metodologi dengan tujuan yang berbeda-beda tetapi mengandung banyak kemiripan. Seni penulisan biografi adalah suatu aliran (genre) tersendiri. Sebuah biografi harus bertujuan untuk memberi makna pada kehidupan subyek sesuai dengan konteks masyarakatnya, dan kalau bisa menemukan jati diri orang tersebut. Penulisan biografis dalam arti yang paling luas mengungkapkan gagasan mengenai tempat dari individu yang bersangkutan dalam masyarakat, bukan mengenai persoalan yang sesungguhnya yang dihadapi individu itu.
            Wawasan Cina mengenai sikap rendah hati, keharusan menampilkan sikap rendah diri, menutup diri di hadapan umum, semua itu menyumbang pada kebiasaan berpikir di mana diri sendiri direndahkan dan menampilkan diri sebagai bagian dari kelompok dan bukan sebagai individu terhadap dirinya sendiri. Dalam suatu wawancara, para pengkisah sering dengan bebas berbicara tentang hal-hal yang jauh jarak kejadiannya –tentang masa lampau, masa kanak-kanak dan masa muda; mengenai pengalaman bersama seperti perang; atau mengenai hal-hal yang tidak berkaitan dengan diri seperti pekerjaan atau partisipasi dalam sebuah organisasi atau kegiatan kelompok lainnya.
            Faktor lain lagi yang menghambat penulisan biografi adalah keseganan untuk memberi komentar mengenai tindakan orang lain, atau menilai orang lain. Ini adalah ciri paling umum dalam hampir semua budaya Asia dan belum lama ini di Cina merupakan suatu penyimpangan yang diilhami oleh ideologi.

Memoar dan Biografi Orang-orang Cina di Singapura dan Malaysia
            Dalam mempelajari biografi yang ditulis mengenai orang-orang Cina di Malaysia dan Singapura, kepemimpinan dapat dikatakan menjadi perhatian utama, dan sebagian besar biografi yang telah ditulis menyangkut kepemimpinan politik dan masyarakat.
            Biografi-biografi Yah Ah Loy, Woi Nai Siong, dan Wong Fook melukiskan kedatangan migran Cina ke dunia Melayu dan tanggapan mereka terhadap lingkungan yang baru, termasuk didalamnya pemukiman para petambang timah di Selangor yang saling berperang, di Sarawak dari Raja Brooke, atau di kerajaan Johor yang baru dibentuk itu. Biografi mereka memberi dimensi tambahan pada sejarah dari kerajaan-kerajaan itu.
            Lim Bo Seng (1909-1944) adalah seorang pahlawan perang, sedangkan Tan Jiak Kim (1859-1917), Lim Boon Keng (1869-1957) dan Song Ong Siang (1871-1941) adalah warga utama di Singapura. Meeka adalah pemimpin dari suatu kelompok orang Cina yang muncul di tiga buah kota kolonial, yaitu Malaka, Padang dan Singapura, yang sering disebut-sebut sebagai Straits Chinese, peranakan atau Baba. Orang-orang yang dinamakan Straits Chinese itu merupakan suatu elite yang berfungsi sebagai perantara antara para pejabat Inggris dan masyarakat Cina pada umumnya.
            Tan Kah Kee (1874-1961) yang perhatiannya tertuju pada peristiwa-peristiwa di Cina melalui Kuomintang yang reformis dan periode komunis. Aw Boon Haw (1882-1954) adalah salah seorang pesaing Tan Kah Kee untuk kedudukan sebagai pemimpin msyarakat Cina. Ong Chong Keng (1904-1948), seorang pemimpin Cina yang mengawali kegiatan politiknya di masa sebelum perang, adalah seorang dokter yang kemudian ‘diangkat’, baik sebagai anggota Dewan Legislatif maupun sebagai anggtoa Dewan Ekskulif. Lee Kong Chian (1894-1967) adalah seorang bankir dan pemilik perkebunan karet yang memiliki kepentingan bisnis yang luas di Singapura dan Malaysia.
            Orang yang paling banyak menjadi subyek biogafi adalah Tan Cheng Lock (1883-1960), termasuk yang ditulis oleh putrinya bernama Alice Scott-Ross. Ia dianggap sebagai pemimpin Cina yang paling utama dari masa pascaperang, karena menjadi sekutu terpercaya dari pimpinan Melayu semasa perjuangan kemerdekaan dan juga sebagai seorang teman yang dihormati dari para pejabat Inggris.
            Biografi lainnya mengenai Malaysia Timur adalah dua buku yang ditulis James Wong Kim Min, mantan anggota Lembaga Legislatif Serawak, Wakil Ketua Sarawak National Party, dan anggota Parlemen. Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura pertama, yang mendapat perhatian paling banyak, sekalipun dari karya-karya yang tercatat itu tidak ada yang dapat disebut sebagai biografi dalam arti sesungguhnya. Latar belakang biografinya hanya menjadi kerangka untuk menerbitkan pidato-pidato mantan perdana menteri itu. Biografi-biografi dari para pemimpin Cina tersebut mengemukakan masalah-masalah yang dihadapi sebuah minoritas etnis yang berusaha menyesuaikan diri dengan kekuasaan Melayu, tetapi karya-karya mengenai Lee Kuan Yew mencakup masalah pembangunan bangsa yang lebih luas.
