PERBANDINGAN
HISTORIGRAFI ZAMAN ABAD PERTANGAHAN DENGAN ZAMAN RENAISSANCE YANG DIBANDINGKAN:
1.
KONSEPSI(PENDAPAT PARA SEJARAWAN)
2.
TOPIK
ATAU TEMA-TEMA PENELITIAN
3.
JIWA
ZAMAN
4.
METODE PENELITIAN
5.
BERIKAN
CONTOH-CONTOH PARA SEJARAWAN DAN MASING-MASING KARYA HISTORIOGRAFI
PENYELESAIAN:
1. KONSEPSI (PENDAPAT
PARA SEJARAWAN)
A. ABAD PERTENGAHAN
B. ABAD RENAISSANCE
2. TOPIK ATAU
TEMA-TEMA PENELITIAN
A. ABAD
PERTENGAHAN
Abad pertengahan juga disebut sebagai “The Dark Ages” atau “Zaman
Kegelapan atau Zaman Kebodohan”. Istilah ini menggambarkan kondisi dan situasi
Eropa pada Abad Pertengahan yang mengalami dekadensi intelektual dan ilmu
pengetahuan di seluruh bidang. Kegelapan juga dimaknai sebagai tertutupnya intelektual
dan rasionalitas manusia oleh dogma agama serta hegemoni gereja. Etnosentris
dan logosentris yang berkembang pesat pada masa Yunani Klasik dan Kekaisaran
Romawi berubah secara drastis menjadi theosentris sehingga segala sesuatunya
harus berlandaskan pada dogma agama dan gereja. Semua yang berasal dari agama
dan kitab suci adalah yang paling benar, dan selain itu adalah bid’ah.
Penggunaan intelektual dan rasionalitas adalah sesuatu yang menyimpang dari
agama dan akan merusak keimanan seseorang. Sains dan ilmu pengetahuan harus dijauhkan
dari kehidupan masyarakat. Sebab, sains dan ilmu pengetahuan mendorong orang
mempertanyakan segala hal termasuk tentang kebenaran agama. Dengan demikian,
kelam dan gelap merupakan sebuah gambaran kehidupan pada Abad Pertengahan
karena akal, rasionalitas, dan ilmu pengetahuan dilarang keras untuk
berkembang. Sementara itu bagi kalangan agamawan, masa ini merupakan abad yang
didambakan karena kehidupan begitu damai dengan berpegang pada dogma agama dan
kitab suci sehingga tujuan hidup adalah menuju kedamaian dan surga.
Situasi kebudayaan seperti ini tidak lepas dari pengaruh “jiwa zaman”
pada waktu itu sebagai berikut.
1. Theosentrisme, yaitu pandangan hidup yang berpusat pada Tuhan. Maksudnya
bahwa kehidupan manusia itu berpusat pada Tuhan, dan Tuhanlah yang mengatur
seluruh hidup manusia baik secara individu maupun kelompok. Dalam hal ini Tuhan
juga mengatur seluruh sejarah manusia.
2. Providensi, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa segala
sesuatu di dunia dan seisinya ini berjalan menurut rencana Tuhan (God Plan).
Sengsara merupakan peringatan terhadap manusia. Faktor Tuhan selalu dikaitkan
dengan segala hal, demikian juga dengan sejarah selalu dikembalikan kepada Tuhan.
3. Yenseitigheit, yaitu pandangan hidup yang mementingkan kehidupan di
alam baka atau akhirat. Atinya yang terpenting dalam hidup ini adalah untuk
mempersiapkan diri demi kehidupan di alam baka.
B. ABAD RENAISSANCE
Renaissans yang secara harfiah berarti kelahiran kembali adalah salah
satu periodesasi Eropa setalah periode klasih dan pertengahan. Renaisans muncul
sebagai akumulasi dogma-dogma gereja yang membatasi bahkan mengekang pola pikir
masyarakat. Dibandingkan dengan jaman abad pertengahan bisa dikatakan tidak ada
studi yang sungguh-sungguh tentang sejarah kuno. Walaupun sebenarnya terdapat
pengaruh penulisan sejarah Yunani terhadap sejarah abad pertengahan, namun
pengaruhnya hanya berpengaruh kepada beberapa penulis saja.
Ciri-ciri historiografi pada abad renaissance :
1. Antroprocentrisme yaitu pandangan yang menempatkan manusia sebagai
pusat dari alam semesta. Lingkungan dalam konteks ini hanya sebagai nilai
instrumental, sebagai objek eksploitasi, dan eksperimen untuk kepentingan
manusia.
2. Sekuler yaitu pandangan hidup yang bersifat keduniawian, segala
sesuatu diukur atau berorientasi kepada kehidupan di dunia yang bersifat
material.
3. Dissegetigheit, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa dalam
kehidupan ini yang terpenting adalah justru dunia yang fana ini. semboyannya
adalah “carpidiem” yang berarti petiklah hari ini.
3. JIWA ZAMAN
A. ABAD PERTENGAHAN
Demikian halnya dengan sejarah historiografi Eropa, periode Pertengahan
merupakan suatu masa setelah masa Yunani dan Romawi. Kondisi masa Pertengahan
yang penuh dogma ikut mewarnai corak penulisan sejarah. Penulisan sejarah pada
masa ini juga memiliki tema dan ciri khusus sebagaimana jiwa zamannya, yakni
theosentris, berpusat pada gereja, dan feodalistis.
a. Theosentris atau Teologis
Theosentris merupakan ciri utama dan pertama dari historiografi Abad
Pertengahan. Pemusatan pada ketuhanan dan kehidupan beragama mendapat bobot
yang besar, atau bahkan bisa dikatakan seluruh kehidupan harus berpusat
padanya. Penulisan sejarah pun akan berkaitan dengan masalah-masalah ketuhanan
dan keagamaan sebagaimana tulisan Augustinus dalam karyanya yang berjudul
Confenssion dan The City of God. Keduanya merupakan fakta dari historiografi
Abad Pertengahan. Penulisan sejarah yang dilakukan tidak akan keluar dari
lingkaran theosentris dan teologis.
b. Pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan berada di biara-biara.