            Beberapa penulis seperti James Minchin menulis tentang Lee Kuan Yew, Victor Morais tentang Tan Siew Sin dan Yeo Siew Siang tentang Tan Cheng Lock, mengatakan dalam bagian pendahuluan dari buku mereka, bahwa mereka menggunakan metode wawancara dan Joan Hon yang menulis mengenai ayahnya Hon Sui Sen, menulis tentang percakapan-percakapan yang dilakukannya dengan para anggota keluarga mengenai kenangan masa lampau. Memoar dan otobiografi adalah kisah pribadi. Karena pengkisah menceritakan pengalaman hidupnya sendiri seperti yang dilihatnya dan menurut pengertian-pengertian pula, maka tulisan-tulisan semacam ini menampilkan gambaran yang sangat pribadi sifatnya mengenai kehidupan individu dan merupakan sumber primer bagi sejarah.
            Lim Yew Hoch adalah perdana menteri Singapura kedua dan setelah pemisahan Singapura dari Malaysia, ia menjabat sebagai Komisaris Tinggi Malaysia di Australia. Lee Khoon Choy pernah memegang sejumlah jabatan pemerintahan dan partai yang puncaknya ia menjabat menteri negara untuk kebudayaan dan kemudian sebagai duta besar untuk Indonesia, Jepang dan negara-negara lain. Lee Siow Mong adalah seorang pejabat tinggi yang terkenal karena pernah berbakti di bawah pemerintahan Malaysia maupun pemerintahan Singapura. Thio Chan Bee tidak pernah menduduki posisi tinggi di bidang politik, ia adalah salah satu dari pendidik Singapura yang dihormati dan memoarnya memperlihatkan betapa pentingnya pengaruh di belakang layar yang dimainkannya bersama beberapa warga negara penting seperti Lee Kong Chian.
Sejumlah otobiografi yang diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir ini yang menyangkut tokoh-tokoh dari dunia usaha. Ho Rin Hwa, seorang industrialis yang pernah berbakti sebagai duta besar Singapura di Thailand, Belgia, Jerman dan EEC, adalah yang pertama yang melakukannya. Yeo Tiam Siew adalah seorang bankir, salah seorang anggota generasi pelopor di Overseas-Chinese Banking Corporation (OCBC).
Dua buah publikasi patut diperhatikan, yaitu The Autobiography of Elizabeth Choy Su-Mei, seperti yang diceritakan kepada Shirle Gordon; dan Scholar, Banker, Gentleman Soldier: The Reminiscences of Dr Yap Pheng Geck. Kedua buku itu adalah sejarah lisan. Elizabeth Choy adalah seorang guru dan pahlawan perang yang mendapat tanda penghargaan karena bantuan yang diberikannya kepada para tawanan perang Inggris dan yang kemudian menjadi subyek penulisan biografi yang panjang.
Sejumlah penulis adalah peranakan yang hidupnya merupakan suatu perpaduan yang khas antara budaya Cina dan budaya Melayu. Ini adalah suatu gaya hidup yang sedang menghilang, karena tekanan-tekanan baru dan memoar-memoar Felix Chia, Gwee Thian Hock, Ruth Ho, N.I. Low dan John Tan berhasil menangkap sebagian dari semangat peranakan itu. Di antara otobiografi-otobiografi itu, perang dan kehidupan keluarga agaknya merupakan tema yang selalu muncul dan saling terjalin, karena penderitaan yang dialami keluarga dalam masa perang adalah bagian dari narasinya.
Bagian terbanyak dari biografi tersebut juga menyangkut para pemimpin politik dan masyarakat dari generasi yang sama. Secara keseluruhan, semua biografi dan otobiografi tersebut membentuk suatu kumpulan kesusastraan yang menghidupkan kenangan mengenai suatu zaman yang bergolak dalam sejarah Malaysia dan Singapura karena ceritanya bergerak dari masa pemerintahan kolonial ke masa kemerdekaan, dan dari penggabungan ke pemerintahan dengan nasib masing-masing di masa kemudian.
Pendekatan biografis menyediakan sejarah lisan dengan salah satu dari metodologinya yang sangat bermanfaat karena setiap pengalaman individu mempunyai nilai dan validitasnya sendiri-sendiri. Kisah pribadi, baik lisan maupun tulisan, membentuk sumber sejarah yang penting dan memberi dimensi kemanusiaan pada sejarah, karena ini adalah catatan, pengamatan dan refleksi tentang pengalaman hidup yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAPITA SELEKTA SEJARAH INDONESIA : Korespondensi Cina Di Hindia Belanda 1865-1949

Korespondensi Cina Di Hindia Belanda, 1865-1949 SIEM TJONG HAN, M.D . Artikel ini merupakan upaya untuk menggambarkan beberapa aspek ...