Hal ini merupakan suatu keniscayaan sejarah pada masa Pertengahan.
Gereja mendapat otoritas secara penuh atas keberlangsungan hidup manusia di
dunia. Pada masa ini, biara merupakan tempat para biarawan dan para “bapak”
mengabdikan hidupnya untuk agama. Dalam kompleks tersebut terdapat gereja, perpustakaan,
dan sekolah-sekolah (paroki) serta pusat kajian kebudayaan. Dengan demikian,
praktis orang-orang yang berpendidikan dan memiliki ilmu pengetahuan adalah
para biarawan dan biarawati. Penulisan sejarah pun dilakukan oleh mereka dengan
objek kajian masalah ketuhanan, keagamaan, dan gereja. Persentase penulisan
sejarah dengan obyek tersebut begitu besar secara kuantitaf karena para
sejarawan masa ini adalah para ahli agama dan orang-orang dari gereja.
c. Feodalistis
Feodalistis merupakan fenomena sejarah yang muncul dan berkembang pada
zaman Pertengahan. Sistem kepemilikan tanah dan sewa tanah oleh para tuan tanah
merupakan kegiatan sosial ekonomi yang berkembang. Penulisan sejarah pun juga terkonsentrasi
pada fenomena sosial tersebut. Bagaimana kehidupan sosial, khususnya
stratifikasi masyarakat masa feodalisme, dan respon agama dalam menanggapi
fenomena tersebut adalah masalah-masalah yang menjadi obyek penulisan sejarah
yang penting. Bentuk penulisan sejarah pada era ini terutama memasuki abad ke-9
sudah mengedepankan bentuk naratif. Bentuk penulisan yang naratif merupakan
salah satu ciri yang membedakan hasil penulisan pada masa Pertengahan dengan
masa sebelumnya yakni annals dan cronicles.
B. ZAMAN RENAISSANCE
4. METODE PENELITIAN
5. BERIKAN CONTOH-CONTOH PARA SEJARAWAN DAN
MASING-MASING KARYA HISTORIOGRAFI
A. ABAD PERTENGAHAN
a. Augustinus
Augustinus merupakan seorang penulis yang sangat produktif, terutama dalam hal
teologi. Beberapa karya tulisnya yang kontroversial berkaitan dengan persoalan
masa itu yakni yang berkaitan dengan kaum Pelagian, masih tetap berpengaruh
hingga zaman modern. Di antara karyanya yang sangat berpengaruh dan terkenal
sampai sekarang ini,
adalah:
1. Confessiones, pengakuan (semacam riwayat hidup);
2. De Trinitate , tentang Allah Tri Tunggal;
3. De Natura et Gratia, tentang kodrat dan rahmat;
4. De Civitate Dei, tentang negeri Allah (sebuah buku mengenai masyarakat
Kristiani yang ideal dan hubungan antara negara dan agama, besar pengaruhnya
pada masa Pertengahan);
5. De Quantitate Animae, tentang mutu jiwa.15
6. Confessiones, Buku yang berjudul Confessiones karya Augustinus memiliki
karakteristik sejarah. Buku yang terdiri dari 13 jilid ini terdiri dari dua
bagian besar pembahasan yakni riwayat hidup Augustinus dan pembahasan masalah
keagamaan. Sembilan jilid di antaranya menjelaskan tentang riwayat hidup Augustinus
dari kecil hingga memeluk agama Kristen pada usia 32 tahun sekaligus tentang
ayahnya yang “kafir” dan ibunya yang taat beragama. Sementara yang empat jilid
lebih menjelaskan tentang perjalanan dan pencarian yang dianggapnya sebagai
sebuah kebenaran (masalah keagamaan). Menurut Yusouf Ibrahim, Confessiones
mengisahkan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui penulisnya pada tahap
tertentu dalam kehidupannya. Harapannya buku itu menjadi petunjuk menuju ke
jalan yang benar. Kebenaran yang dimaksud adalah agama Kristen yang kemudian
dianutnya dengan teguh.
BEBERAPA PREMISI/ASUMSI DALAM “CITY OF GOD”
1. Sejarah punya tujuan (seperti manusia hidup).
2. Sejarah bergerak lurus menuju titik terakhir yaitu hari kebangkitan.
3. Titik akhir sejarah itu baik dinamakan progres (kemajuan),
kebajikan.
4. Ada kekuatan eksternal yang menggerakan sejarah.
5. Manusia dapat membedakan beberapa aspek, mementingkan pemahakam
kelemahan nalar.
6. Manusia harus memahami wahyu kitab suci.
7. Wahyu adalah agen aktif dalam sejarah
b. Esebius
Esebius dari Caesaria menulis buku sejarah gereja “church history” yang menceritakan tentang tumbuhnya
gereja secara alami, berbicara
tentang generasi yang persuafif dan keyakinan jenis sejarah yang radical (mengabaikan tradisi klasik). Esebius mendiskripsikan kehidupan religius dan mengajukan pertanyaan tentang eksisitensi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar